Oleh : Peni Sartika
Kebinasaan kapitalisme tak bisa lagi terelakkan kebangkitan semu ala kapitalis telah banyak menciptakan berbagai kerusakan dan permasalahan yang semakin pelik ditengah-tengah umat manusia.
Di tengah kegagalan kapitalisme menyejahterakan dunia. Sedang hangat pembicaraan tentang mencari sistem alternatif yang nantinya menggantikan posisi kapitalisme sekuler yang tentunya mampu memberikan kesejahteraan dan menjawab setiap persoalan kehidupan baik individu, masyarakat, bahkan negara.
Pada 31/10/2020, sebuah konferensi internasional yang berjudul Return of the islamic world order atau kembalinya tatanan dunia Islam telah sukses besar diselenggarakan secara online. Acara tersebut mengupas tuntas kegagalan sistem kapitalisme dalam mewujudkan kesejahteraan bagi dunia.
Khilafah telah ramai diperbincangkan oleh netizen. Ada yang memperjuangkan dan ada pula yang menolak karena ketidak tahuan atau kebencian. Tapi tetaplah yang haq akan menang atas yang bathil itulah janji Allah Tuhan seluruh alam.
Tentu ini merupakan alaram pengingat kita bahwa kebutuhan umat akan kebangkitan hakiki yang akan merubah kondisi tatanan dunia yang buruk menjadi baik dalam segala aspek kehidupan umat manusia adalah sebuah kebutuhan yang sangat mendesak dan harus disadari umat.
Sebagaiman firman Allah SWT dalam Al -Qur'an
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ
Artinya : ...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri... (Ar-Rad : 13 [11] ).
Sebagai seorang muslim perubahan bukan hanya kebutuhan namun, juga kewajiban sya'ri yang mestinya diperjuangkan demi tegaknya sistem islam dan menghapus eksistensi sistem bathil seperti kapitalisme dan komunisme.
Bukanlah sebuah utopis jika fajar kebangkitan islam itu semakin dekat melihat kondisi dunia yang semakin terpuruk menghadapi berbagai problem yang ada mulai dari krisis ekonomi, tidak mampu mengatasi pandemi, kerusakkan moral masyarakat, kesenjangan sosial, penistaan terhadap Islam dan berbagai mudharat lainnya.
Umat haruslah berhenti percaya pada sistem demokrasi meski berganti pemimpin dalam setiap periode jika sistem yang dianut tetap demokrasi sekuler maka perubahan ke arah baik hanyalah omong kosong.
Kita mesti belajar dari kesalahan bagaimana pemimpin negeri ini tetap keukeuh mengesahkan UU Omnibus Law yang telah jelas mendzalimi para buruh dan menguntungkan para investor sembari mengabaikan aspirasi rakyat yang berdemo menolak keras UU Omnibus Law.
Demokrasi dibungkus semenarik mungkin tetaplah bobroknya tidak bisa disembunyikan bahayanya tidak bisa dihindari atau dihentikan kecuali, dengan melakukan perubahan sistem ke arah Islam.
Demokrasi yang berdiri atas landasan manfaat dan materi tentu akan tumbang ketika berhadapan dengan sistem Islam detik-detik kebangkitan Islam tidak bisa lagi dihentikan meski telah banyak yang menghadang dan menyerang tapi mereka tidak akan mampu melawan ketetapan Allah SWT.
ثم تكون خلافة على منهاج النبوة. ..
Artinya : .....Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. ” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 18430), Abu Dawud al-Thayalisi dalam Musnad-nya (no. 439); Al-Bazzar dalam Sunan-nya (no. 2796))
Tentu sistem alternatif itu adalah kembalinya sistem kekhilafahan yang berasal dari ilahi yang Maha Mengetahui segala sesuatu termasuk kebutuhan makhluk ciptan-Nya.
Wallahu 'alam