Motifasi Belajar Anak Tereliminasi, Akibat Pandemi



Oleh : Umi Rizkyi (Komunitas setajam pena)


Belajar di rumah (daring) tidak sedikit menimbulkan masalah baru. Baik sarana prasaranya, biaya yang berkali lipat dari pada belajar tatap muka, pendampingan orang tua pun tidak mendukung, dan tidak juga motifasi belajar yang tereliminasi dalam diri anak.


Belajar daring membatasi aktifitas bertemu anak dan guru secara langsung. Dan suasana yang monoton dalam proses belajar bisa mengakibatkan turunnya motifasi belajar anak.


Motifasi merupakan hasrat, dorongan dan kebutuhan seseorang untuk melakukan aktifitas bertentu. Motifasi diri untuk terus belajar adalah hal yang penting bagi seorang anak. Karena dengan motifasi maka anak akan bersemangat dalam belajar. Sebaliknya, tanpa adanya motifasi maka anak akan merasa kesulitan untuk memahami materi yang telah disampaikan oleh gurunya. Sulitnya anak dalam menerima pelalajaran maka akan berdampak buruk. Baik bagi dirinya, terlebih untuk masa depannya. Sebab motifasi belajar yang rendah akan menghambat keberhasilan dalam belajar dan prestasipun akan jauh darinya.


Adapun beberapa faktor yang mengakibatkan tereliminasinya motifasi belajar anak, misalnya pertama kurangnya perhatian guru pada anak, gaya dan cara penyampaian materi oleh guru, kurangnya adanya media belajar dan sebagainya.


Ke dua, masalah dari kehidupan anak. Misalnya masalah keluarga, kurangnya perhatian orang tua, pertemanan dan sebagainya.


Ke tiga, penggunaan gawai yang berlebih pada anak. Berbagai budaya barat yang terselip tanpa kita sadari dalam fasilitas internet, program-progran yang tidak mendidik, banyaknya aplikasi yang tidak mendukung untuk belajar justru untuk bermain dengan gawainya dari pada belajar.

Jika anak tidak bisa membatasi diri dari fasilitas teknologi maka yang muncul bukan hanya tereliminasinya motifasi belajar pada anak namun juga timbulnya kecanduan yang dapat membahayakan pemikiran dan kesehatannya.


Adapun upaya untuk menumbuhkan kembali semangat dan motifasi belajar dalam masa pandemi dibutuhkan sinergi antara orang tua, guru, dan pihak sekolah.


Guru adalah faktor penentu keberhasilan dalam proses belajar daring. Proses pembelajaran yang berkualitas baik, maka akan menghasilkan hasil belajar yang baik.


Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses belajar daring, yaitu pertama pemilihan metode belajar yang tepat sehingga mampu membangkitkan motifasi belajar anak. Ke dua, menyediakan fasilitas belajar yang baik. Pemanfaatan fasilitas belajar yang baik maka akan mampu meningkatkan motifasi belajar anak. Dan anak juga akan maksimal dalam memahami materi yang disampaikan.


Oleh karena itu maka pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan yang optimal untuk mendukung pembelajaran daring yang dilaksanakan oleh para guru. Misalnya, pengadaan sumber belajar dan menyediakan alat-alat yang mendukung kegiatan pembelajaran guru.


Penggunaan media yang menarik juga akan menambah motifasi belajar anak semakin meningkat. Hendaknya guru harus lebih kreatif, mampu membuat atau menggunakan berbagai media untuk mendukung pembelajaran. Misalnya powerpoint yang menarik, bagan yang menarik, poster video dan lain-lain.


Langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi secara berkala. Siswa bersama guru, atau guru bersama orang tua. Dengan begitu, maka akan memberikan masukan yang berharga untuk program belajar daring selanjutnya.


Satu hal yang penting adalah kita harus menanamkan pada diri anak bahwa belajar adalah ibadah. Karena belajar adalah sebuah kewajiban.


Oleh karena itu maka belajar harus dilakukan dengan ikhlas dan serius, agar ilmu yang didapatnya berkah dan menjadi aktifitas yang bernilai pahala di sisi Allah SWT.


Peran orang tua juga nggak kalah pentingnya, untuk mendampingi anak belajar dari rumah. Hendaknya orang tua menjadi motivator yang utama bagi anaknya. Semoga saja Allah segera mengangkat virus Corona ini dari muka bumi terutama di Indonesia. Agar anak-anak bisa bersekolah seperti biasanya lagi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak