Dukun Corona Cabul; Efek Sekulerisasi dan Lambatnya Penanganan Wabah




Oleh Tri Silvia*


Masyarakat kota Tangerang dikejutkan dengan pemberitaan terkait virus corona. Bukan lagi tentang jumlah penderita yang semakin banyak, namun terkait dengan Dukun Cabul yang mengaku-ngaku bisa menyembuhkan segala penyakit, termasuk Corona atau Covid-19.
.
Sebagaimana yang diberitakan oleh Detik.com pada Minggu (18/10/2020), bahwa Polisi telah resmi menahan Sukardi, tersangka kasus pencabulan dengan modus dukun pengobatan alternatif di Kota Tangerang, Banten. Disampaikan bahwa pihak kepolisian akan sesegera mungkin memeriksa kejiwaannya.
.
Pelaku mengaku sebagai dukun yang bisa mengobati segala macam jenis penyakit, termasuk Corona. Para korban dipungut bayaran Rp 200-300 ribu. Dengan dalih melakukan pengobatan dengan cara memijat korban. Korban juga disuruh membuka pakaian dan melakukan ritual mandi air rendaman beras hingga pelaku melancarkan aksinya mencabuli korban.
.
Pada faktanya, praktek perdukunan begitu menjamur di negeri ini. Bahkan pamornya melebihi para pakar dan ilmuan yang ada. Orang cenderung lebih suka mendatangi dukun atau "orang pintar" dibandingkan mendatangi orang-orang pintar yang hakiki, semisal para pakar dan ilmuan. Ketika sakit, merasa miskin, butuh uang, mencari jodoh, merasa kesal kepada orang, ingin laku berjualan, ingin disegani, ingin dipandang orang lain, sampai ketika sudah waktunya pemilihan umum para calon petinggi negeri pun banyak yang mendatangi para dukun.
.
Dari fenomena perdukunan yang begitu menjamur, ternyata banyak diantara mereka (oknum) yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Alih-alih bisa menyembuhkan dan mendapatkan manfaat yang diinginkan, mereka justru dilecehkan dan diambil kehormatan, sebagaimana kasus diatas. Pelaku yang memiliki profesi sebagai tukang angkot ini, awalnya mengaku-ngaku (dari mulut ke mulut) sebagai dukun yang bisa sembuhkan banyak penyakit termasuk corona. Merasa memiliki kuasa atas pasiennya, ia pun melancarkan aksi cabulnya.
.
Astaghfirullahaladzim. Begitulah hidup di negeri yang mengagung-agungkan sekulerisme dimana mereka berusaha untuk menjauhkan agama dari kehidupan. Alih-alih berfikir untuk mengejar duniawi dengan keilmuan yang mumpuni, masyarakat justru kembali pada kepercayaan nenek moyang sebelum datangnya Islam, animisme dan dinamisme.
.
Sungguh kedatangan Islam sebagai rahmat seluruh alam telah jelas-jelas menghapus jejak buruk kepercayaan animisme dan dinamisme ini. Islam yang permulaannya tauhid mengajarkan bahwa tidak ada sesuatupun yang boleh disembah kecuali Allah. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya Allah tempat bergantung dan meminta segala sesuatu. Ada dosa besar yang menanti orang yang meminta-minta kepada sesembahan selain Allah. Dan dengan tindakan pelaku bisa dilabeli kafir.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal kemudian membenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam”. (HR. Ahmad dan Al-Hakim)
.
Melihat maraknya praktek perdukunan di negeri ini, sudah seharusnya lah kita merasa miris. Pasalnya sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, praktek perdukunan semakin menjadi-jadi. Hal tersebut menjadi salah satu bukti berhasilnya musuh-musuh Islam mencekoki umat dengan faham sekulerisme atau pemisahan agama dari kehidupan. Sehingga umat tidak lagi mengingat dan melibatkan Tuhan nya ketika dihadapkan dengan urusan duniawi.
.
