Oleh: Neti Ummu Hasna
Hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat ke-59 tahun 2020 berakhir sengit. New York Times, Sabtu (7/11/2020) waktu setempat melaporkan, Joe Biden yang berpasangan dengan Kamala Harris akhirnya menang serta terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-46 mengalahkan pasangan Donald Trump dan Mike Pence. Joe Biden yang dipilih oleh lebih dari 74 juta rakyat dan 290 elektoral yang berhasil diraih, memastikan dirinya akan melenggang ke Gedung Putih dan mengakhiri kepemimpinan 4 tahun Donald Trump.
Selain akan menjadi sosok presiden tertua di AS dengan usia 78 tahun, ada beberapa hal "menarik" dari seorang Joe Biden yang nampak di masa-masa kampanye pencalonan dirinya menjadi presiden AS.
Beberapa janji kampanye Joe Biden banyak menggulirkan retorika yang ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang yang pro-muslim. Berbeda dengan sosok Donald Trump yang sejak menjabat menjadi Presiden AS telah menunjukkan kebenciannya kepada Islam dan umat Islam.
Dalam kampanyenya, Joe Biden berjanji kepada umat muslim, jika menang dan resmi terpilih jadi Presiden Amerika Serikat 2020, akan memperlakukan agama Islam sebagaimana mestinya. Pernyataan ini ia sampaikan melalui kanal YouTube miliknya.
"Saya berjanji kepada Anda sebagai presiden, Islam akan diperlakukan sebagaimana mestinya, seperti keyakinan agama besar lainnya. Saya sungguh-sungguh bersungguh-sungguh," kata Joe Biden.
Secara mengejutkan dalam video tersebut, Biden juga mengutip hadist Nabi Muhammad SAW.
"Hadist Nabi Muhammad memerintahkan siapa pun di antara kamu melihat kesalahan biarkan dia mengubahnya dengan tangannya jika dia tidak mampu, maka dengan lidahnya jika dia tidak mampu, maka dengan hatinya," kata Joe Biden.
Joe Biden juga menegaskan, suara umat muslim Amerika juga akan menjadi bagian dari pemerintahan jika ia sudah resmi menjabat jadi Presiden AS.
"Suara Muslim Amerika akan menjadi bagian dari pemerintahan jika saya mendapatkan kehormatan menjadi presiden saya akan mengakhiri larangan (Travel ban) bagi muslim pada hari pertama," tambah Biden dalam video tersebut.
Karena video ini, publik langsung ramai memberi tanggapan untuk Biden. Mereka bahkan ada yang mengaku terharu dan mendoakannya.
Biden juga menginginkan agar lebih banyak lagi sekolah di Amerika Serikat mempelajari agama Islam.
“Saya harap banyak sekolah di AS mengajarkan agama Islam. Saya harap kami bisa berbicara mengenai semua agama, agama dengan pengakuan yang besar,” kata Biden lagi.
Tak hanya itu, Joe Biden juga berjanji akan mencabut sejumlah kebijakan kontroversial Presiden Donald Trump terkait Palestina dan Timur Tengah.
Baik Biden maupun Harris berkomitmen pada solusi dua negara, dan menyatakan akan menentang setiap langkah sepihak yang merusak tujuan itu. Mereka juga akan menentang aneksasi dan perluasan pemukiman di Palestina.
Biden juga menjanjikan akan melibatkan warga Muslim di Pemerintahan AS selanjutnya jika dirinya terpilih jadi presiden.
Janji-janji kampanye Joe Biden tersebut memang terasa seperti angin segar bagi perubahan kehidupan masyarakat dunia ke depan. Mengingat, sepak terjang dari para pemimpin negara adidaya ini sebelumnya yang tidak pernah pro terhadap umat muslim. Walhasil banyak masyarakat muslim yang tersihir dengan pernyataan-pernyataan Joe Biden tersebut, dan bahkan mendukungnya.
Namun benarkah, janji-janji kampanye Joe Biden tersebut akan direalisasikannya dan benar-benar menjadi angin segar bagi kaum muslim?
Jelasnya kita tidak bisa langsung meyakini apa yang telah dijanjikan oleh Joe Biden dalam kampanyenya, karena semuanya itu belum bisa dibuktikan. Janji-janji manis ketika kampanye sudah menjadi hal yang biasa dalam proses pemilihan sistem demokrasi. Semua itu dilakukan dalam rangka untuk meraih simpati rakyat agar memberikan suara atau mendukung kepada calon pemimpin yang ada.
Apalagi AS sebagai negara yang menganut sistem kapitalisme tetap akan menjadikan asas manfaat sebagai landasan setiap kebijakannya. Sesederhana dan sebaik apapun pribadi pemimpinnya, dia tetap sebagai penyambung estafet dari sistem pemerintahan yang sudah ada sebelumnya. Karakter dasarnya sebagai penjajah akan tetap melekat pada AS sekalipun pemimpinnya berganti. Sehingga AS masih akan tetap menjadikan negara-negara lain termasuk negeri-negeri kaum muslim sebagai obyek eksploitasi dan mengeruk kekayaannya.
Oleh karena itu kaum muslim tidak boleh terpengaruh pada janji-janji manis seorang Joe Biden ini, yang sejatinya hanya merupakan tipu daya orang-orang kafir semata. Kaum muslim juga tidak boleh menaruh harapan akan adanya perubahan dengan pergantian pemimpin AS tersebut, karena setiap perubahan yang mereka janjikan adalah semu belaka.
Sejatinya harapan perubahan hakiki hanya bisa diwujudkan manakala kaum muslim kembali kepada Islam. Kembali pada sistem yang telah diturunkan oleh Dzat Yang Maha Benar, yaitu dengan menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan di bawah satu kepemimpinan dalam naungan Khilafah. Khilafahlah harapan perubahan kehidupan yang cemerlang dan menyejahterakan bagi umat Islam di masa depan yang tidak akan lama lagi. Wallahu a'lam bish-shawwab.