Oleh
: Dwinur Pratiwi
Pemerintah berencana akan
menghapus ujian nasional (UN)pada tahun 2021. Dalam hal ini ikatan guru
Indonesia (IGI) mengusulkan dibuatkan sistem portofolio pencapaian siswa hingga
akhir pendidikan sebagai pengganti penilaian dari UN. Ketua IGI,
Ramli menjelaskan sistem portofolio ini merupakan tempat dimana catatan
siswa tersimpan sejak mulai pertama kali masuk sekolah sampai kemudian tamat
dari sekolah tersebut. Dari situ dapat terlihat dengan jelas bakat minat dan
kemampuan siswa serta pencapaian mereka mulai dari masuk hingga mereka
menamatkan pendidikan nya. (republika.co.id 13/12/2019)
Yang menjadi latar belakang
penghapusan Ujian Nasional (UN) ini karena keadaan yang masih dalam suasana
pandemi covid-19 yang tidak memungkinkan untuk melakukan ujian nasional yang
berakibat pada penambahan kluster baru. Namun, penghapusan UN dinilai tidak
memiliki manfaat signifikan dalam mendidik siswa. Jika ditelaah apakah
penghapusan ujian nasional ini simpul persoalan pendidikan?
Di Indonesia pendidikan masih
menghadapi berbagai problematika salah satunya di sistem kapitalis demokrasi
ini, pemerintah hanya memikirkan pada jumlah peserta didik yang banyak saja dan
output peserta didik yang siap bekerja dengan upah murah namun berkualitas. Hal
ini merupakan masalah, meskipun sudah melakukan banyak revisi kurikulum dan
sudah menjalankannya namun masalah tidak kunjung selesai. Begitu banyak lulusan
SMA hingga perguruan tinggi yang menjadi pengangguran, begitupun jenjang
pendidikan yang lain belum berdaya secara skala masyarakat ataupun untuk
dirinya sendiri.
Tentu semua ini sangat berbeda
dengan sistem pendidikan Islam. Karena sejatinya yang dilihat didalam Islam adalah
kualitas peserta didik dalam kesungguhan mereka belajar serta berkontribusi
untuk ummat dengan menyelesaikan permasalahan berdasarkan dengan ilmu yang
berlandaskan aqidah dan keimanan. Tidak sekedar jenius di bidangnya tetapi juga
memiliki ketaatan, jiwa yang tangguh dengan kepribadian Islam. Islam menjadikan akidah sebagai dasarnya
karena keimanan dan ketaqwaan, juga akhlak mulia menjadi fokus yang ditanam kan
pada anak didik.
Dan Allah telah mengatur landasan
pendidikan yang jelas bagi manusia melalui syariat islam. Dengannya, sistem
pendidikan Islam akan melahirkan pribadi muslim yang taat kepada Allah dan
generasi yang cerdas. Terbukti pada masa kejayaan Islam dalam Kekhilafahan
Abbasyiah yang melahirkan ilmuwan cerdas dan bertaqwa yang dijadikan sebagai mercusuar
pada pendidikan era modern ini. Tentunya
semua itu bisa tercapai menjalankan sistem pendidikan Islam, dalam sebuah
naungan institusi bernama Khilafah. Maka dari sekarang, saatnya kita sadar
untuk berjuang dan melanjutkan kembali kehidupan Islam dengan penerapan syariat
yang menyeluruh termasuk bidang pendidikan. Dengan izin Allah, permasalahan
dalam pendidikan akan selesai dan pendidikan tidak lagi diukur sekedar materi
seperti saat ini, melainkan ilmu serta kesungguhan belajar dan kontribusi para
pencari ilmu untuk ummat dengan mengamalkan serta mendakwahkannya. Wallohu’alam
bi ash shawab.