Dunia yang Sehat



Oleh Lulu Nugroho*



"Apple Store di seluruh dunia berubah menjadi merah untuk memberi dukungan #WorldAIDSDay. Bersama-sama, kita bisa mencapai generasi bebas AIDS," kata Tim Cook di akun twitternya @tim_cook.

___________________________________________


Dunia tengah memperingati Hari AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome) Sedunia atau World AIDS Day, pada tanggal 1 Desember. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap HIV/AIDS.

Cuitan tentang Hari AIDS se-Dunia inipun menjadi trending topic di linimasa Twitter, dengan tanda pagar #HariAidsSedunia dan #WorldAIDSDay berikut pita merah di dalamnya, sebagai simbol solidaritas dan dukungan internasional bagi orang-orang dengan HIV-AIDS. Sebagaimana tema peringatan untuk tahun 2020 yaitu "Solidaritas Global".

Masyarakat membutuhkan dunia yang sehat, bebas dari HIV-AIDS, maupun penyakit lainnya. WHO menyerukan kepada para pemimpin global, petugas kesehatan dan warga untuk menggalang solidaritas global. Masyarakat pun dapat berkontribusi pada upaya penanggulangan AIDS dan menjadikan dunia tempat yang lebih sehat. (tirto.id, 1/12/2020)

Meski dunia kini sedang dirundung nestapa sebab dilanda pandemi Covid-19, namun HIV-AIDS tetap tidak mau mengalah, atau bergeser dari tempatnya. Ia berusaha mencuri perhatian dunia. Di Indonesia masih menjadi masalah besar sejak 1987, bahkan menjadi momok yang menakutkan, sebagai penyakit yang mematikan. 

Namun demikian layanan pencegahan, pengujian, pengobatan dan perawatan HIV menjadi terganggu terutama di negara-negara dengan sistem kesehatan yang rapuh, karena Covid-19 yang juga berpotensi mengancam nyawa. Sehingga hal ini meningkatkan risiko pada populasi yang rentan terhadap infeksi HIV-AIDS.

Berdasarkan data dari UNAIDS, pada tahun 2020 diperkirakan ada 38 juta orang di seluruh dunia yang positif terinfeksi HIV. Sedangkan menurut data Kementerian Kesehatan terkait penularan HIV-AIDS dan PIMS pada triwulan II Tahun 2020, diperkirakan mencapai 543.100 orang dan 398.784 orang di antaranya telah ditemukan. (Pikiranrakyatcirebon, 1/12/2020)

Walaupun beberapa waktu lalu kasus HIV-AIDS seolah tenggelam, akan tetapi penyebarannya tetap terjadi. Terutama melalui hubungan seksual di dalam dan di luar nikah dengan pengidap HIV-AIDS. Selain itu melalui transfusi darah, jarum suntik yang dipakai oleh pengguna narkoba, serta melalui air susu ibu (ASI).

Karena besar bahayanya, maka perlu usaha yang tidak sedikit. Cara-cara pencegahan disertai hukum yang mengikat dan sanksi yang tegas, harus ditempuh. Kesadaran menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungan juga harus tumbuh melalui edukasi. Hal ini beriringan dengan aktivitas dakwah agar manusia selalu terikat dengan hukum Allah.

Seluruh upaya preventif hingga kuratif tersebut tadi, tidak bisa hanya dilakukan oleh tenaga medis saja, namun dibutuhkan sinergi dari seluruh lapisan masyarakat agar mendapat hasil maksimal. Maka peluang terjadinya kerusakan pun harus ditutup, dan ini merupakan wewenang negara.

Gaya hidup bebas akan terus merajai negeri-negeri muslim, selama masyarakat tidak berpegang teguh pada akidahnya. Konten porno masuk melalui media sosial, bacaan, juga tayangan televisi dan film. Tanpa ketegasan dan kepastian hukum, maka akan terus terjadi pergaulan bebas. Darinya muncul beragam persoalan, di antaranya adalah HIV-AIDS.

Melalui upaya sistemik seperti ini, kasus HIV-AIDS akan tuntas. Jika tidak, drama baru penyebarannya tentu akan semakin menambah beban negeri ini. Tidak cukup hanya dengan solidaritas, jika akar masalahnya belum diselesaikan. Apalagi Covid-19 pun tampaknya belum mendekati akhir, masih akan tayang hingga beberapa episode ke depan. Wallahu ‘alam bish shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak