Oleh: Ummu Aisyah
Semakin buruknya kondisi ekonomi Indonesia yang telah3 diprediksi berbagai pengamat hingga pakar ekonomi, akhirnya kini terjadi juga. Indonesia resmi terperosok ke jurang resesi ekonomi.
Kepastian itu terjadi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumukan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen pada kuartal III 2020. (cnnindonesia.com, 5/11/2020)
Gambaran akan pertumbuhan tersebut menjadi petunjuk ekonomi Indonesia tidak dalam keadaan baik-baik saja. Minus dalam dua kuartal terakhir, hingga akhirnya resesi tak bisa terelakkan lagi.
Keadaan perekonomian Indonesia sebelum pandemi, utang luar negeri pada September 2019 mencapai sampai Rp5.569 triliun. Sedangkan pada November 2019, utang luar negeri meningkat mencapai Rp5.619 triliun (cnbcnindonesia.com, 15/1/2020).
Di masa pandemi, utang luar negeri Indonesia di April 2020 mencapai Rp5.603 triliun. Tidak bergeser sejak 2019, sementara jumlah kemiskinan terus meningkat. Menkeu, Sri Mulyani menyatakan jumlah kemiskinan meningkat 4,48 juta dari data pada 2019.
SDA terbesar yang ada seperti tambang emas di Papua dikuasai Freeport, geothermal Jawa Barat dikuasai Chevron, tambang batu bara di Kalimantan, nikel di Sulawesi, dan minyak bumi di banyak daerah telah dikuasai asing.
Sejak masa pandemi, korporasi asing mendapat angin surga setelah diputuskan Omnibus Law UU Ciptaker, hal ini telah menunjukkan karut-marut ekonomi Indonesia terjadi karena kesalahan pengelolaan alias salah urus.Dan hal tersebut terjadi sebab penerapan sistem ekonomi liberal.
Pada akhirnya Indonesia mengikuti tren yang tengah mendunia, yakni masuk ke jurang resesi ekonomi karena pandemi. Tren ini justru membahayakan negeri ini dengan dampak yang negatif.
Dan di antaranya :
Pertama, aktivitas ekonomi tidak akan semasif seperti kondisi nonresesi. Jika aktivitas ekonomi berkurang, umumnya permintaan terhadap barang dan jasa juga ikut melambat. Akhirnya, banyak pabrik yang harus mengurangi oproses produksinya.
Kedua, perusahaan berupaya melakukan efisiensi operasional, salah satunya dengan PHK. Karena produksi berkurang, beban operasional perusahaan seperti listrik atau gaji pegawai tetap berjalan, PHK di masa pandemi menjadi pilihan. Resesi semakin memperparah kondisi perusahaan dan PHK akan terus terjadi.
Ketiga, akibat PHK besar-besaran terjadi, jumlah pengangguran akan mencapai 15 juta orang akibat pandemi.
Keempat, pendapatan masyarakat yang berkurang berdampak pada aktivitas konsumsi akan berkurang pula.
Kelima, saat sumber pendapatan rakyat berkurang, dapat dipastikan jumlah penduduk miskin semakin besar. Skenario terburuknya, jumlah penduduk miskin akan berada di kisaran 30 juta hingga 35 juta penduduk.
Terjadinya resesi disebabkan adanya penerapan ekonomi kapitalis sekuler. Yakni berupa sirkulasi atau perputaran ekonomi terjadi di kalangan orang kaya saja, praktik ekonomi ribawi, praktik maysir (spekulasi, gambling/perjudian), serta sifat tamak manusia khas bentukan peradaban sekuler.
Sistem ekonomi Islam (Khikafah)memiliki imun kuat dalam nenghadapi resesi juga krisis melalui beberapa mekanisme.
Pertama, melarang penimbunan harta (kanzul mal) yang akan menarik perputaran uang di masyarakat, termasuk harta yang disimpan atau ditahan dalam berbagai bentuk surat berharga.
Kedua, mengatur kepemilikan. Islam (Khilafah)melarang privatisasi, sehingga aset seperti SDA dalam deposit melimpah tidak dikuasai korporasi.
Ketiga, Islam (Khilafah) menerapkan mata uang yang tidak palsu yaitu berbasis emas dan perak. Ketika mata uang berganti, transaksi akan ekuivalen antara peredaran jumlah uang dengan barang jasa. Ekonomi pun stabil dan produktif.
Keempat, menghentikan transaksi ribawi yang menjadi muara masalah ini dan juga spekulatif.
Kelima, penerapan zakat mal dalam regulasi negara. Zakat mal akan digarap serius bukan untuk infrastruktur. Melainkan disalurkan kepada delapan kelompok yang telah diatur dalam Islam.
Dengan demikian, program pengentasan kemiskinan berjalan baik. Hal inilah yang menjadikan Islam (Khilafah) memiliki perekonomian kuat, produktif, dan antiresesi juga krisis selama 13 abad.
Hanya sistem Islam (Khilafah) yang mampu menjadikan sebuah negara akan terhindar dari resesi. Sebab pengaturan segala urusan negara dan pengelolaan sumber daya alam dilakukan sesuai petunjuk dari Sang Pencipta yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya.
Saatnya umat Islam sadar dan saling bahu membahu dalam memperjuangkan tegaknya syari'at Allah di bumi pertiwi dan seluruh penjuru dunia.
Wallahu'alam bishawwab.
Tags
Opini