Kunci keharmonisan, Ketaatan Pada Suami dan Istri yang Dimuliakan



Oleh : Novita Natalia- 
Ibu Rumah Tangga dan pengiat Homeschooling di kota Bandung

Ada hal yang menarik saat Penulis membaca Executive Summary yang diterbitkan oleh Komisi Nasional Anti KekerasanTerhadap Perempuan (Komnas Perempuan) pada bulan Juni 2020 lalu. Tulisan yang berjudul “Kajian Dinamika Perubahan Di Dalam Rumah Tangga Selama Covid 19 Di 34 Provinsi Di Indonesia ” itu merupakan hasil kesimpulan dari survei online yang dilakukan oleh Komnas Perempuan terkait bagaimana pengaruh pandemi Covid-19 kepada berjalannya rumah tangga di beberapa wilayah di Indonesia. Ada beberapa kesimpulan yang dikemukakan namun salah satunya adalah fakta terjadinya kenaikan angka kekerasan secara psikologis dan finansial kepada kaum perempuan pada saat pandemi. Disebutkan pula selain anak dan lansia, perempuanlah yang kerap kali mendapatkan kekerasan pada saat terjadinya wabah Covid-19 ini.
 Sebetulnya jika kita menelisik pada kondisi pandemi seperti ini bukan hanya para perempuan yang menjadi korban namun juga kaum laki-laki. Namun terkait perempuan memang lebih banyak terekspos karena posisinya yang selalu dianggap berbeda dengan kaum lelaki. Padahal semuanya ikut terdampak terutama terkait dengan masalah finansial. Oleh karena itu saat-saat seperti ini dibutuhkan kekuatan dan kekompakan antara suami istri yang menjadikan keluarga lebih tangguh saat terkena badai ujian. Islam sebagai jalan hidup telah menyajikan seperangkat aturan serta pegangan dalam berumah tangga yang mampu menghadirkan solusi diantara munculnya krisis seperti saat keadaan seperti ini. Salah satu jalan mengokohkan ikatan suami istri adalah dengan mengedepankan sikap taat istri kepada suami dan mengamalkan sikap memuliakan istri oleh para suami.
 Ketaatan istri kepada suami adalah kunci pergaulan yang baik antara suami istri. Dalam sunan al-Bazzar dan ath-Thabarani disebutkan bahwa ada suatu riwayat mengenai kedatangan seorang wanita ke hadapan Rasulullah SAW. Ia berkata ; “ Wahai Rasulullah, saya mewakili para wanita untuk datang kepadamu “. Lalu ia menyebutkan keutamaan jihad bagi kaum laki-laki berupa pahala dan adanya rampasan perang. Setelah itu ia berkata : “ Apa bagian kami dalam hal itu ? “ maka Nabi Muhammmad SAW menjawab :
“ Sampaikanlah berita pada para wanita yang kamu temui, bahwa taat pada suami dan mengakui haknya itu menyamai jihad. Dan hanya sedikit dari kalian yang melakukannya “. Dan terdapat hadits yang sangat masyhur mengenai bagaimana ketaatan seorang istri mampu memasukannya ke dalam surga dari pintu manapun yang Ia pilih. Riwayat hadits itu berbunyi :
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471 ). Masya Allah wa Tabarakallah
 Dan syariat selain memerintahkan ibadah ketaatan kepada suami atas istri, juga mengariskan amanah ibadah agar suami selalu memuliakan istrinya. Sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah SWT QS an-Nisa ayat 19 yang berbunyi :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُوا۟ ٱلنِّسَآءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا۟ بِبَعْضِ مَآ ءَاتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّآ أَن يَأْتِينَ بِفَٰحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
Yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak “
Bahkan disebutkan dalam buku - bahwa ada 3 kalimat yang Nabi SAW terus menerus menyebutnya dalam wasiatnya hingga lidah beliau SAW menjadi kelu dan suara beliau menjadi samar. Sebagaimana yang diriwayatkan dari an-Nasa’I dan Ibnu Majah :
“ Jagalah shalat, jagalah shalat, serta budak yang kalian miiki. Jangan bebankan kepada mereka pekerjaan yang mereka tidak kuat. Takutlah kalian kepada Allah, takutlah kalian pada Allah dalam soal wanita. Sesungguhnya mereka ( bagaikan tawanan ) di tangan kalian. Kalian ambil mereka dengan janji Allah dan kalian buat halal kemaluan mereka dengan kalimat Allah.”
 Begitulah Islam menghembuskan keharmonisan dalam rumah tangga yang menjadikan ikatan antara suami dan istri tetap kokoh walaupun angin sekuat apapun itu menerpa. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua berada dalam keluarga yang tetap kuat dan kokoh dalam segala aspeknya walaupun pandemi ini belum kunjung usai, aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Allahu ‘alam bisShawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak