Oleh : Teti Rostika,S.Pd
Aktivis Muslimah Rindu Surga
Dalam suatu hadis, Anas bin Malik menceritakan bahwasanya Rasulullah Shalallahu'alaihi wa salam bersabda, "Tidaklah beriman seseorang di antara kalian, sehingga aku lebih ia cintai dari keluarganya, hartanya, dan dari semua manusia" (HR Muslim).
Manusia mana yang akan diam ketika orang yang dia cintai disakiti badanya, dilukai hatinya, dan dihina kepribadiannya. Seorang ibu tidak akan rela anaknya dihina, seorang istri tidak akan rela suaminya dihina, seorang anak tidak akan ridho jika orang tuanya dihina. Apalagi jika seorang muslim yang mengaku beriman kepada Alloh dan Rosulnya maka sudah pasti akan marah terluka sakit hati ketika Nabi yang diagungkan Alloh dihinakan oleh manusia. Tentunya rasa sakit hati dan marah yang dirasakan akan lebih besar sekali. Karena Alloh memerintahkan kita untuk mencintai nabi melebihi dari manusia manapun. Alloh berfirman Katakanlah, 'jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya'. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.'' (QS. 9: 24).
Penghinaan kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wa sallam bukan kali ini saja terjadi kejadiannya bahkan pernah terjadi berabad abad lalu saat sistem Islam masih diterapkan. Bahkan pemerintahan Islam mampu menghentikan siapa saja yang menghina Nabi. Seperti yang dilakukan oleh Khilafah Utsmaniyah, bersikap tegas kepada perancis yang akan menggelar opera yang menampilkan penghinaan kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wa salam. Maka daulah Khilafah menyiapkan pasukan untuk memerangi Prancis sehingga Perancis membatalkan pertunjukan opera tersebut. Seorang muslim akan rela berjuang sampai mati dan memerangi siapa saja yang berani menghina Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wa salam.
Sistem sekuler demokrasi atas nama kebebasan berpendapat akan selalu memberikan peluang terjadinya penghinaan dan penistaan terhadap simbol agama. Kebebasan ini pun hanya sekedar ilusi karena seyogyanya tidak berlaku bagi muslim yang mengeluarkan pendapat dan gagasan ide Islamnya. Hukum yang ditetapkan pun tebang pilih dan tidak adil. Begitu mudahnya seorang ulama dan seorang muslim ditangkap bahkan langsung diproses. Tapi bagi para koruptor dan penista simbol agama Islam begitu lambat dan alasannya kebanyakan pelaku adalah orang gila. Hanya sistem Islam yang mampu menjaga kemulyaan Islam, menjaga kerukunan dan menghukum tegas kepada siapa saja yang telah menghina Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wa salam.
Wallohualam
Tags
Opini