Cinta Kepada Nabi SAW Butuh Bukti


Oleh: Rindoe Arrayah

       Gelaran Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW secara online pada tanggal 29 Oktober 2020 kemarin begitu membekas dalam ingatan. Bagaimana tidak? Di tengah pandemi yang belum jelas kapan akan berakhir, hadir sebuah acara yang begitu menyejukkan. Bahkan sebelum acara dimulai, pendaftarnya mencapai 70 ribu orang. MasyaAllah! Allahu Akbar!

Acara tersebut digelar dalam rangka perwujudan rasa cinta kepada Nabi SAW. Agar kita senantiasa mengingat perjuangan dan seluruh pengorbanan yang telah dilakukan.

Kita sebagai muslim wajib untuk mencintai Nabi SAW melebihi cinta kita pada diri sendiri. Sebagaimana hadits Nabi SAW.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Hisyam bahwa ‘Umar bin Khattab ra berkata kepada Rasulullah SAW:

يا رسول الله لأنت أحب إلي من كل شيء إلا من نفسي فقال النبي صلى الله عليه وسلم لا والذي نفسي بيده حتى أكون أحب إليك من نفسك

“Engkau adalah orang yang paling saya cintai, kecuali atas diriku sendiri. Rasulullah SAW: “Demi Allah, (imanmu) tidak (sempurna) hingga aku lebih engkau cintai, bahkan atas dirimu sendiri”.

Mencintai Nabi SAW adalah bagian dari keimanan yang paling utama. Kecintaan itu, meskipun adanya di dalam hati, namun tanda-tandanya terlihat secara nyata pada kehidupan lahiriyah seseorang. Mendahulukan kepentingan-kepentingan Nabi SAW atas kepentingan pribadi, dan menjadikan jalan hidup beliau sebagai panduan, adalah bukti kecintaan kepada Nabi SAW yang benar.

Nabi SAW adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Jasa Nabi SAW berupa petunjuk kepada agama Islam, sebagaimana firman Allah SWT,

“…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syuura: 52)

Perjuangan berat dan panjang yang dilalui NabiSAW beserta para sahabat setia beliau, menjadi sebab datangnya hidayah Allah SWT kepada kita semua pada saat ini hingga akhir zaman nanti. Agama Islam yang kita yakini sebagai jalan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, dapat kita rasakan hingga  kini tak lepas dari perjuangan Nabi SAW.

Tentunya, perwujudan rasa cinta kita membutuhkan pembuktian. Apakah itu? Dalam Gelaran Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut, Ustadz Karebet Wijayakusuma sempat mengatakan:

“Cinta tak sekadar dengan kata-kata C-I-N-T-A. Tapi harus dibuktikan dengan ittiba’ (mengikuti) semua ajaran yang dibawa Rasulullah SAW. Bukan hanya pada ranah individu, tapi hingga bernegara.” (Muslimahnews.com, 29/10/2020)

Namun didapati saat ini, kita tidak bisa menjalankan seluruh syari’at Islam yang dibawa oleh Nabi SAW secara sempurna. Mengapa? Karena, sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah pada tanggal 24 Maret 1924 tidak ada satupun negara yang menerapkan syari’at Islam dalam sendi kehidupan secara sempurna. 

Kapitalisme-sekulerisme telah merenggut semuanya. Hingga kini, umat Islam tak lagi berdaya dan berjaya. Sistem yang telah nyata kerusakannya ini, sudah saatnya untuk digantikan dengan sebuah sistem kehidupan dari Sang Khaliq yang akan mengantarkan manusia kepada keberkahan dalam menjalani kehidupan.

Untuk itu, bukti cinta kita kepada Nabi SAW bisa diwujudkan dengan senantiasa berpegang teguh memperjuangkan syari’at Islam agar tertegakkan kembali di muka bumi ini.

Wallahu a’lam bishshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak