Oleh : Asma'ul Chusnah (Komunitas Peduli Umat)
Ditengah wabah pendemi covid-19 yang tak kunjung menemukan titik penyelesaian. Nyatanya masalah kemiskinan masih terus menghantui Negeri ini. Sebagaimana yang dilansir ZONASULTRA.COM, KENDARI – Gale Saputra (9) hanya bisa terbaring tanpa daya di atas tempat tidur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Dua buah selang infus pun terlihat menempel di tangan kanan dan hidungnya.
Lima hari sudah Gale berada di RSUD, menjalani perawatan intensif dari pihak dokter dan perawat. Bocah tersebut nampak ditemani oleh seorang perempuan muda, bernama Sri Endang. Tubuh Gale nampak kering, tulang belulangnya menonjol terbungkuskan kulit. Tatapannya sayup dan kosong, sesekali meringis menahan sakit tatkala salah satu anggota tubuhnya digerakkan.
Sri Endang yang merupakan seorang relawan yang menemani Gale di RSUD, bercerita, Gale pertama kali diketahui menderita gizi buruk, saat ia dibawa Ibunya ke Desa Lalonggombuno, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe. Saat itu Endang belum mengetahui tentang keberadaan Gale, hingga akhirnya setelah seminggu berada di kampung tersebut salah seorang warga setempat memposting kondisi anak itu di sosial media.
“Saya tidak tahu awalnya, tapi karena ada pesan yang masuk di group kerukunan saya ada foto anak itu yang dishare. Terus saya tanya siapa anak itu, kata teman itu keponakan ibu Marta, saya tanya lagi sudah lamakah di kampung sini, kenapa baru di share,” ucap Endang saat ditemui awak media di RSUD Bahteramas, Selasa (3/11/2020).
Sungguh miris, melihat apa yang terjadi pada hari ini. Padahal Indonesia dianugerahi kekayaan alam berlimpah dan sumber daya pangan pertanian Gemah Ripah Loh jinawi, Namun gizi buruk pun masih mengintai di Negeri ini, bahkan kata sejahtera hanya sebuah ilusi semata. Tak bisa dipungkiri, beginilah sistem hari ini yakni sistem yang mengemban paradigma Kapitalisme. Negara seakan lepas tangan terhadap berbagai kebutuhan dasar yang menjadi hak rakyat. Pemimpin hari ini lebih mengutamakan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan umat.
Berbeda hal dalam Islam. Pelayanan kebutuhan dasar rakyat adalah menjadi tanggung jawab Negara.
Negara wajib menjamin pemenuhan kebutuhan pokok pada tiap-tiap individu rakyat. Negara juga wajib menjamin pelayanan keamanan, kesehatan dan pendidikan untuk seluruh rakyat. Ini sebagaiaman sesuai dengan sabda Rasulullah SAW : "Pemimpin adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus". (HR al-Bukhari).
Dalam islam kepemimpinan adalah sebuah amanah dan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Dan pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang tidak menghianati rakyat yang telah memilih dirinya, tetapi yang lebih penting adalah tidak menghianati Allah dan Rasull-Nya. Sebagaimana di dalam Al-Quran Allah SWT berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-Nya serta jangan mengkhianati amanah-amanah kalian, sementara kalian tahu (TQS al-Anfal [8]: 27).
Keberhasilan dalam hal pengentasan kemiskinan telah ditorehkan oleh para pemimpin dalam Islam. Sebagaimana yang telah di lakukan pada masa kekhalifahan Umar Bin Abdul Aziz, pada masa ini cukup sulit mencari masyarakar yang miskin. Pada saat itu Umar Bin Abdul Aziz mengirim surat kepada hamid bin Abdur Rahman gubernur Irak untuk membayarkan gaji dan hak rutin di provinsi itu. ‘’Saya sudah membayarkan semua gaji dan hak mereka. Namun, di Baitul Mal masih terdapat banyak uang,’’ tutur sang gubernur dalam surat balasannya.
Kemudian, khalifah Umar Bin Abdul Aziz memerintahkan kembali untuk mencari orang yang dililit utang tetapi tidak boros, "Carilah orang yang dililit utang tetapi tidak boros. Berilah dia uang untuk melunasi hutangnya!’’ Abdul Hamid kembali menyurati Khalifah Umar, ‘’Saya sudah membayarkan utang mereka, tetapi di Baitul Mal masih banyak uang.’’
Begitulah potret kebijakan khalifah dalam hal penanggulangan permasalah kemiskinan. Tentunya problem kemiskinan dapat terselesaikan dengan baik, jika dalam Negeri ini menggunakan sistem yang berasalkan dari sang pencipta. Sudah saatnya diperlukan perubahan yang mendasar, dari sistem perekonomian kapitalisme menuju sistem ekonomi Islam. Karena dalam Islam tidak terdapat individu-individu dalam hal pengelolahan kekayaan Negara, tetapi tiap-tiap individu secara paksa diletakkan pada tingkat ekonomi yang sama. Dan hanya dengan Ekonomi Islam lah kesejahteraan dapat terwujud. Wallahu'alam bisshawab.