Oleh: Lisa Angriani S.Pd
(Guru dan Pemerhati Sosial)
Moramo, Sulawesi Tenggara
Andai saja cintamu benar, maka kamu pasti menaatinya. Karena orang yang mencintai itu sangat menaati orang yang dicintainya. Imam syafii.
Cinta adalah suatu emosi dari kasih sayang yang kuat. Ia merupakan perasaan dalam diri seseorang yang dirasakan oleh hati. Sehingga setiap orang yang melahirkan cinta akan membuktikannya dengan mengekspresikan rasa cintanya.
Cinta akan senantiasa mengantarkan seseorang pada sebuah ketaatan kepada yang dicintainya, sehingga seseorang akan senantiasa berjalan sesuai dengan apa yang ia cintai. Tanpa ketaatan kepada yang kita cintai maka cinta kita tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
Saat kita mengungkapkan cinta kita terhadap sesuatu saat itu pula kita siap untuk berjalan berdampingan dengan apa yang kita cintai. Begitu pula saat kita mengatakan bahwa kita mencintai Nabi dan Rasul, kita akan senantiasa hidup dalam ketaatannya sebagai bukti kecintaan kita pada Nabi.
Tanpa ketaatan kepada rasul cinta kita belum benar-benar terbukti, sebab lisan dan pikiran kita belum bersatu untuk menghasilkan suatu aktivitas yang sesuai dengan ucapan bahwa kita mencintai Rasul.
Mencintai berarti kita harus siap menerima konsekuensi dengan apa yang kita cintai, saat kita mencintai Nabi saw. maka konsekuensi yang harus kita ambil adalah mengamalkan secara menyuluruh apa yang Rasulullah bawa.
Menaati syariatnya secara totalitas tanpa tapi apalagi mengucapkan kata nanti, ini adalah proses pembuktian terhadap cinta kita pada Rasulullah. Meneladani kehidupan Nabi saw. menjadikan ia sebagai cerminan sehingga memupuk cinta kita untuk senantiasa tumbuh subur dan mengalir.
Jika kita benar-benar mencintai Rasulullah maka tidak ada keraguan sedikit pun untuk berpaling dari apa yang Rasulullah bawa. Kesukaran untuk memilih taat pada syariat bukan suatu pilihan untuk kita yang mencintai Rasulullah. Amalan berat dan ringan akan senantiasa mudah dijalankan selama cinta senantiasa hadir, karenanya cinta menjadi penyemangat untuk menjalankan ketaatan pada syariat.
Orang yang mencintai Rasulullah akan senantiasa menjadi orang yang menantang atas apa yang menimpa Rasulullah. Saat kezaliman itu terjadi maka akan ada orang yang benar-benar marah, karena kecintaannya pada rasulullah membawanya pada sebuah titik keberanian untuk terus berada dalam keataatan dan bersemangat melawan kezaliman.
Rasulullah berkata, “Tidak sempurna Iman seseorang sampai aku lebih ia cintai dari pada anaknya, kedua orang tuanya, dan manusia selurunya." (HR Muslim)
Sehingga tidak ada alasan untuk tidak mencintai Rasulullah karena hal tersebut menjadi konsekuensi dari ucapan syahadat setiap muslim. Ketika ucapan itu keluar dari lisan kita maka sudah menjadi keharusan agar kita membuktikannya sebagai wujud ketaatan dengan menjalankan seluruh syariat yang Rasulullah bawa.
Mencintai syariat Islam adalah perwujudan dari mencintai Rasul, saat banyak orang yang mengingat hari kelahiran Nabi saw. dengan banyak mengucapkan shalawat atas terciptanya cinta mereka pada Rasulullah, seharusnya akan membawa mereka untuk senantiasa menjalankan syariat Islam secarah menyeluruh.
Karenanya tak ada penantangan untuk menjalankan syariat Islam selama kita mencintai Rasulullah, akan menjadi aneh apabila ada sebagian orang yang mengaku muslim dan mencintai Rasulullah namun enggan menjalankan ketaatannya pada apa yang Rasul bawa.
Jadi cinta yang hakiki adalah yang di dalamnya terwujud ketaatan pada apa yang senantiasa ia cintai. Begitu pun sebaliknya, ketaatan adalah bukti cinta yang telah tumbuh. Cinta tanpa ketaatan maka mudah baginya dikatakan sebagai kemunafikan, ia berbohong atas nama cinta dan menciptakan cinta yang palsu.
Dengan demikian ungkapan cinta pada Nabi saw. harus senantiasa sejalan dengan ketaatan kita terhadap syariat Islam, karena itu semestinya kecintaan kita pada Rasul terwujud dengan senantiasa berjuang menegakkan syariat Islam secara kaffah. Teruslah mencintai Rasulullah karenanya yang mencintainya kelak akan dipertemukan dengannya dan mendapatkan syafaatnya.
Waalahu’alam Bis Shawab.
Tags
Motivasi