Sampah Menggunung, Siapa Yang Menanggung?



Oleh: Ummu Nida

Air adalah salah satu unsur  penting bagi kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Hampir dua pertiga bumi adalah wilayah perairan. Sebagai sumber kehidupan, keberadaan air sudah seharusnya kita jaga terutama dari unsur pencemaran. Salah satu sumber air yang dapat memenuhi hajat hidup manusia adalah air kali. Namun sungguh disayangkan kondisi air kali di banyak daerah  
saat ini sudah banyak yang tercemar, di Kali Bekasi misalnya. 

Kondisi air Kali Bekasi yang tercemar menyebabkan suplai air PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi terganggu.  Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Bekasi Sajekti Rubiah mengatakan, mulanya air kali tercemar limbah rumah tangga dan pabrik. Akibat dari tercemarnya air kali, kondisi PDAM Tirta Patriot yang tersalurkan ke warga Bekasi berbusa dan berbau (JPNN.com, 12/11/2020).

 Hal ini diperkuat dengan adanya fakta tumpukan sampah yang ada Kali Jambe, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Sampah rumah tangga menumpuk dan menutup aliran badan kali. Terlihat lautan sampah sepanjang 300 meter menumpuk dan menutupi badan kali yang letaknya bersampingan dengan ruas Tol Jakarta-Cikampek (JPNN.com,16/11/2020).

Pemerintah Kota Bekasi mengkalim tumpukan sampah ini merupakan limbah domestik perumahan  warga seperti plastik, styrofoam dan lain sebagainya sehingga menutupi aliran sungai. Selain itu, tingkat konsumsi masyarakat yang cenderung tinggi dan sistem pengelolaan sampah yang belum mapan menjadi masalah utama bagi warga di wilayah perkotaan tak terkecuali Kota Bekasi.

Sampah memang menjadi salah satu permasalahan yang terus ada dan belum mendapatkan penanganan yang serius oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. 
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, timbunan sampah saat ini mencapai 2.700-2.900 ton/hari. Sementara, yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Burangkeng sekitar 800-900 ton/hari. Tingkat pelayanan sampah yang dibuang ke TPA sekitar 42-45%.(Beritasatu.com,23/11/2020).

Fenomena sampah ini jika tidak mendapatkan penanganan yang serius akan menjadi bom waktu bagi masyarakat. Akan banyak permasalahan yang timbul, mulai dari pencemaran air, udara, tanah, bahkan banjir. Upaya yang dilakukan pemerintah daerah saat ini adalah  mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah di kali dan melakukan pengerukan sampah serta membuat kebijakan plastik berbayar. Namun kebijakan ini dinilai masih bersifat tentatif (sementara) bukan solusi yang menjangkau akar masalahnya. 

Dalam Islam, sampah merupakan tanggung jawab semua. Mulai dari tingkat individu, kelompok masyarakat serta negara. Pada tingkat individu, Islam mendorong kesadaran dan memberikan pemahaman akan pentingnya hidup bersih. Karena kebersihan atau kesucian itu bagian dari iman Sebagaimana hadits Rasulullah saw. 

_"Kesucian sebagian dari iman"._*(H.R. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).*

Pengurangan sampah secara individual ini dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri serta mengurangi konsumsi. Yaitu dengan mengonsumsi segala sesuatu secukupnya saja dan tidak berlebihan. 

Pada tingkat kelompok masyarakat, pengelolaan sampah  bisa dilakukan secara gotong royong atau ta'awun, yakni bekerja sama dalam kebaikan. Caranya dengan mengelola sampah bersama-sama, memisahkan sampah organik dan non organik. Sampah organik bisa digunakan sebagai pupuk atau didaur ulang untuk sampah non organik. 

Peran pemerintah dalam pengelolaan sampah juga sangat diperlukan, tidak cukup hanya dilakukan oleh individu dan kelompok masyarakat saja. Kondisi masyarakat yang heterogen dan adanya industri-industri yang beragam tentu akan menghasilkan sampah yang beragam pula. Mulai dari sampah plastik sampai limbah berbahaya lainnya yang membutuhkan penanganan khusus dan campur tangan pemerintah dalam mengelolanya.

Pemerintah dapat mengedukasi masyarakat bahwa pengelolaan sampah yang baik merupakan amal shalih yang dicintai Allah SWT. serta menyampaikan bahwa manusia sebagai _Khalifah fil'ardh_ memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup.

Pemerintah juga memastikan keberadaan sistem dan instalasi pengelolaan sampah yang tidak dapat dilakukan oleh individu dan kelompok masyarakat. Menyediakan dana yang cukup untuk pengelolaan sampah, serta mendorong para ilmuwan untuk menciptakan teknologi pengelolaan sampah yang baik serta ramah lingkungan. Selain itu negara juga dapat mendorong para ahli dan dunia industri untuk berinovasi menghasilkan  kemasan produk yang bisa meminimalkan sampah. Dengan semua upaya ini diharapkan bumi kita akan tetap terjaga kelestariannya.

 Wallahu 'alam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak