Oleh: Siti Zaitun
Pada 2 September 2020 Majalah Chalid Hebdo kembali menerbitkan karikatur penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW.Bukan kali pertama majalah sayap kanan ini menghina Nabi Muhammad SAW.dan ajaran Islam.
Menyikapi pernyataan dan sikap presiden Prancis Emmanuel Macron yang secara terang-terangan telah melecehkan dan menghina Nabi Muhammad SAW, Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Tasikmalaya,Jawa Barat mengecam keras pernyataan presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina umat Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Atas penghinaan tersebut MUI kota Tasikmalaya meminta agar umat Muslim khususnya di kota Tasikmalaya bersatu dan berdoa agar segala bentuk penghinaan dan penistaan terhadap Agama Islam lebih khusus penghinaan terhadap Rosulullah dimusnahkan dari muka bumi.
KH Aminudin Bustomi menyatakan Macron bukan hanya telah menghina Rasul, melainkan juga merusak perdamaian dunia.Selain itu, tindakan presiden Prancis itu juga dinilai bertentangan dengan hak asasi manusia (HAM).sebab, penistaan agama bukan termasuk kebebasan berekspresi.
"Jelas Macron melanggar HAM dunia.Dia merusak perdamaian dunia, kata Aminudin, yang juga ketua harian DKM Masjid Agung kota Tasikmalaya, Kamis 5 November 2020
Dari pernyataan Macron ini membuat marah umat Muslim di dunia sehingga banyak umat Muslim yang melakukan Aksi Bela Nabi dan menyulam untuk mendukung pemboikotan produk-produk yang berasal dari Prancis, dukungan boikot ini menyebar di banyak negara, termasuk Indonesia.
Seharusnya yang diboikot oleh umat Muslim adalah PEMIKIRANNYA yaitu demokrasi dan sekularisme bukan hanya memboikot produk-produk Prancis saja.karena pemikiran sekulerisme yang lebih berbahaya, selama suatu negara masih merupakan sistem sekulerisme ini akan terus terjadi
Pemikiran sekulerisme inilah yang melahirkan dan melahirkan para penghina Rasulullah SAW.
Wajib Menggaungkan Rasulullah Saw.
Imam pada kenabian Muhammad Saw.
Wajib diikuti dengan mencintai dan memuliakan sosok nya.Cinta seseorang Muslim kepada beliau harus di atas cinta kepada yang lain, bahkan dirinya sendiri.
Nabi Saw.bersabda:
Belum sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga ia menjadikan aku lebih dia cintai daripada orangtuanya, anaknya dan segenap manusia (HR al-Bukhari)
Mencintai Nabi SAW.hukumnya fardhu.
Mari kita memperhatikan kisah 'umar bin al-Khaththab Ra, sebagaimana penuturan sahabat Abdullah bin Hisyam ra:kami pernah mengiringi Nabi Saw.
Beliau menggandeng tangan Umar bin al-Khaththab ra.Kemudian Umar berkata,"Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apapun, selain diriku."
Baginda Nabi Saw.menjawab," Tidak. Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu sendiri."Lalu Umar berkata kepada beliau,"Sungguh, kalau begitu,sekarang,demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi diriku sendiri." Beliau lalu bersabda,"Sekarang (baru engkau benar), wahai Umar."(HR al-Bukhari).
Allah SWT pun mengancam-dengan azab- nya yang keras- siapa saja yang cintanya kepada Rasulullah Saw.terpalingkan oleh kecintaan kepada yang lain (Lihat:QS at-taubah 9:24).
Disisi lain, banyak keutamaan yang kelak Allah SWT berikan untuk siapa saja yang memperlihatkan mahabbah(cinta) kepada Allah dan Nabi-Nya di atas segalanya.
Diantaranya, mereka kelak akan dikumpulkan bersama beliau di surganya kelak.seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah SAW," Kapan Hari Kiamat itu?"Beliau balik bertanya,
"Apa yang sudah engkau siapkan untuk menghadapinya?"Dia menjawab,"Tidak ada, kecuali aku sangat mencintai Allah dan Rasul-nya."Lalu beliau bersabda:
Engkau akan bersama dengan yang engkau cintai (HR al-Bukhari).
Orang yang mencintai Allah SWT dan Nabi-Nya juga akan merasakan manisnya iman, sebagaimana sabda beliau:
Ada tiga perkara yang jika terdapat pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman (diantaranya): Allah dan Rasulnya lebih ia cintai daripada selain keduanya...(HR al-Bukhari dan Muslim).
Konsekuensi iman dan cinta kepada Baginda Nabi Saw.adalah senantiasa menggaungkan beliau dan ajaran beliau sekaligus mentaati semua perintah beliau.Taat kepada beliau sama dengan taat kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT:
Yang artinya: siapa saja mentaati Rasul, sungguh ia telah mentaati Allah (TQS An-Nisa 4:80).
Menyimpang dari perintah Rasulullah Saw.akan mendatangkan azab bagi pelakunya.Allah SWT berfirman:
Yang artinya: Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa azab yang pedih (TQS an-Nur 24:63).
Terkait itu Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.
Pernah berkata:
Aku tidak membiarkan satu pun yang Rasulullah Saw.amalkan kecuali aku amalkan juga.Sebabnya,aku takut jika aku meninggalkan perintahnya sedikit saja,aku akan menyimpang.
Ibnu Baththah rahimakumullah, tatkala mengomentari perkataan Abu Bakar ra.diatas, menyatakan,"Inilah, wahai saudaraku!Orang yang paling jujur seperti ini saja masih merasa takuo dirinya akan menyimpang jika dia menyelisihi sedikit saja dari perintah Nabi Saw."( Ibnu Baththah,Al-Ibanah(1/246). Alhasil,jelas setiap Muslim wajib selalu menggaungkan Rasulullah Saw.sekaligus mentaati semua perintahnya.
Dosa Besar Menista Rasulullah Saw.
Karena kedudukan Baginda Rasulullah Saw.yang sangat agung disisi Allah SWT, tindakan menista(istihza) kemuliaan beliau adalah haram dan termasuk dosa besar.Tindakan demikian sama saja dengan menyakiti Allah SWT dan Rasul-nya.Allah SWT melaknat pelakunya, sebagaimana firman-Nya
Yang artinya:
Sungguh orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasulnya, Allah melaknati mereka di dunia dan di akhirat serta menyediakan bagi mereka siksaan yang menghinakan(TQS Al-ahzab 33:57
Maka hanya sistem Islamlah yaitu khilafah yang mampu meminimalisir adanya Islamophobia dan para penghina Rasulullah SAW, jika syariat Islam diterapkan maka para musuh-musuh Islam akan takut untuk melakukan penghinaan kepada Rasulullah SAW.
Khilafah akan menjaga kehormatan Rosulullah SAW dan Islam, Khilafah akan menghukum mati penghina Rasulullah SAW,maka hanya khilafahlah yang mampu menghentikan Islamophobia.
WalLahu a' lam
Tags
Opini