Boikot Penghina Nabi Sekaligus Sistem Pembawanya




Oleh : Fitri Susanti 
(Mahasiswi Ma’had Al-Imarot Bandung)

Lagi-lagi penistaan terhadap Islam terus terulang, penghinaan terhadapat Nabi pun terulang. Tanpa merasa bersalah dengan lantang mengatakan atas kebebasan berpendapat. Luka yang masih basah dilumuri lagi dengan luka-luka lainnya. Muslim Dunia geram atas sikap Prancis yang lancang menghina Nabi Shallalu alaihi wassalam.

Di mana propaganda toleransi beragama sejak lama diserukan para pemimpin Dunia? Meskipun Barat menerapkan sistem sekuler –liberal, sentimen-sentimen keagamaan terus mewarnai kehidupan mereka. Menguatnya sentimen Islamofobia menyadarkan kaum Muslim bahwa kebencian Barat begitu besar terhadap Islam.
 
Hal ini yang ditunjukkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, ia mendukung kebebasan berekspresi terkait kontroversi kartun Nabi Muhammad Saw di negaranya. Ia berargumen bahwa prinsip negaranya adalah mendukung kebebasan berpendapat.

Dalam peringatan Rabu malam di Paris (21/10), Macron memuji Samuel Paty sebagai “pahlawan diam” dan “Wajah Republik”. Bahkan Macron memberikan penghargaan tinggi negara, Legion d’honneur, kepada keluarga Paty. Sementara pembunuh Paty, Abdullakh Anzorov, remaja 18 tahun kelahiran Chechnya, ditembak mati oleh polisi setelah pembunuhan terjadi.

“Dia dibunuh karena jiwa Republik tertanam padanya. Ia dibunuh karena kelompok Islamis menginginkan masa depan kita. Mereka tahu, dengan adanya pahlawan-pahlawan yang bergerak secara diam-diam seperti ini, upaya mereka tak akan pernah berhasil,” kata Macron (bbc.com, 22/10/2020)

Ucapan Macron dikritik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia menyebut kesehatan mental Macron perlu diperiksa serta menginisiasi ajakan boikot produk-produk Prancis. Ajakan Erdogan lantas direspons oleh warganet dari Arab maupun Indonesia yang menyerukan boikot untuk produk-produk Prancis lewat sosial media.

Di Kuwait, jaringan supermarket swasta mengatakan bahwa lebih dari 50 gerainya berencana memboikot produk Prancis. Kampanye boikot ini juga sedang memanas di Yordania dan Yaman. Tampak sejumlah negara berpenduduk Muslim memboikot produksi Prancis. Hal itu menandakan masih adanya ‘nyawa’ bagi umat Islam menghadapi Barat dengan segala bentuk kebenciannya pada Islam. Namun ini tidak akan ampuh menghentikan total penghinaan berulang terhadap Nabi Muhammad Saw.

Kebencian barat terhadap Islam yang kian menjadi. Maka dengan ini boikot produk saja belum cukup untuk membungkam barat untuk tidak semena-mena lagi melukai umat Islam. Harus diiringi dengan boikot terhadap sekularisme-liberalisme yang menjamin kebebasan berpendapat hingga bebas menghujat ajaran Islam serta Nabi Muhammad. Boikot demokrasi dan kapitalisme, sebagai biang masalah atas setiap tindakan penghinaan serta pelecehan terhadap Islam dan umat Islam.

Inilah yang paling berbahaya dari produk-produk Prancis yang tetap eksis di berbagai negeri Muslim. Prancis yang merupakan negara yang harus dilawan dengan boikot total, “mengharamkan” segala ide-ide mereka di setiap negeri muslim. Karena sistem Sekuler-Demokrasi ialah sumber peradaban Barat yang menghasilkan kerusakan bagi manusia.

Umat Islam membutuhkan khilafah untuk total bisa membungkam mulut kebencian Prancis dan seluruh imperialis Eropa. Bahkan sejarah mencatat ketika khilafah tegak penghinaan tehadap Nabi Muhammad saw ditindak tegas. Tidak dibiarkan aman bahkan dilindungi seperti sekarang atas dasar kebebasan.
Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra memerintahkan untuk membunuh penghina Rasulullah Saw, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud rahimahullah dalam Sunannya hadis ke 4.363. Dan kisah ini juga diriwayatkan oleh An-Nasai, Al-Hakim, Ahmad, Al-Baihaqi, Al-Humaidi dan Abu Ya’la rahimahumullah

Lalu, Khalifah Umar bin Kaththab ra yang terkenal sebagai Sahabat Nabi Saw tegas juga pemberani. Sebagai Khalifah yang adil beliau pernah mengatakan, “ Barangiapa mencerca Allah atau mencaci salah satu Nabi, maka bunuhlah ia!”. Atsiar ini diriwayatkan oleh Al-Karmani rahimahullah yang bersumber dari Mujahid rahimaihullah.

Inilah sikap para penguasa Islam dalam Khilafah  membungkam penghina Nabi. Tentu tak ada satu pun yang berani di  hadapan Khalifah dan kekuatan Khilafah. Berbeda kondisinya disaat tidak ada Khilafah, para penguasa Muslim hanya mampu berikan kecaman dan boikot barang-barangnya. Maka sudah seharusnya mengembalikan kemuliaan Islam dengan menegakkan Khilafah. Allahu A’lam Bishshawab.

Sumber :
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4395506/fakta-boikot-produk-prancis-apa-pengaruhnya-ke-indonesia
https://www.muslimahnews.com/2020/11/06/negara-bebal-penghina-nabi-tanpa-kompromi-boikot-total/



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak