Oleh: Ranyassifa ( Enterpreneur)
Hari kelahiran Nabi Muhammad Saw jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal dan bertepatan dengan hari Kamis tanggal 29 Oktober 2020 menurut penanggalan Masehi. Biasanya, dalam rangka memperingati hari kelahiran disebut Maulid Nabi dengan berbagai acara. Mulai dari pengajian hingga bersolawat bersama. Namun tidak untuk tahun ini. Umat Islam merayakannya dengan hal yang berbeda. Walau di tengah pandemi, beberapa kaum muslimin di berbagai negara turun ke jalan guna protes dan mengecam sikap dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Hal ini dikarenakan oleh tindakan pemimpin negara pemilik menara Eiffel itu yang mengizinkan karikatur Nabi Muhammad Saw yang di proyeksikan di gedung-gedung pemerintahan di kota Montpellier dan Toulouse bersama dengan potret Paty. Bahkan, Macron bersumpah tidak akan menurunkan karikatur tersebut. Sebelumnya, Macron juga memberikan pernyataan bernada sinis yang ia tujukan pada Islam. “Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis, di manapun di dunia. Tak hanya yang kita lihat sekarang." Ungkapnya pada kesempatan yang diunggah oleh BFM TV pada 02 Oktober 2020 lalu. ( tirto.id)
Tidak cukup protes dan kecaman, tetapi himbauan untuk memboikot produk dari Prancis kian membahana. Termasuk di Indonesia. MUI telah mengeluarkan ajakan untuk melakukan hal yang serupa. Namun, apakah cukup dengan aksi, kecam dan boikot untuk memberi efek jera bagi penghina Nabi?
Para penghina Nabi dari Prancis ini telah getol sejak zaman kekhilafan. Khalifah Abdul Hamid II begitu marah ketika mendengar kabar Prancis akan menggelar teater dengan Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh utamanya. Sang Khalifah yang geram mengancam akan berperang jika Prancis tidak segera mengehentikan acara teater tersebut. Kemuliaan Islam saat itu, membuat Prancis ciut dan mengiyakan permintaan dari Sultan Abdul Hamid II.
Berbeda tentunya dengan kondisi saat ini. Kaum muslim yang jumlahnya banyak seolah tidak berdaya selain dengan protes, kecam dan boikot ketika Nabi Muhammad Saw dihina. Padahal penghinaan ini telah terjadi berulang kali. Umat Islam butuh pelindung dan penjaga kemuliaannya. Tetapi hal ini tidak akan terwujud kecuali dengan penerapan syariat Islam secara kaffah.
Tags
Politik