Oleh Desi Maulia, S.K.M
Joe Biden-Kamala Harris memenang pemilihan persiden AS mengalahkan pentahana Donald Trump dan Mike Pence (www.cnnindonesia.com). Dalam kampanyenya sebelum menjadi presiden AS, Joe Biden memberikan janji kepada umat Islam diantaranya akan menghapus larangan berpergian ke negeri-negeri muslim. Selain itu Joe Biden juga berjanji akan memberikan pelayanan kesehatan yang baik untuk muslim dan juga akan mengecam pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada muslim Uyghur di China dan Muslim Rohingya di Burma (www.kompas.com).
Dalam pidatonya semasa kampanye Joe Biden juga menggunakan hadis Nabi Muhammad SAW. Hal ini dilakukan untuk meraih simpati dan dukungan dari kaum muslimin. Apa yang dilakukan oleh Joe Biden ini tak ayal juga memberikan pandangan postitif dirinya di tengah kaum muslimin. Harapan akan adanya perubahan sikap Amerika terhadap umat Islam. Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud mengungkapkan harapannya terhadap presiden AS yang baru. Beliau berharap Joe Biden ke depannya isa membangun kerjasama dengan Indonesia untuk menciptakan perdamaian dunia, khususnya di Negara-negara Islam yang dilanda konflik. Beliau menjelaskan bahwa Joe Biden berasal dari Partai Demokrat sehingga kemungkinan kebijakannya akan sama dengan mantan Presiden AS Barack Obama (www.republika.com).
Namun realita menunjukkan Presiden Barack Obama meskipun terkenal ramah terhadap umat Islam tak ayal juga melakukan serangan ke negeri-negeri muslim seperti ke Irak dan Suriah. Inilah realitas yang terjadi. Perubahan presiden AS tidak akan mengubah kebijakan pemerintahan AS terhadap umat Islam. Hal ini dikarenakan sistem yang mereka anut adalah sistem Kapitalisme. Sistem yang notabene bertentangan dengan aturan Islam sejak akarnya. Sehingga mengharap sistem Kapitalisme bersanding dengan Islam adalah mustahil. Apalagi jika umat Islam berharap adanya perdamaian dunia dan perubahan dengan sistem Kapitalisme, jelas adalah suatu hal yang mustahil.
Watak dasar Kapitalisme menjadikan materi sebagai asas kehidupan. Ini membentuk masyarakat yang berfikir materialistis. Pandangan ini menjadikan manusia yang hidup di sistem Kapitalisme mejadi manusia yang rakus. Maka segala cara akan dilakukan untuk mendapatkan materi termasuk jika harus melakukan penjajahan dan penyerangan kepada Negara yang lain termasuk negeri-negeri muslim.
Saat ini umat Islam di dunia Barat berada dalam kondisi yang terdiskriminasi. Penghinaan dan penganiayaan terjadi hampir setiap hari pada kaum muslimin yang ada disana. Sikap sinis, kasar bahkan menghina kaum muslimin adalah sikap yang jamak diketahui disana. Selain itu kita melihat mereka bahkan dengan berani melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhmmad SAW dan apa yg bisa dilakukan pemerintahan mereka hanya mengecam atau bahakan membiarkan itu terjadi dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi. Maka berharap perubahan umat Islam pada Negara yang menggunakan sistem Kapitalisme adalah suatua hal yang mustahil.
Umat Islam butuh perubahan hakiki untuk menjadi umat yang bangkit dan berdaulat. Ini tidak semata kebutuhan tapi sebuah kewajiban. Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk terikat pada aturan Allah SWT secara kaffah dan tidak bisa dilakukan saat ini. Maka butuh negara yang menjamin Terlaksananya seluruh aturan Allah SWT. Negara tersebut adalah Khilafah. Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi umat Islam di seluruh dunia dalam satu kepemimpinan. Dengan Khilafah maka umat Islam benar-benar akan terwujud menjadi umat yang terbaik sebagaimana dalam Ali imron ayat 110.
“ Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia
Umat yang terbaik itu bisa kita rasakan pada masa kekhilafahan Islam dahulu. Pada masa Khalifah Mutasim Billah, beliau menyambut seruan seorang wanita yang dilecehkan oleh orang Romawi. Maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki),
Selain itu gambaran umat terbaik juga tergambar pada masa Kekhilafahan Abbasiyah. Masa tersebut merupakan masa pada saat umat islam banyak berkembang dalam sisi keilmuan baik agama hingga eksakta. Pada zaman tersebut lahirlah pemikir-pemikir besar muslim, sebut saja Ibnu Sina, Ibnu Haytam, Al-Ghazali, dan masih banyak lagi.
Demikianlah gambaran kehidupan kaum muslimin pada masa kekhilafahan. Kehidupan mereka dipenuhi berkah dari Allah SWT. Pada masa-masa itu, masyarakat hidup dalam kepemimpinan khalifah yang memimpin dengan landasan keimanan yang kokoh. Dalam hati mereka terpatri ketakwaan pada Allah SWT. Dengan gambaran yang sedemikian rupa masihkah kita berharap perubahan umat dengan sistem Kapitalisme? Tidakkah kita menginginkan hidup dengan keberkahan dengan sistem yang bersumber dari Allah SWT? Sesungguhnya perubahan hakiki pada umat Islam menjadi umat yang terbaik hanya bisa terjadi dengan diterapkan aturan Allah SWT secara kaffah dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah.