Ibu Hebat Pencetak Generasi Unggul




Oleh: Erna Ummu Azizah

Menjadi ibu hebat tentunya menjadi dambaan semua ibu yang menginginkan anaknya sukses dunia akhirat. Maka disinilah Islam memberikan bimbingan agar tujuan tersebut dapat terwujud.

Dalam Islam, Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ia mengasuh dan mendidiknya dengan baik. Tentunya dengan penuh kasih sayang dan ketulusan. Diniatkan semata mencari ridho Allah, Lillah. Karena, bila semua dilakukan karena Allah, sulit jadi mudah, dan senang walau lelah.

Selain itu, Islam pun mewajibkan bagi muslim dan muslimah untuk menuntut ilmu. Karena dengan ilmu manusia mampu memilih dan memilah, mana yang baik dan buruk, serta halal dan haram. Tentunya ilmu disini bukan hanya ilmu dunia, tapi juga ilmu agama.

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Islam tidak hanya mengajarkan masalah ibadah seperti sholat, puasa dan zakat, namun seluruh masalah kehidupan ada ajaran dan aturannya dalam Islam.

Islam mengajarkan masalah ibadah, akhlak, makanan, minuman, pakaian, ekonomi, pendidikan, pemerintahan, peradilan, rumah tangga, bahkan mendidik anak. Dari bangun tidur hingga bangun negara, semua ada aturannya. Begitu lengkap, begitu menyeluruh (kaffah).

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh (kaffah)." (QS. Al-Baqarah: 208)

Namun, saat ini ketika pemikiran sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) merasuk dalam benak kaum muslim, menjadikan agama seolah hanya mengatur urusan ibadah, maka bencana demi bencana terjadi. Tidak hanya krisis ekonomi, namun juga krisis akidah, akhlak, moral, dan sebagainya. 

Bisa kita lihat faktanya hari ini. Ada orang yang pandai urusan dunia, namun mengabaikan urusan akhirat, bahkan bermaksiat. Semisal: pejabat yang korupsi, atau orang kaya tapi durhaka kepada orangtua. Bukankah mereka itu sukses dunia, punya harta dan tahta? namun sayang mereka abai urusan akhirat.

Atau sebaliknya. Ada orang yang pandai urusan agama, namun menelantarkan urusan dunia. Sehingga terperosok dalam kesusahan hidupnya. Islam tidak mengajarkan demikian.

Jadi, ketika kita berbicara Islam itu tidak melulu masalah ceramah ibadah, tapi urusan dunia pun Islam mengajarkannya. Karena Islam menghendaki umatnya bahagia dunia akhirat. Sebagaimana doa yang selalu kita panjatkan:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah : 201).

Bukti bahwa Islam tidak hanya mengajarkan ilmu agama tapi juga ilmu dunia, diantaranya adalah Rasulullah SAW, beliau tak hanya seorang Nabi dan Rasul, tapi juga kepala negara yang ahli di bidang pemerintahan. Atau para sahabat seperti Abdurrahman bin Auf, beliau tak hanya hebat dalam urusan agama, namun terkenal juga sebagai saudagar (pebisnis) kaya raya yang dermawan.

Pada masa kejayaannya, Islam pun mampu mencetak generasi-generasi unggul yang polimatik. Yakni, tidak hanya unggul dalam pengetahuan agama namun juga pengetahuan sain dan teknologi. Para ilmuwan tidak hanya menguasai satu bidang ilmu. Salah satunya adalah Al-Khawarizmi, penemu angka nol. Ia tidak hanya menguasai algoritma dan astronomi. Dalam hal agama, ia pun telah hafal Al-Qur'an sejak kecil dan menguasai ilmu fiqih.

Ada juga Ibnu Sina yang disebut dengan Bapak Kedokteran. Ibnu Al-Haitham penemu lensa kamera, dan masih banyak ilmuwan muslim yang ilmunya begitu berpengaruh hingga saat ini. Tujuan mereka menuntut ilmu hanyalah meraih ridho-Nya. Sehingga apa yang mereka pelajari semata-mata untuk Islam dan kemajuannya.

Oleh karena itu, hendaklah para ibu mendidik anak-anaknya tidak hanya untuk kesuksesan dunianya, tapi dunia dan akhiratnya. Semoga anak-anak kita menjadi anak yang sholeh, cerdas, berbakti kepada orangtua, dan menjadi generasi hebat dambaan umat, insya Allah. Aamiin.

Wallahu a'lam bish-shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak