Perancis Berulah, Koyak Luka Lama




Oleh : Isti Zaky Firdaus
Muslimah Penulis Peradaban

Seruan boikot produk Perancis masih nyaring terdengar. Umat Islam telanjur terluka oleh Perancis. Berujung pada  Kemarahan terhadap Presiden Emmanuel Macron yang mengamini warganya membuat pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw. Seperti biasa, dalihnya adalah kebebasan berpendapat.

Mengutip dari Palembang, ribunnews.com, 28 Oktober 2020, Macron menyatakan dalam rangka menghormati guru sekolah menengah yang dibunuh. Samuel Patty (28), tewas usai mengajarkan kebebasan berpendapat dengan menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas. Menurut Macron, apa yang dilakukakan Patty bukan hal salah.
Membahas kartun karya Charlie Hebdo, dianggap sebagai pelajaran kebebasan berekspresi.

Sebelumnya dilansir dari Republika.co.id., 2 Oktober 2020, Macron menyampaikan pidato soal separatisme islamis. Dalam pidato yang panjang itu, ia menyebut banyak hal termasuk krisis yang terjadi di sana. Tentu hal ini semakin melukai umat Islam.

Seruan boikot pun dilancarkan. Umat Islam merasa kehormatan Nabinya telah dikoyak begitu rupa. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan,  di Ankara, menyerukan untuk tidak mendekati barang-barang Perancis, dan melarang membelinya.

Di Kuwait, jaringan supermarket swasta dengan lebih dari 50 gerainya berencana memboikot produk Perancis. Kampanye boikot ini juga memanas di Yordania dan Yaman. Tak terkecuali di Indonesia walau dilakukan oleh sebagian masyarakatnya saja.

Apakah aksi boikot tersebut cukup memberikan pelajaran bagi Perancis? Bisa jadi. Tapi, tak menutup kemungkinan Perancis akan mengulang hal sama di suatu hari nanti. Sebab, pelecehan karikatur Nabi di Perancis bukan sekali inii saja. Sehingga, solusinya tak cukup sekedar boikot priduk Perancis.

Jika pemboikotan produk Perancis tidaklah menyelesaikan akar permasalahan bagi umat Islam, aksi yang lebih ekstrem harus dilakukan. Yakni memboikot dan mencabut segala ide-ide mereka yang telah mengakar di negeri-negeri muslim.

Ide-ide kapitalis sekuler yang selama ini menopang kebebasan berpendapat. Ide inilah yang menghasilakan turunan sistem sekular demokrasi di negeri-negeri muslim hingga menjauhkan umat dari Islam. Sebab bersumber dari peradaban Barat yang menghasilkan kerusakan bagi manusia.

Sesungguhnya yang harus dilakukan umat ini adalah mengganti produk demokrasi sekuler liberal dengan sistem Islam yang telah dibawa oleh Nabi besar Muhammad Saw. 

Maka, umat Islam perlu mengembalikan sistem tersebut demi kemuliaannya sehingga tak lagi dinistakan serta dilecehkan. 

Dengan mencampakkan sistem sekular demokrasi dan berpindah ke sistem Islam, umat akan memperoleh pemimpin yang dapat menjaga kemuliaan Islam, menyatukan umat di seluruh dunia. 

Hanya dengan sistem Islamlah harga diri umat akan terbeli. Sistem Islamlah yang dapat menjamin keamanan dan memberikan perlindungan kepada warganya, baik muslim ataupun non muslim. Wallahu a' lam bish showab.

Goresan Pena Dakwah

ibu rumah tangga yang ingin melejitkan potensi menulis, berbagi jariyah aksara demi kemuliaan diri dan kejayaan Islam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak