Oleh : Nur Haidaroh (@nadiratuzzamann)
Memasuki bulan baru yakni Oktober, banyak sekali orang yang menyambutnya, terlebih para remaja. Harapannya adalah bulan baru ini bisa lebih baik dari bulan sebelumnya, hilangnya Corona, bisa sekolah lagi, bisa hangout lagi. Apalagii kalo si remaja ini jomblo hihihi... Pasti deh udah tenggelam dalam halu, berharap bulan ini dia dilamar sama si doi. Atau malah berharap jadian sama doi. Hayoo ngakuuu. Astaghfirullah jangan sampe yaa jadian jadiaan...
Berbicara tentang jadian, biasanya dia identik dengan pacaran. Sudah tidak asing lagi kata kata ini terdengar oleh manusia. Di oktober ini ada satu hari yakni pada tanggal 3 Oktober dimana hari itu dikhususkan atau bahkan di rayakan oleh para Remaja. Yaitu National Boy Friend Day.
Apa itu? Adalah hari dimana semua pasangan yang berhubungan dengan jalur pacaran itu harus memberikan hadiah dan kasih sayang kepada pasangan lelaki nya. Memberi boneka, coklat, barang yang pasangan lelaki nya suka, atau bahkan keperawanannya. Nau'dzubillah min dzaalik. Memang, tanggal ini tidak dijadikan tanggal merah nasional. Tapi banyak sekelompok remaja yang merayakannya.
Jika kita telusuri, dari aktivitas pacarannya saja Allah sudah mengharamkan. Apalagi ditambah embel-embel lain. Pacaran adalah aktivitas berdua-duaan dengan lawan jenis (khalwat) dengan maksud meyalurkan rasa cinta tapi tidak dengan jalan yang Allah ridhoi. Jelas sudah ini adalah perbuatan maksiat dan mendekati Zina. Dalam surat Al-Isra ayat 32 Allah berfirman:
"Janganlah kalian mendekati Zina, sesungguhnya zina adalah perbuatan keji..."
Dari ayat diatas jelas sekali, bahwa mendekati zina nya saja udah haram, apa lagi kalau sampai zina.
Dalam Islam, interaksi antara lawan jenis itu sangat diatur, di perhatikan dan sangat di jaga. Jika ada ketertarikan antara lawan jenis, islam mengajarkan untuk tidak dengan jalur pacaran. Namun, menuju pernikahan. Yang mana nantinya ada proses Ta'aruf, dan Khitbah. Tentu sangat dijaga sekali prosesnya.
Kendati demikian, bukan berarti ketika kita belum mampu menuju pernikahan tadi, kita tidak boleh tertarik dengan lawan jenis. Allah memberikan kepada kita Naluri Nau' atau kasih sayang. Rasa mencintai dan menyayangi sesuatu. Dan itu sudah fitrahnya kita sebagai manusia. Namun, cara yang kita lakukan untuk menyalurkannya adalah tidak melalui pacaran.
Nah, apa yang harus kita lakukan jika kita belum mampu menikah?
Dengan shaum, kata Rasulullah Ash-Shiyaamu Junnatun, yang artinya Puasa itu adalah perisai. Maksudnya adalah perisai dari kemaksiatan. Benteng agar kita tida terjerumus pada aktivitas-aktivitas maksiat.
Kedua, yaitu dengan menundukkan pandangan. Dengan begitu, iffah dan izzah kita akan terjaga.
Ketiga, menyibukkan diri dengan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat dan ibadah. Seperti mengikuti kajian, ibadah lebih rajin, puasa sunnah, membantu orang tua, atau bergaul dengan orang-orang sholeh/ah di sekitar kita. Well, Yuk sama-sama perbaiki diri, lebih dekat dengan ilahi Rabbi.