"The Dip" Para Mukhlisin




Oleh Rengganis Santika

Dalam grup bedah buku karya Om Seth Godin seorang ahli marketing, konsultan bisnis internasional, dengan bukunya "The Dip". Tentu saja yang dibahas beliau dalam kacamata dimensi dunia. Tapi ketika "The Dip" ada ditangan para predator buku ideologis, owobers fiisabilillah, dan para insighter dahsyat, buku kecil mungil imut ini jadi punya sepktrum yang luas..ke rumah tangga, ke teknologi, ke aktivitas dakwah...bahkan masuk ke ruang publik tanpa batas, dengan dimensi dunia akhirat. Inilah menariknya bedah buku di klubuku OWOB (one week one book).

Dalam buku mister Godin menggambarkan tiga buah Kurva. Dan kurva paling ideal, adalah "the dip" (kondisi menurun dulu, kemudian menukik membentuk cekungan (dip) untuk kemudian melesat naik) ini seperti sunatulloh. Hukum Alam yang berlaku pada setiap manusia yang akan dinaikkan derajatnya. Mereka pasti pernah merasakan "the dip" terlebih dahulu, bahkan ekstrim. Ujian dalam dip yang begitu lama dan dalam, tapi kemudian lolos dan melesat naik. Fase Critical point ada di hampir di semua ruang science, fisika, biologi, kimia, begitulah sunatulloh! Titik kritis jadi indikator sebuah bahan atau organisma yang teruji. Unsur Carbon tanpa tekanan tetaplah carbon hitam arang yang dibakar, tapi carbon yang mengalami tekanan ekstrim dan lama..akan berubah jadi intan yang kuat, indah di tempat terbaik.

Jangan mengaku beriman kalau tak ada ujian sebagaimana orang-orang terdahulu. Kekuatan iman berbanding lurus dengan ujiannya. Sedalam dan selama apa dalam ujian, maka critical point (the dip), itulah level keimanan. Kalau hidup aman-aman saja, datar seperti kurva cul de sac, diam di zona nyaman, senang terus mungkin bisa jadi iman kita tak layak dilirik, tak pantas diuji Alloh, bahkan dibiarkan enak hingga menuju jurang (kurva the cliff)...Alloh akan uji manusia dengan harta, karir, bisnis dengan rumahtangganya, anak-anaknya, temannya, lingkungannya. Juga diuji jiwanya, hatinya.... Semua sisi harus teruji sampai dia layak meluncur jadi best in the world..until jannah. Yang amaze dari buku ini, adalah untuk jadi best in the world tak perlu "cetar membahana". Kita tetap bisa the best di  lapangan kita masing-masing dalam mikromarket kita, mereka yang mampu menawarkan apa yang dibutuhkan dan dengan sentuhan berbeda.

Sesungguhnya syetan mencari celah "korban" justru pada mereka yang kata mister Godin berada di "stick with the right stuff" (berada pada jalur yang tepat). Syetan tak perlu susah payah pada jenis orang yang diam di kurva cul de sac atau the cliff (senang namun berujung jurang nestapa). Syetan aman selama mereka (di dua kurva itu) tak berpikir tentang hidupnya.  Mereka pemburu ilmu, Pegiat amal sholeh, bahkan aktivis dakwah, adalah target buruan syetan..celahnya di hati, maka seorang mu'min di ingatkan...Alloh Ta’ala 

“Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An Najm: 32).

Syetan berjanji akan menggoda dari berbagai sisi, mencari titik terlemahnya. Namun Alloh ta'ala pastikan syetan lemah menyerah pada para mukhlisin. Itulah mengapa ikhlas dan showab (benar menurut hukum syara) adalah syarat amal diterima. Ayat diatas tegas! merasa suci, paling benar, lebih berilmu, lebih baik..lebih berstatus..ujub! Sukses menghapus  amal, sehebat apapun perjuangan di"The Dip" bila tak ikhlas terbang bak debu! Sementara "The Dip" para mukhlisin adalah jejak takwa..dihadapan Alloh, 
Wallohu 'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak