Oleh: Pitri Rosada
Utang Indonesia bertambah lagi. Bahkan jumlahnya cukup besar dalam waktu yang relatif berdekatan atau tak sampai dua minggu.
Totalnya utang baru Indonesia yakni bertambah sebesar lebih dari Rp 24,5 triliun. Utang baru tersebut merupakan kategori pinjaman bilateral. Rincian utang luar negeri itu berasal dari Australia sebesar Rp 15,45 triliun dan utang bilateral dari Jerman sebesar Rp 9,1 triliun. (kompas)
Saat ini utang Indonesia mengalami ledakan yang besar. Pasalnya total utang Indonesia bertambah lebih dari Rp 24,5 triliun rupiah. Jumlah yang sangat fantastis dengan waktu yang sangat dekat yaitu tak sampai 2 minggu. Dengan rincian utang luar negeri yang berasal dari Australia sebesar 15,45 triliun dan dari Jerman sebesar 9,1 triliun.
Ledakan utang ini bukanlah sesuatu yang harus dibanggakan dengan alasan dapat membantu masyarakat serta membantu dalam menangani pandemi Covid-19. Justru sebaliknya ledakan utang yang semakin besar merupakan bukti gagalnya pemerintah dalam mengelola SDA dan kekayaan negeri.
Padahal Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alamnya. Mulai dari hutan, pertambangan batu bara, minyak bumi, lautan, gas alam. Jika semua kekayaan tersebut dikelola dengan benar oleh negara sendiri dan bukan dikelola oleh pihak asing. Maka hasil dari pengelolaan dan pemasukan negara akan cukup menangani pandemi Covid -19 bahkan juga cukup memberikan jaminan bantuan kepada masyarakat serta memberikan hak kebutuhan kepada seluruh elemen, mislanya siswa, para pekerja, buruh, guru, dan masyarakat lain yang membuatuhkan. Khususnya masyarakat yang terkena dampak Covid-19.
Pada sistem kapitalis tidak heran jika negara yang menerapkannya akan terus mengandalkan hutang. Pada bulan juli, 2020 saja data yang dirilis Bank Indonesia utang luar negri sebesar 409,7 miliar dolar AS atau sekitar rp 6.063,56 triliun (kurs Rp 14.800 per dolar AS) dengan rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 38,2 persen.(muslimah news,25/10/2020).
Jika dilihat data utang yang terus bertambah dari tahun ke tahun serta dari tiap pergantian presiden. Maka kita terus bertanya-tanya kenapa utang indonesia tidak pernah terselesaikan dan terus bertambah angkanya. Maka artinya ada yang salah dalam sistem yang kita pakai sekarang.
Jika dibandingkan dengan sistem kapitalisme-demokrasi yang gagal justru sistem Islam memiliki cara efektif dan praktis dalam mengatasi ledakan utang
Dalam Islam dikenal dengan khilafah yang meupakan sistem kepemimpin Islam yang mengurusi urusan negara, politik, ekonomi, pendidikan, serta seluruh yang berkenaan dengannya termasuk dalam menuntaskan persoalan utang.
1. Dalam Klkhilafah utang negara dan utang swasta tidak bisa disamakan, jika yang memiliki utang adalah pihak swasta maka negara tidak akan membayar utang tersebut, pihak swastalah yang sendiri membayar utangnya.
2. Jika utang swasta yang terlanjur negara terlibat dalam membayarnya, di karenakan utang tersebut ada sebelum munculnya khilafah. Maka Khilafah akan membayar sisa cicilanya saja barupa cicilan utang pokok bukan bunganya.
Karena di dalam syariat Islam sendiri jelas mengharamkan bunga/riba.
Firman Allah Swt, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang beriman.” (QS al-Baqarah [2]: 278)
3. Dalam melunasi cicilan pokok Khilafah akan menempuh berbagai cara untuk meringankan bebannya yaitu dengan lobi agar pihak pemberi utang bersedia memberikan cut-off bila cara ini gagal untuk mengurangi tekanan beban pembayaran dalam jangka waktu yang amat pendek bisa meminta jualan Pembayaran utang yang lebih leluasa waktunya).
4 hutang sebelumnya akan dibayar negara dengan mengambil seluruh harta kekayaan yang dimiliki secara tidak sah oleh rezim sebelumnya beserta kroni-kroninya.
5. Hutang luar negeri yang dipikul swasta baik perorangan maupun perusahaan dikembalikan kepada mereka untuk membayarnya bisa dengan menyita dan menjual aset perusahaan yang mereka miliki.
Dengan melihat fakta bertambah besarnya angka utang ini menunjukan bahwa sistem kapitalis demokrasi adalah sistem yang gagal dan salah sebab dalam sistem ini negara berhutang dengan sistem bunga sedangkan dalam Islam sendiri adalah haram.
Sebenarnya ledakan hutang yang terjadi saat ini memang berbahaya, namun perlu kita lihat apa penyebab ledakan hutang ini, tentunya penyebab ledakan hutang inilah yang merupakan bahaya yang lebih besar. Karena angka hutang yang semakin besar ini disebabkan karena sistem kapitalisme yang sekarang diterapkan. Maka untuk menyelesaikan masalah utang yang begitu besar tidak lain hanyalah mengganti sistem kapitalisme menjadi sistem Islam. Sistem yang memiliki aturan berdasarkan apa yang diturunkan oleh Allah yaitu syariat Islam. Sistem yang terbukti mampu membawa masyarakat pada kemakmuran
Wallahu a'lam