Pariwisata Kala Pandemi; Gadaikan Kesehatan Demi Pendapatan




Oleh : Tsani Tsabita Farouq
(Aktivis Dakwah Literasi)

Dikutip dari ABCnews, "Sejak pariwisata dibuka kembali, jumlah kematian karena Covid-19 di Bali naik lima kali lipat dan tingkat penularan juga naik dua kali lipat".

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَا مًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا  ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَا بَ النَّا رِ
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (Q.S. Ali 'Imran 3:191)

Kandungan yang terdapat di dalam ayat di atas menjelaskan bahwasanya kita harus merenungi tentang penciptaan Allah Swt. yang sungguh luar biasa ini. Apalagi Indonesia merupakan daerah yang banyak diberi anugerah oleh Allah Swt. dengan keelokan alamnya.

Tetapi sayang, pemerintah menggadaikan mayoritas isi perut bumi dan samudera kepada penjajah asing. Akibatnya, tinggalah rezim yang kebingungan dengan apa harus menghidupi negara? Terlebih ketika krisis pandemi seperti saat ini.

Karena itu pariwisata menjadi primadona bagi pendapatan negara. Cukup dengan menjual keelokan Nusantara dan  mempermudah infrastruktur serta  proses perizinan investor yang tinggal berdatangan dan siap menanggung untung. Apalagi rutinitas dan ritme hidup kapitalis yang kerap menimbulkan stres menjadikan pariwisata meningkat dari kebutuhan tersier seakan-akan menjadi kebutuhan primer.
         
Kapitalis yang hedonistik pun memanfaatkan celah ingin membangkitkan lifestyle berwisata. Karena itu, beberapa lokasi dibuka sekalipun kurva korban yang terkena Covid-19 belum melandai. Masyarakat segera menyerbunya, mereka tidak tahan menderita tanpa perubahan suasana yang menyegarkan. Sementara pemerintah hanya fokus menaikkan pendapatan dan tidak peduli dengan situasi.  Maklum, konon begitu pariwisata lockdown, kerugian 1 hari mampu  mencapai 7 triliun.

Walau hakikatnya tak ada yang salah dengan pariwisata, apalagi untuk bertafakur. Namun bila dilakukan dalam suasana yang belum aman akibat pandemi tentu patut dipertanyakan. Tapi seperti biasa pemerintah tidak pernah peduli terhadap antisipasi dan solusi atas segala masalah di negeri ini.

Sesungguhnya jalan keluar untuk mengakhiri sederet permasalahan adalah dengan menyadari bahwa ada sistem sahih yang dapat menyelesaikan segala problematika ini yakni dengan kembali kepada sistem yang dibuat oleh Sang Pencipta Allah Swt. yakni sistem Islam dalam bingkai Daulah Khilafah.

Wallahu'alam bisshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak