Oleh : Gina Kusmiati
(Komunitas Pena Islam)
Di tengah kritik dan penolakan UU Omnibus Law Ciptaker yang dilakukan mahasiswa dari berbagai kampus, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengeluarkan surat edaran agar para mahasiswa tidak ikut serta dalam demo. Pada jumat tanggal (9/10) Surat edaran yang berisikan imbauan pembelajaran daring dan sosial ini telah disetujui oleh Dirjen Dikti Kemendikbud Nizam. Surat itu telah sampai pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadim Makarin, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto hingga Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah.
Dengan alasan keselamatan dan kesehatan mahasiswa, Nizam menjelaskan bahwa aspirasi para mahasiswa dapat disosialikasikan tanpa turun ke jalan. Melalui kegiatan intelektual di kelas, mahasiswa dapat mengisi kesibukan dan para dosen ditekan untuk tidak memprovokasi para siswanya agar tidak melakukan unjuk rasa (Detik.com, 10/10/20).
Bukan hanya itu, pihak aparat juga mangancam akan mempersulit pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) kepada pelajar yang melanggar hukum dalam demonstrasi UU Ciptaker. Namun, KPAI mengungkapkan bahwa kebijakan ini akan mengancam masa depan pelajar. karena SKCK sebagai tanda bersih dari kriminal untuk melengkapi syarat dalam mendapatkan pekerjaan di sektor formal.
Meskipun kebijakan ini banyak menuai kritikan, tapi, kebijakan ini terus berlanjut. KPAI mencatat persatu hari di seluruh indonesia sebanyak 3.665 siswa diamankan aparat, 91 dipidana dan selasa (13/10) polisi mengamankan kembali anak di bawah umur yang ikut berdemo sebanyak 806 pelajar (Bbc.com, 15/10/20).
Untuk memuluskan agenda kaum kapitalis, Pemerintah secara sistematis mendorong agar para pelajar duduk manis di tempat. Memfasilitasi serta menyibukkan dengan tugas-tugas yang di dalamnya terdapat ilmu untuk dapat menggodok potensi generasi demi memuluskan kepentingan kapitalis yang tiada hentinya. Ditambah seringnya terdengar ancaman-ancaman bagi penolak kebijakan yang dikeluarkan elit kekuasaan, semakin menciutkan keberanian mereka dalam mengungkapkan aspirasinya. Pada akhirnya, Para pemuda lebih memilih mengamankan dan menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi umat dan bersikap apatis.
Kita pun menemukan para pemuda di Era sekarang lebih asyik dengan hal-hal yang tidak berfaedah. Adanya tontonan berbahaya yang mudah di akses, justru diberi izin bahkan tidak sedikit diberi apresiasi oleh pemerintah. Padahal, secara tidak langsung akses tersebut bisa memberi dampak buruk bagi generasi dalam berpikir dan bertingkah laku.
Sebaliknya, pemuda yang senantiasa menentang sistem Kapitalisme akan langsung diberangus. Padahal, mereka hanya ingin memberikan solusi yang signifikan untuk kebaikan negeri dan mengubah keadaan negeri yang carut-marut kepada keadaan negeri yang penuh berkah. Karena mereka tahu tabiat Kapitalisme telah lama menjadi biang kerok dari semua permasalahan yang menerpa negeri.
Berbagai macam cara yang dilakukan para penguasa membungkam para pemuda yang berani menyuarakan kebenaran. Memperlihatkan bahwa para elit kekuasaan bersikukuh hanya ingin mempertahankan sistem Kapitalis-Demokrasi yang sudah banyak menguntungkan isi kantong mereka. Mereka fobia dan ketakutan aspirasi para pemuda akan mempengaruhi keadaan dan berdampak buruk bagi kepentingan mereka. Jadi, tidak diragukan lagi apabila para penentang kapitalis telah banyak terjerat hukum.
Harusnya penguasa memberi kesempatan pada pemuda untuk menggali pontensi dan mengarahkan hasil pemikirannya untuk kepentingan semua pihak, terutama rakyat. Bukan untuk segelintir orang apalagi manusia-manusia yang serakah. Karena pemuda sesungguhnya adalah aset berharga yang harus dipertahankan potensinya untuk memperjuangkan sesuatu yang hak. Akidah yang kokoh dan potensi yang mereka miliki, harus selalu diasah melalui ilmu dan sains. Agar terarah sesuai hukum syara. Potensi para pemuda harus didorong agar berkembang hingga bisa membawa negeri menuju peradaban yang benar yaitu sistem Islam.
Islam membimbing para pemuda untuk menghabiskan masa mudanya untuk taat kepada Allah SWT. Dimana potensi yang mereka dapat hanya untuk mencari rido Allah dan semakin takut pada-Nya. Dengan ilmu tersebut para pemuda ingin bermanfaat bagi manusia lainnya. Dengan landasan ketaatan kepada Allah, mereka sukarela memikirkan cara agar semua sisi aspek kehidupan seperti akidah, ekonomi, sosial, budaya mendapatkan rahmat dari Allah.
Bila hal ini didukung, maka manusia akan terjaga dari kezaliman. Inilah pemuda yang diharapkan bangsa. Berani mempertaruhkan apapun demi kebenaran Islam. Allah SWT telah memuji para pemuda (ashabul kahfi) yang kokoh imannya dan teguh dalam memegang kebenaran, "Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka" (QS Al-Kahfi [18]: 13).
Gambar : Kompas.com