Belum lagi kesengsaraan akibat pandemi yang semakin menjadi-jadi, membuat masyarakat berlarian mencari solusi. Negara seakan tak lagi bisa untuk menanggulangi wabah yang menerpa. Tak ada jaminan atas kebutuhan dasar, begitupun kesehatan. Alih-alih menggratiskan pengobatan secara keseluruhan, Pemerintah hanya menjamin pengobatan pasien yang positif terjangkit. Adapun yang lainnya tidak dijamin, termasuk tes Rapid dan Swab yang diklaim bisa menentukan positif tidaknya pasien terjangkit virus corona.
.
Selain itu, kesimpangsiuran informasi menjadi salah satu faktor terbesar yang menyebabkan masyarakat menjadi antipati kepada para tenaga medis. Mereka menganggap ada oknum-oknum tenaga medis yang bertindak nakal dengan mempermainkan vonis corona kepada pasiennya. Ketakutan pun menjadi-jadi sebab jumlah pasien corona yang semakin banyak dari hari ke hari. Ketakutan yang berlebihan yang menimbulkan keputusasaan dan sikap berbalik tidak percaya dari masyarakat. Pencarian solusi dari non tenaga medis pun dilakukan, dalam hal ini dukun.
.
Tumpukan masalah diatas membuat semuanya menjadi begitu runyam. Alhasil, meskipun banyak solusi yang ditawarkan, namun tidak ada satupun solusi yang sanggup menuntaskan permasalahan tersebut. Justru menambah-nambah permasalahan yang ada. Lalu bagaimana solusi sebenarnya di dalam Islam?
.
Islam sebagai agama sempurna memiliki banyak sekali aturan praktis yang wajib dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Meliputi urusan akidah dan ibadah, pun tentang muamalah dan politik. Islam menganggap bahwa segala permasalahan hendaknya dikembalikan kepada sumber asalnya dahulu. Baru kemudian dicari solusi terbaik yang sesuai dengan aturan dalam syariat Islam.
.
Adapun dalam hal ini, tentunya kita sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa sumber dari segala permasalahan yang terjadi terkait dengan praktek dukun cabul corona merupakan akibat dari pemikiran sekulerisme yang menyebut bahwa agama haruslah dijauhkan dengan negara. Disamping itu penanganan wabah yang tidak jelas dan minimnya penjaminan terhadap kesehatan dan kebutuhan masyarakat menjadi faktor lain yang membuat masyarakat tidak sanggup untuk berfikir jernih dan menempuh berbagai cara untuk mendapatkan keinginan dengan instan meski harus menggadaikan keimanan mereka.
.
Telah jelas bahwa solusi yang mestinya diambil oleh negara bukanlah solusi parsial dan sementara. Solusinya harus bersifat sistemik, karena kerusakan yang terjadi tidak hanya berlaku untuk personal saja melainkan juga masyarakat dan para petinggi negara. Maka dari itu, sebuah sistem yang sohih haruslah muncul sebagai ganti dari sistem yang rusak tadi. Yakni Islam, sebagai rahmatan Lil alamin. Islam mampu untuk selesaikan berbagai persoalan diatas dengan penerapan aturannya dalam bentuk negara. Dengan Islam, negara akan menjamin seluruh kebutuhan dasar dan kesehatan warganya.
.
Selain itu, penanganan wabah yang saat ini seolah tak jelas arah. Semuanya akan diselesaikan dengan aturan Islam, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabat, dan para Khalifah setelahnya. Pun terkait dengan praktek perdukunan yang menjamur di negeri ini, semuanya akan diberangus tuntas. Hukuman tegas atas tindak pencabulan pun akan ditegakkan sehingga tak ada satupun orang yang berani melakukan lagi hal tersebut.
Inilah yang akan dilakukan ketika aturan-aturan Islam diterapkan dalam bentuk negara, Daulah Khilafah Islamiyah. Semoga bisa segera terlaksana.
.
Wallahu A'lam bis Shawwab


*Pemerhati kebijakan publik

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak