(Oleh : Rantika Nur Asyifa)
Setelah kembali tiba di Indonesia, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyeruhkan revolusi akhlak.
Habib Rizieq Syihab, yang dikenal sebagai oposisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyuarakan untuk mendukung pemerintah. Namun, dengan syarat, pemerintah mendukung Revolusi Akhlak.
"Saya tanya, kalau pemerintah melakukan revolusi akhlak, dukung tidak? Dukung tidak? Catat ini, sebarkan, biar pemerintah dengar. Kami siap mendukung Anda kalau Anda melakukan revolusi akhlak. Kalau Anda besok berbuat adil, kalau Anda besok menegakkan keadilan, kalau Anda mengubah segala kezaliman ini menjadi ketaatan kepada Allah, kami siap menghormati Anda, kami siap tunduk kepada aturan Anda," ucap Habib Rizieq di depan pengikutnya dalam tayangan YouTube FrontTV, Rabu (11/11/2020).
Namun, menurut Rizieq, jika pemerintah tidak melakukan revolusi akhlak, Rizieq dan pengikutnya akan melawan segala ketidakadilan. Rizieq menyebut perlawanan akan dilakukan di seluruh Indonesia. Habib Rizieq menyebut pihaknya sudah memperhitungkan segala risiko. Mereka pun rela mati demi melakukan revolusi akhlak.
"Ini yang kita maksud revolusi akhlak. Kita tidak peduli apa pun risikonya. Risikonya paling tinggi mati. Paling tinggi apa. Orang berjuang mati, nggak... nggak berjuang apa? (Mati). Orang sakit mati, yang nggak sakit? (Mati). Orang kena Corona mati, yang nggak kena Corona? (Mati). Yang dimusuhin rezim mati, yang nggak dimusuhin? (Mati). Yang miskin mati, yang kaya? (Mati). Jadi nggak usah takut, mati itu bukan akhir segalanya. Mati itu awal kehidupan kita di akhirat untuk mempertanggungjawabkan segala amal kita di dunia ini," Jelasnya, (detiknews.com, 12/11/2020).
Mengenai hal tersebut, Ketua Persiapan Pendirian Partai Ideologis (Masyumi Reborn) Masri Sitanggang menyambut baik ajakan itu. Ia menilai ajakan yang dilakukan oleh Habib Rizieq ini merupakan sebuah revolusi peradaban.
“Ini merupakan suatu revolusi peradaban sebenarnya kalo kita bicara revolusi akhlak,” kata Masri dalam diskusi secara virtual yang disiarkan dalam YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data, Sabtu (14/11/2020).
Masri menekankan, diperlukan pekerjaan yang luar biasa dalam melakukan revolusi ini. Namun demikian, ia melihat revolusi peradaban ini sudah mempunyai dasar kontruksi yang jelas bukan berdasarkan kemauan manusia atau masyarakat tertentu.
“Tetapi adalah atas dasar nilai universal yang ditetapkan oleh Allah,” bebernya, (okenews.com, 14/11/2020).
Disamping itu, arti dari Revolusi Akhlak, telah dijelaskan oleh Habib Rizieq sendiri. Dikutip dari laman Detiknews.com, 10 November 2020. Habib Rizieq menjelaskan kepada jemaahnya pengertian revolusi sebagai perubahan secara cepat dan mendasar. Jika perubahan itu dilakukan secara perlahan, bukan revolusi.
"Dengar kata revolusi, wah, kalang kabut lagi. Revolusi, revolusi, revolusi. Revolusi itu perubahan drastis dan mendasar. Jadi kalau perubahan drastis itu, kemarin tukang bohong, hari ini perubahan drastis, nggak tukang bohong lagi," kata Rizieq kepada jemaahnya seperti dalam akun YouTube FPI, Front TV, Selasa (10/11/2020).
Ia menyadari ada beberapa istilah soal revolusi, dari revolusi budi pekerti sampai revolusi mental. Namun dia akhirnya memilih revolusi akhlak.
"Kenapa dipilih revolusi akhlak, kenapa bukan revolusi moral, revolusi budi pekerti, revolusi mental? Karena kata akhlak itu dipakai oleh Nabi kita Muhammad SAW. Nggak ada kata lebih baik dipilih kecuali kata yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW," jelasnya.
Selain itu, terkait wacana revolusi akhlak, Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto menegaskan hal itu harus disertai dengan revolusi iman atau akidah.
"Revolusi akhlak ini harus disertai atau didasari dengan revolusi iman atau revolusi akidah," ujarnya dalam FGD #13 PKAD: Revolusi Akhlak, Apa dan Bagaimana?, Sabtu (14/11/2020) di kanal Youtube FRONT TV.
Menurutnya, revolusi iman atau akidah itu akan berperan penting dalam membentuk cara pandang umat terhadap kehidupan dunia. Ia mengungkapkan bahwa cara pandang terhadap kehidupan dunia merupakan jawaban tuntas atas tiga pertanyaan mendasar, yaitu dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup, dan akan ke mana kita akan kembali?
Lebih lanjut ia mengungkapkan, kehidupan kita di dunia itu sangat sebentar. Ia mengutip sebuah hadis gambaran kehidupan yang pernah disampaikan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Rasulullullah SAW bersabda, "Tidaklah kita semua hidup di dunia kecuali sperti seorang pengendara yang bernaung sebentar di bawah pohon, istirahat lalu berlalu."
Ia mengatakan, karena hidup kita di dunia ini hanya sebentar maka haruslah ada seauatu yang penting kita persiapkan untuk menyongsong kehidupan akhirat kelak. "Nah itulah semestinya yg menjadi fokus perhatian kita. Apa itu? Allah SWT mengabarkan kepada kita yaitu berbekallah kalian dan sebaik-baik bekal itu adalah takwa," jelasnya.
"Jadi takwa inilah yang semestinya menjadi pusat perhatian kita, ke mana seluruh waktu perhatian, tenaga, pikiran, bahkan hidup kita ini tertuju. Bagaimana mewujudkan takwa itu, yang para ulama menyebut takwa itu adalah melakukan semua kewajiban dan meninggalkn semua yang dilarang oleh Allah SWT," pungkasnya, (TintaSiyasi.com, 15/11/2020).
Maka dari itu, sudah jelas bahwa wacana Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyeruhkan revolusi akhlak harus dibarengi dengan revolusi Iman, agar terciptanya generasi dan pejuang sejati dengan selalu mengedepankan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Wallahu a’lam bisshawab []