Tipu-Tipu Rezim Demokrasi Mengklaim Keberhasilan Penanganan Pandemi



Oleh : Maira Zahra*


Ikrar janji yang terucap melalui lisan mereka para pemimpin negeri, apakah sudah sepenuhnya mereka menjalankan janji-janji yang sudah mereka langitkan, dengan Al-Qur'an menjadi saksi atas ucapan mereka? 

Ketika Al-Qur'an menjadi sumpah atas janji-janji mereka, atas ucapan-ucapan manis mereka, demi menyakinkan masyarakat bahwa mereka kan menjalankan atas setiap janji yang mereka lontarkan dahulu dihadapan Al-Qur'an. Jikalau kita mencerna apa yang terjadi dikemudian hari pasca ikrar janji dari mereka yang terpilih menjadi pemimpin. 

Pertanyaannya, apakah angka kemiskinan sudah turun ataukah bertambah naik? Apakah kehidupan masyarakat sudah sejahtera, aman, tentram dan terkendali? Dan apakah benar-benar mereka telah merealisasikan semua janji-janjinya? 
Jawab pertanyaannya dalam hati. Hayati dan lihat kondisi di sekeliling kita, di kota kita, di provinsi kita, dan negara kita. 

Hidup dalam kubangan sistem kronis yakni demokrasi, maka kita tidak akan dapati kehidupan yang adil dan makmur. Justru pengkhianatan dan ketidakadilan kan terus merongrong dalam rongga kehidupan kita saat ini. Kehidupan seperti ini akan terus berpacu bilamana sistem itu bukan dari Islam. 

Pemimpin yang lahir dari buah demokrasi, mereka tidak akan pernah sungguh-sungguh mewujudkan kemaslahatan rakyat. Tapi hanya berusaha mempertahankan kursi dengan     make-up politiknya. 
Terkait undangan dari WHO kepada Indonesia, Menkes (Menteri Kesehatan) Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa isi undangan tersebut memuat ucapan keberhasilan Negara Indonesia dalam menangani wabah Covid-19. 
Epidemiolog dari Griffith University di Australia Dicky Budiman tak yakin undangan Badan Kesehatan Dunia (WHO) kepada Menkes Terawan Agus Putranto terkait keberhasilan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Menurutnya dari isi surat undangan yang didapatnya, tidak ada pernyataan keberhasilan Indonesia dalam pengendalian pandemi. Undangan tersebut hanya mengakui keberhasilan indonesia dalam menerapkan kegiatan intra-aksi (intra action review/IAR) Covid-19. 

Dikutip dari Kompas.com
Pemerintah terlalu overklaim, melebih-lebihkan padahal kenyataannya bukanlah seperti itu. Tak ubahnya mereka hanya membumbui perkataan manis mereka, supaya terlihat bahwa mereka tengah berhasil menangani wabah atas hasil jeri payah mereka. Namun nyatanya, itu hanya sekedar overklaim semata. 

Dari menteri hingga presiden tengah sibuk mengolah data, kata dan informasi untuk mengklaim bahwa kesemua ini merupakan usaha dan jeri payah dari pemerintah sehingga berhasil menangani Pandemi dengan bijak dan efektif.

Jangan mudah terpengaruh dengan tipuan muslihat dari sistem demokrasi, yang sudah nyata-nyata telah membohongi dan mengkhianati kita selama ini. Kebohongan demi kebohongan  yang mereka buat untuk menutupi segala bentuk sifat buruk dari diri demokrasi. 
Wallahu A'lam bishowwab

*Komunitas Millenials Perindu Surga
Tulungagung 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak