Sri Gita Wahyuti A. Md
Aktivis Pergerakan Muslimah dan Member AMK
Bulan Rabiulawal adalah bulan dimana Rasulullah Saw, manusia mulia dan pilihan lahir ke dunia. Beliau adalah sosok manusia sempurna dan maksum. Dialah sosok Nabi terakhir yang kepadanya turun wahyu. Kelahirannya merupakan wujud kasih sayang Allah yang dianugerahkan kepada manusia dan alam semesta.
Kelahiran Nabi Muhammad Saw. memiliki makna yang sangat agung. Kehadirannya benar-benar menjadi rahmat bagi alam ini. Karena itu beliau menyandang gelar sebagai Nabiy ar-Rahmah yang menjadikan beliau sangat istimewa dibanding manusia lainnya.
Seorang ulama Makkah, Al-‘Allamah Sayyid Muhammad ‘Alwi al-Maliki, mengatakan,
"Andai tak ada kelahiran Nabi Saw. tentu tak akan pernah ada umat Islam. Andai tak ada kelahiran Nabi Saw. tentu tak akan pernah ada dunia ini.”
Para Sahabat sangat besar cintanya kepada Rasulullah Saw. melebihi kecintaan mereka kepada diri dan anak-anak mereka.
Sesungguhnya mencintai dan mengagungkan Nabi Muhammad Saw. merupakan konsekuensi keimanan seorang hamba kepada Allah SWT dan juga akan menjadi bekal untuk dapat menghuni surga-Nya kelak.
Dari Anas bin Malik ra, seorang Arab berkata kepada Rasulullah Saw. “Kapan Hari Kiamat ?” Rasulullah Saw. balik bertanya kepadanya, “Apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi Hari Kiamat?” Dia berkata, “Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.” Beliau bersabda, “Engkau bersama dengan yang engkau cintai.” (HR Muslim, An-Nasa’i, Al-Bazzar dan Ibnu Khuzaimah).
Cinta kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya mengharuskan kita mengikuti apa yang dikehendaki oleh Sang Khalik Al Mudabbir dan senantiasa meneladani Rasulullah dalam setiap perbuatan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 31 yang artinya,
“Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Allah SWT juga berfirman dalam dalam Al-Quran surat al-Hasyir ayat 7 yang artinya, “Apa saja yang Rasul bawa kepadamu, maka ambillah. Apa saja yang dia larang atas kalian, maka tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sungguh Allah amat keras hukumannya.”
Ayat-ayat ini memerintahkan kita untuk meneladani Rasul Saw dalam seluruh aspek kehidupan, baik aspek akidah, Ibadah, akhlak, syariah dan juga dalam aspek Pemerintahan.
Ibnu Katsir menjelaskan maksud ayat ini: Apa pun yang beliau perintahkan kepada kalian maka kerjakanlah, dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah"
Jadi jelaslah bahwa kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya haruslah dibarengi dengan menerapkan syariah-Nya secara kaffah.
Wallahua'lam bishshawwab