Oleh: Sayyid Ibadurrahman
(Komunitas Remaja Kuy Hijrah)
10 November kemarin baru saja kita memperingati hari pahlawan. Menurut saya pahlawan itu adalah sosok yang berani, rela berkorban membela kebenaran melawan kejahatan dan tak takut untuk berbeda.
Nah sahabat hijrah punya pahlawan favorit apa tidak?
Jangan-jangan pahlawannya tokoh superhero Marvel Cinematic Universe seperti Iron Man, Capten Amerika, Hulk, Black Phanter atau bahkan Tanos.
Bagi penggemar Naruto bisa jadi pahlawannya sosok Naruto dan kawan-kawannya atau toko penyihir Harry Potter yang pemberani menyelamatkan kawannya dari Voldemort?
Sadar nggak sih kalau itu semua adalah pahlawan fiktif alias hasil khayalan sang penulis cerpen.
Produser film tuh memang getol sekali menciptakan tokoh-tokoh fiksi yang biasanya mempunyai kekuatan melebihi manusia biasa untuk memperbaiki dunia. Wajar lah, soalnya kejahatan di dunia nyata semakin hari semakin parah dan makin merajalela seperti korupsi, pacaran, pelecehan hingga aborsi, begal jalanan, geng motor, pembunuhan dan masih banyak lagi.
Karena merasa nggak kunjung ada solusinya, nggak ada jalan keluar dan merasa nggak bisa ngapa-ngapain dengan kekacauan ini, akhirnya mereka menciptakan superhero fiksi untuk memenuhi ekspektasi mereka meskipun hanya khayalan
Biang keroknya adalah kehidupan sekuler itu sendiri yang sok-sokan nggak mau diatur sama Allah dan malah bikin aturan sendiri. Padahal ada aturan Allah yang Maha Sempurna yang bisa membawa rahmat dan keselamatan bagi seluruh alam.
Ditambah lagi banyak penguburan sejarah yang membuat kita jadi makin bingung siapa yang pantas dijadikan pahlawan. Oleh karena itu mending kita cari pahlawan yang pasti-pasti aja.
Sosok pahlawan nyata dan pemberani menurut saya adalah Muhammad Al- Fatih, beliau sudah diangkat menjadi Sultan ketika usianya baru menginjak 12 tahun. Mendapat julukan Al-Fatih atau sang penakluk karena telah berhasil menaklukkan konstantinopel dan dilakukan pada saat usianya masih 21 tahun. Wow amazing bukan?
Beliau juga disebut dengan Kaisar Romawi karena mewarisi kerajaan Romawi. Beliau juga dikenal dengan Tuan dua benua dan dua lautan karena menguasai Anatolia dan Balkan serta merajai laut Aegea dan Laut Hitam.
Al-Fatih bisa menjadi sosok luar biasa seperti itu karena keagungan sistem Khilafah itu sendiri. Beliau dididik dan dimotivasi oleh Ulama untuk mewujudkan janji Rasulullah tentang penaklukan Konstantinopel.
Dalam sistem Khilafah anak kaum Muslim di didik membentuk kedisiplinan diri. Seperti Al-Fatih dididik dengan aturan atau hukum Islam tanpa terkecuali. Khilafah mendidik generasi sehingga memiliki kebiasaan untuk memperhatikan, memahami serta mengamalkan setiap perintah dan larangan Allah. Khilafah juga sangat mementingkan belajar dan menghormati proses belajar.
Dulu Al-Fatih pernah dipukul rotan oleh gurunya saat enggan mengikuti titahnya. Tak ada kata mudah dalam belajar sebaliknya belajar itu pahit. Tapi lebih baik kalian merasakan pahitnya belajar daripada merasakan pahitnya kehidupan karena kebodohan.
Untuk belajar dibutuhkan bimbingan para ulama atau guru. Di tangan merekalah akan tumbuh dan lahir generasi hebat seperti Muhammad Al- Fatih dan yang lebih penting khilafah akan benar-benar menyediakan sarana prasarana yang lengkap dan kurikulum pendidikan yang berbasis aqidah serta gratis.
Khilafah akan mencetak generasi yang cerdas dalam bidang keilmuan dan juga memiliki keimanan yang kokoh. Mereka akan berkontribusi menciptakan berbagai karya dan penelitian demi kemaslahatan umat. Khilafah juga akan membentuk kecerdasan politik. Contoh hasil didikan khilafah salah satunya seperti Al-Fatih yaitu sosok yang peduli dengan kondisi umat, tidak akan berpangku tangan menanti perubahan tapi menjadi bagian dari perubahan, menjadi pahlawan yang sesungguhnya yakni pembela kebenaran yaitu Islam dan melawan kejahatan yaitu kezaliman. Jadi sosok pahlawan Islam inilah yang pantas dijadikan teladan.
Namun hanya dengan Khilafah pahlawan seperti ini akan terwujud. Pahlawan nyata agen perubahan, pembela kebenaran melawan kejahatan bukan pahlawan fiksi hasil khayalan orang Barat.
Wallahu a'lam