Oleh : Bunda Kayyisa Al Mahira
Maulid Nabi Muhammad Saw bisa menjadi salah satu momentum untuk lebih memperkenalkan Nabi Saw kepada anak usia dini. Masa anak usia dini 0-8 tahun ini merupakan masa-masa golden age. Pada fase ini kecerdasan seorang anak berkembangan sangat pesat yaitu sekitar 80%. Kondisi ini harus dimanfaatkan oleh orangtua untuk untuk menumbuhkan rasa cinta, terutama cinta kepada Allah, Kitabullah, dan Rasulullah Saw sang suri tauladan.
Di era sekuler seperti sekarang menanamkan kecintaan pada Rasul dan menjadikannya sebagai idola tantangannya sangat besar. Sistem kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan yang diterapkan hari ini menjadikan negara abai dan lebih memberi ruang bebas terhadap tayangan-tayangan untuk anak-anak yang berisikan kisah tokoh-tokoh fiktif. Maka hari ini anak-anak lebih banyak mengenal tokoh idola mereka dari televisi dan gadget. Mereka lebih mengenal Superman, Spiderman, atau mungkin Spongebob, dan tokoh kartun lainnya.
Ditambah pula oleh sistem pendidikan yang diterapkan sekarang, kurikulumnya tidak berlandaskan akidah Islam sehingga pelajaran tentang Rasulullah Saw sebagai pemimpin dan tauladan umat tidak diberikan secara jelas dan mendalam.
Tak ayal semua realitas tersebut menuntut orangtua bersungguh-sungguh melakukan upaya membangun kecintaan anak pada Rasulullah Saw, orangtua sudah saatnya bersegera untuk meningkatkan kualitas diri dengan ilmu, memberi tauladan dan membiasakan anak-anak untuk mengikuti tuntunan Rasulullah. Orangtua harus menjadi figur terdepan atau role model terbaik bagi anak.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan anak mencintai Rasulullah Saw, diantaranya adalah: Pertama, mengenalkan Rasulullah, yaitu dengan membaca sirah nabawiyah dan anak dibiasakan untuk membaca atau dibacakan sirah nabawiyah. Dalam mengenalkan Nabi Muhammad Saw ini orangtua perlu mempertimbangkan tahapan penyampaian dan bahasa yang digunakan disesuaikan dengan usia anak.
Untuk mengenalkan Rasulullah kepada anak , bisa juga dengan bercerita tentang kisah-kisah Rasulullah, misalnya bercerita bahwa Rasulullah seorang panglima perang yang hebat, ceritakan juga bahwa Rasulullah merupakan insan mulia utusan Allah, sosok pahlawan penyelamat dunia dan akhirat, pembawa risalah Islam untuk rahmat bagi kehidupan semesta alam.
Teknik pengenalan bisa melalui dongeng menjelang tidur, buku cerita, vcd pembelajaran, dan lain sebagainya. Bisa juga pada saat-saat rileks seperti saat bepergian, duduk-duduk santai bersama keluarga, dan semisalnya.
Kedua, menjadikan Rasulullah sebagai uswah dalam segala aspek hidup.
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi orang yang menghendaki Allah dan hari akhir." (QS. Al Ahzab: 21
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah."
Agar anak perilakunya mengikuti Rasulullah maka orangtua harus memahami tentang adab, akhlak, dan doa-doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian mempraktekannya dan mengajak buah hati tercinta untuk membiasakan melakukannya sesuai dengan kemampuannya.
Ketiga, membiasakan anak-anak untuk selalu membaca shalawat kepada nabi dan memberikan penjelasan kepada mereka tentang makna dari shalawat kepada Nabi. "sesungguhnya Allah menyanjung Nabi di depan para malaikat yang dekat kepadaNya, para malaikat juga menyanjung Nabi dan mendoakannya. Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya serta melaksanakan Syariat-Nya, bershalawatlah kepada Nabi dan ucapkanlah salam dengan sebenar-benarnya sebagai penghormatan dan pengagungan." (Kandungan QS al-Ahzab 56)"
Keempat, ajaklah anak-anak menghafal hadits dan doa yang diajarkan Rasulullah dan berusaha melatih mereka untuk mengamalkan hadist-hadist dan doa-doa tersebut sesuai dengan usia dan pertumbuhan mereka.
Kelima, membiasakan anak-anak dalam nuansa dakwah dengan mengajak mereka menghadiri kajian atau agenda-agenda aktivitas dakwah. Sampaikan pada anak bahwa aktivitas utama Rasulullah adalah dakwah. Kemudian libatkan mereka dalam aksi-aksi perjuangan dan pembelaan terhadap Islam, serta ajarkan mereka akan wajib dan pentingnya berdakwah serta bagaimana menghadapi ujian dan tantangan dalam berdakwah.
Pilar utama dalam mendidik anak agar mencintai Rasulullah Saw ini selain keluarga, juga lingkungan masyarakat dan negara. Negara berperan menerapkan kebijakan dengan memberlakukan kurikulum pendidikan yang berlandaskan Islam yang dapat menumbuhkan cinta dan kagum pada sosok Rasulullah Saw.
Bukti kecintaan hakiki pada Rasulullah Saw adalah tunduk dan patuh pada ajaran yang dibawanya dan menerapkannya secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan sebagaimana yang dicontohkan dan diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah Saw.
Mudah-mudahan anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak saleh dan salehah serta senantiasa mencintai Rasulullah Saw melebihi kecintaan kepada dirinya sendiri, siap menjadi garda terdepan sebagai pembela ketika Allah dan Rasulullah Saw dinistakan.
Wallahu a'lam bishshawwab.
Tags
Opini