Oleh : E. Rachma
(Pemerhati Politik dan Ekonomi)
Prancis kembali berulah. Untuk kesekian kalinya, Prancis melakukan hal yang melukai kaum muslim. Penghinaan nabi terjadi untuk kesekian kalinya, bahkan tidak hanya individu di negara tersebut yang melakukan, namun Prancis secara tidak langsung memberi ruang bagi para penghina tersebut dengan atas nama kebebasan.
Tahun 2015, terjadi peristiwa pembuatan ulang karikatur Nabi Muhammad saw, dan kejadian ini pun terulang kembali di tahun 2020. Tidak ada tindak lanjut yang dilakukan pemerintah Prancis bahkan sebaliknya Presiden Prancis mendukung hal itu dengan mengeluarkan kebijakan dan pendapat yang makin melukai kaum muslimin di dunia. Di antaranya, Presiden Prancis mengajukan UU untuk separatisme Islam di awal bulan September. Selain itu Presiden Prancis mengeluarkan komentar yang menunjukkan secara tidak langsung bahwa Prancis anti Islam dan mendukung kebebasan walau sampai melukai kaum muslimin.
Peristiwa yang melukai kaum muslimin pun tidak hanya terjadi di Prancis, namun juga terjadi di negeri lainnya di dunia ini. Mulai dari penindasan, pelecehan, pengurungan, pembunuhan dan lain-lain. Sungguh dunia memejamkan mata, termasuk negeri muslim yang lain. Seakan-akan tidak ada masalah dan tidak ada peristiwa serius yang patut diselesaikan, walaupun itu ribuan nyawa menghilang.
Sungguh peristiwa ini tidak akan dialami ketika kaum muslimin dipimpin oleh seorang penguasa yang menerapkan Islam secara kaffah. Kepemimpinan yang pernah berjaya dan mampu melindungi tidak hanya kaum muslimin, bahkan non muslim, dan seluruh makhluk bernyawa di bawah kepemimpinannya, seperti kepemimpinan Khulafaur Rasyidin yang dilanjutkan dengan kepemimpinan selanjutnya hingga berakhir tahun 1924. Semoga kepemimpinan ini segera kembali muncul dan mampu melindungi kaum muslimin dan seluruh kaum lainnya.
Tags
Opini