Oleh: Atikah Syuhada
Mahasiswi: Teknologi Hasil Pertanian
Setiap manusia pasti tak pernah luput dari khilaf dan dosa. Keterlupaan manusia senantiasa menghantui waktu demi waktu. Terkadang dosa menyergap dikala tubuh letih atau waktu ketika manusia lupa akan pengawasan Allah. Jangan kita merasa aman bahwa hidup kita semuanya dimudahkan oleh Allah, tidak semudah itu. Karena bisa jadi kita sedang dicuekin oleh Allah swt. Ada orang yang merasa diistimewakan oleh Allah. Seperti banyak harta, sukses dari usaha maksiatnya, lulus kuliah dengan sogokan, atau solat sering ditingalkan, tidak mengunakan hijab syari’i atau malah auratnya ia buka, hartanya punya kelebihan tapi digunakan dengan jalan yang salah atau tidak gemar dalam berinfak/bayar zakat, tapi kehidupanya aman dan baik-baik saja. Lalu Allah memberikan dan membiarkan ia memperoleh semuanya, kemudian ia merasa istimewa dihadapan manusia yang lain.
Apa itu yang kita maksudkan bahwa kita sedang diistimewakan oleh Allah? ataukah kita menganggap bahwa Allah tidak benci-benci amat sama kita?
Justru ketika seorang hambah sedang melakukan dosa setelah itu Allah biarkan saja sampai ia melakukan dosa tersebut dan tidak ada masalah apa-apa setelah ia berbuat dosa, sesunguhnya Allah sudah tidak lagi perhatian sama dia tapi justru malah sebaliknya dirinya sedang dicuekin Allah.
Seorang hambah ketika masih dikasih perhatian oleh Allah maka ketika dia berbuat salah Allah akan menegurnya supaya dia insyaf terus kembali kepada Allah.
Emang sih, dalam penghidupan kita ada sesuatu yang kasatmata kita pandang, pun ada sesuatu yang rumit kita cerna dalam penglihatan maupun pendengaran kita. Pada dewasa ini, orang-orang lebih mengutamakan kemewahan dibanding membangun hubungan spiritualnya yang dibangun dari dalam diri manusia dengan kedekatannya kepada Allah.
Tahu nggak, temen-temen. Sebab dari sistem sekuler dan program sekularisasi ini yang terjadi dibelahan dunia manusia lebih mengutamakan yang terindera saja. Misal, kalau temen-temen nanya kenapa sih anak jaman sekarang ini sukanya nge-tik tok?
Disisi lain mereka sama sekali nggak pernah mikirin gimana cerita hidup mereka di akhirat kelak. Padahal arah kehidupan hanya dua jalan saja, kalau bukan jalan menuju surga yah berarti jalan menuju neraka-Nya Allah. Iya kan? Tetapi mereka lebih mengutamakan kenikmatan langsung di dunia yang fana dibandingkan janji kenikmatan dari Allah yang abadi di Surga-Nya. Sekali lagi itu karena sudah jelas kenikmatannya janji akhirat bagi mereka omongan belaka, sebab sejatinya manusia melupakan dua hal ini mengenai fakta. Ada fakta materi dan fakta non-materi.
Bila sudah sampai pada keadaan dicuekin Allah ini adalah sesuatu yang bahaya, Allah membiarkan orang itu melakukan apa saja dengan kekuatan dan kemauan dia, tetapi Allah tidak Ridho dengan apa yang ia lakukan itu. Keadaan inilah yang disebut istidraj.
Ketika Allah masih sayang pada hambanya, saat ia salah Allah tegur, kalau ia salah Allah masih beri kesempatan, kalau ia salah Allah beri ujian agar supaya ia sadar dan insyaf lalu ingin berubah dalam hidupnya. Sebenarnya, bila Allah masih beri ujian, kesusahan, teguran, musibah, berarti Allah masih perhatian padanya. Tetapi jika ada orang-orang yang berdosa lalu Allah membiarkan begitu saja tanpa ujian dan teguran, hidupnya baik-baik saja, aman dan semacamnya, perlu diketahui bahwa sebenarnya Allah sedang cuekin dia dan Cueknya Allah, adalah seburuk-buruknya seorang hambah.
Dalam Surah at-Taubah [9]:1, Allah sebenarnya melontarkan kata-kata cuek kepada mereka yang abay dengan perjanjian Allah dan Rasul,-Nya ketika itu.
Allah swt. Berfirman :
بَرَآءَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّم مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ[]
“(inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).
Makna kata Bara,atum dalam ayat diatas Allah menyatakan cuek kepada mereka, Allah seakan-akan mengatakan “terserah elo deh”. Allah tidak peduli lagi dengan apa yang mereka lakukan, tetapi dengan begitu mereka tetap memperoleh hak mereka dengan harta, hiasan dunia dan lainnya.
Sehingga kehidupan mulia, baiknya senantiasa mengingat Allah disetiap tarikan nafas kita. Mengingat kembali kesalahan-kesalahan, pernahkah perasaan itu muncul tatkala kita berbuat salah/dosa kepada Allah, adakah ketakutan yang kita rasakan saat berbuat tanpa awasan syariat Allah. Karena bisa jadi kehidupan yang nikmat itu tidak mengundang ridho Allah tetapi justru mendatangkan murka Allah dengan cueknya.
Bila ujian, rasa was-was karena maksiat, musibah, maupun kesusahan yang menerpa kita saat sudah menjalankan perintah Allah tetaplah istiqomah dan berhuznudzon kepada Allah, bisa jadi itu adalah jalan keluar dari semua masalah kita. Dan menjaga hubungan dari sebuah kedekatan itu dengan senantiasa mengingat Allah disetiap waktu, suka maupun duka, agar Allah tak cuek lagi pada kita.[]
Allah SWT berfirman :
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ[]
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. ar-Ra’d [13]:28)
Pada ayat diatas menjelaskan bahwasanya orang-orang yang senantiasa mengingat Allah di kala senang maupun susah, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yg memiliki jiwa-jiwa yang tentram.
Waulahualambisawab.
Tags
Opini