Oleh : Yaurinda
Nabi sekaligus Rasul terakhir Nabi Muhammad SAW kembali dihina di Prancis, penghinaan kembali terulang setelah 5 tahun berlalu kala itu seruan pemboikotan terjadi. Kini penghinaan itu terjadi kembali.
Dikutip dari laman SRIPOKU.COM -- Seruan memboikot produk-produk asal Prancis tumbuh di sejumlah negara mayoritas negara-negara Arab di Timur Tengah.
Seruan boikot terhadap semua produk Perancis, sebagai reaksi atas sebutan kata-kata Presiden Emmanuel Macron terhadap kematian seorang guru “teroris Islam”. Macron juga mengatakan, menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai kartun bukan hal yang salah.
Mengutip jaringan berita CNN, Macron menyampaikan sikap itu pekan lalu, untuk menghormati guru sekolah menengah yang dibunuh. Guru bernama Samuel Paty (28), tewas setelah kepala dipenggal usai mengajar di pinggiran Paris.
Paty dihabisi setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas. Membahas kartun karya Charlie Hebdo, dianggap sebagai pelajaran kebebasan berekspresi. Menganggapnya sebagai kebebasan berekspresi.
Penghinaan kepada nabi bukan hanya kali ini namun sudah sering terulang, boikot pun sepertinya hanya berlangsung sementara dan tidak menimbulkan kerugian yang berarti. Kini Islam semakin dihinakan akibat tidak diterapkan sistem Islam ditengah umat. Dan muslim tidak memiliki pemimpin sehingga mereka seenak sendiri menghina atas dasar negara demokrasi yang memiliki kebebasan berekspresi.
Penghinaan ini dulu pernah akan terjadi dimasa kekuasaan Sultan Abdul Hamid II yang menyampaikan kepada negara Prancis kala itu yang sedang mempersiapkan pertunjukan seni yang menghina nabi. Kemudian Sultan mengirim utusan untuk memperingatkan jika pentas berlanjut maka perang akan terjadi. Setelah itu pertunjukan tidak terjadi. Jelas ini bukti dengan adanya pemimpin Islam, Islam akan dimuliakan bukan hanya sekadar boikot tapi solusi tuntas dari masalah ini yaitu pemimpin Islam dan diterapkan sistem Islam secara sempurna.