Oleh: Lia Haryati, S.PdI
Berbicara ilmu, kita berbicara satu amalan manusia. Amalan yg akan menjadikan ia bangkit dari kebodohan.
Ilmu yang dipelajari banyak ragamnya, dari mulai ilmu dunia, maupun ilmu agama. Bahkan diantara keduanya pun terbagi lagi. Di dunia kita mempelajari berbagai macam pelajaran untuk bekal hidup di dunia. Seperti Matematika, Bahasa, Kesenian, Memasak, bercocok, dan lain sebagainya.
Begitupun dalam kehidupan akhirat, kita pun perlu ilmu. Agar antara ilmu dan amalan selaras. Jangan sampai kita menjadi manusia, tanpa ilmu. Bisa kacau akhirat kita.
Berapa banyak manusia hidup tak punya ilmu, tak paham baik buruk, bahkan halal haram pun tak mampu dibedakan. Begitulah ketika manusia engan mencari ilmu.
Ilmu akhirat akan menghantarkan, pemiliknya merasakan kebahagiaan dunia pun di akhirat. Dimulai dengan mempelajari ilmu membaca tulis alquran, mempelajari ilmu thahara, mempelajari tata cara shalat, mempelajari sejarah Islam, serta yang lainnya.
Begitulah ilmu, ia bagaikan lautan tak bertepi. Ilmu bisa membawa pada kemudaratan tak sedikit pula, menghantarkan manusia pada kemaslahatan untuk umat.
Artinya ilmu yang benar akan menghantarkan, pemiliknya tawadhu terhadap dunia. Tak risau, namun tak membuatnya putus asa dari Rahmat Allah. Berbeda jauh dengan ilmu dunia tanpa di sadari pondasi agama. Ia akan bebas, sebebas-bebasnya dalam kehidupan.
Lihatlah bagaimana saat ini, sistem sekulerisme, mampu menghantarkan manusia jauh dari agamanya.
Manusia tau riba itu haram, tapi seolah tak bisa menghindar. Sebagian berpendapat, bahwa semua ini telah difasilitasi oleh Negara. Bahkan sebagian besar manusia telah sepakat bahwa khamar pun haram, tapi toh Negara membolehkan. Asalkan peredarannya diawasi. Bukankah ini sama saja dilegalkan?
Tak kalah menarik terkait pergaulan bebas. Mau sex sehat yg kudu pakai alat pelindung. Belum lagi berkeliaran para pelaku LGBT, tidak ditindak apalagi dihukum. Justru dibebaskan, atau mungkin dilegalkan. Bagaimana mungkin bisa sehat jasmani rohani. Jika jalan yang ditempuh adalah kebebasan berekspresi. Tentu masih banyak contoh lainnya.
Begitulah sistem sekuler, mampu menyulap manusia menjadi bebas dan liar. Sehingga, tak terkontrol dan tak terkendali. Semua dilakukan atas dasar kebebasan dan HAM.
Sekuler mampu menjelma dipandangan manusia. Bak peri bidadari penolong manusia keji. Tanpa ilmu akhirnya beramal pun salah.
Sebagaimana firman-Nya,
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu (Al Baqarah : 120)._
Begitulah orang Yahudi dan Nasrani tidak akan, pernah ridho kepada umat Islam. Sampai umat Islam, mengikuti mereka, akan tetapi mengikuti disini, bukan hanya bermakna murtad semata. Kemudian, mampu mengikuti atau menyerupai aktifitas mereka, seperti contoh mengikuti perayaan natal, perayaan V-Day, pacaran, dan lain sebagainya.
Mereka ingin menjadikan umat Islam, tidak mampu mengenal lagi ajaran Islam. Begitulah mereka menganggap seperti golongan mereka. Sebagaimana sabda Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
_Artinya : “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."
Begitulah, lautan ilmu tiada bertepi, sebab karunia Tuhan sangat lah besar bagi hambaNya. Jika kita ingin hidup di dunia baik dan terarah tujuannya. Serta tak lupa, akhirat nya pun baik. Perlulah diri membekali dengan ilmu. Sebab sesuatu yg mustahil bila ingin dunia y baik tanpa ilmu, pun mustahil ingin dapatkan surga kelak di akhirat, tapi tak berilmu.
Sebuah kalimat masyhur yang berbunyi :
من أراد الدنيا فعليه بالعلم، ومن أراد الآخرة فعليه بالعلم، ومن أراد الدنيا والآخرة فعليه بالعلم
_Artinya : “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu."
Yuk ngaji!, bersama mengarungi samudera ilmu. Sebab ini adalah zaman penuh fitnah, pun aturan yg diterapkan bukanlah bersumber pada syariat Islam. Maka akan kita temukan kemudharatan di mana-mana.
Wa'allahu'alaam