KEMENANGAN JOE BIDEN ADAKAH HARAPAN BARU BAGI DUNIA ISLAM ?




Oleh : Nabila Fadel

  Joe Biden terpilih sebagai Presiden AS setelah mendapatkan 279 electoral vote, sedangkan Donald Trump hanya 214. Angka 279 yang raih Biden cukup membawanya ke Gedung Putih. Namun penghitungan suara masih berlangsung dan angka untuk Biden sepertinya akan terus bertambah. Joe Biden berusaha meraih dukungan dari satu juta pemilih muslim di AS. Biden berjanji, jika terpilih dan berkantor di Kantor Oval Gedung Putih, dia akan menandatangani undang-undang kejahatan rasial dan menunjuk staf muslim. Namun harus dipahami, bahwa secara umum Amerika adalah negara sekuler yang menjauhkan agama (Islam) dari kehidupan. Islam dan muslim di AS akan diterima asalkan tetap menjaga nilai-nilai Amerika seperti sekularisme, kebebasan, dan pluralisme.


Terkait isu Timur Tengah, dia berjanji akan mengembalikan dukungan ekonomi dan kemanusiaan kepada Palestina, membuka kembali misi Organisasi Pembebasan Palestina di Washington, dan membuka konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem. Namun, janji ini tidak akan mengubah apa pun. Israel memiliki pendukung fanatik di Washington. Biden pun sesungguhnya punya resolusi akhir yang serupa dengan Trump terkait masalah Israel-Palestina. Biden sendiri mendukung pendudukan Israel atas Palestina. Biden bahkan diakui sebagai teman baik Israel. Netanyahu menulis di akun Twitter resminya, Minggu (8/11/2020), “Selamat untuk Joe Biden dan Kamala Harris.” Netanyahu melanjutkan,  “Joe, kita punya hubungan personal yang panjang dan hangat selama hampir 40 tahun dan saya mengenal Anda sebagai teman baik Israel.”


Sedangkan terkait dengan negara-negara Arab, Joe Biden berjanji akan menilai ulang hubungan AS dengan Arab Saudi, mengingat Putra Mahkota Mohammed bin Salman dikenal lantang membasmi perbedaan pendapat dengan memenjarakan sejumlah aktivis. Biden juga berjanji akan mengakhiri dukungan AS dalam peperangan di Yaman yang telah merenggut setidaknya puluhan ribu nyawa dan memicu wabah penyakit hingga kelaparan.
Meski begitu, janji ini tak sepenuhnya sesuai dengan langkah yang dilakukan Biden ketika menjadi wapres bersama Presiden Barack Obama. Kala itu AS menjual miliaran dolar senjata untuk Arab Saudi dan melakukan pemboman terhadap Yaman. Menurut catatan sejarah, Gedung Putih di bawah Obama-Biden juga tak banyak melakukan upaya yang berarti untuk meredam monarki absolut Arab Saudi, meskipun MBS saat itu sudah melakukan pembungkaman kritik.
Selain itu, Biden juga sangat pro terhadap kaum penyuka sejenis yang terlarang dalam Islam. Dalam pidato kemenangannya, Biden mengatakan mendapatkan dukungan dari koalisi terbesar dan paling beragam dalam sejarah AS. Koalisi ini dibentuk dari kalangan Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender (LGBT).


Demikianlah, pilpres AS menunjukkan demokrasi dan tidak akan membawa harapan apa pun bagi Islam. AS akan tetap melakukan penjajahan di dunia Islam, baik dengan hard power ala Trump maupun soft power ala Biden. Muslim AS dirayu hanya untuk didulang suaranya, untuk kemudian dilupakan dalam pengambilan keputusan. 
Wa’allualam bi showab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak