Oleh: Tri Wahyuni Purbawati
Modus lama terulang kembali. Seorang ulama lagi-lagi menjadi incaran pembunuhan oleh seorang pemuda yang tak dikenal. Syekh Ali Jaber, salah satu ulama besar di Indonesia yang dakwahnya terkenal menyejukkan, bahkan nasehatnya mudah diterima oleh masyarakat menjadi korban penusukan oleh pemuda inisial AR (26).
Video beberapa waktu lalu yang sedang viral dijagad media, memperlihatkan seoarang pemuda berlari kencang dari arah peserta ke panggung acara untuk melakukan penyerangan terhadap Syekh Ali Jaber.
Dikutip dari CNNIndonesia.com, Bandar Lampung, 13/09/2020. Penyerangan terjadi saat Syekh Ali Jaber sedang mengisi acara di salah satu Masjid yaitu Masjid Falahudin Tamin Sukawaja. Saat itu Syekh Ali Jaber tengah memberikan nasihat kepada peserta Hafidz Qur’an. Penyerangan tersebut sontak mengagetkan peserta yang berada disana. Pasalnya, tak ada angin tak ada hujan, seorang pemuda yang menyamar menjadi peserta langsung berlari kencang kearah Syekh Ali Jaber dengan mengarahkan pisau yang telah disiapkan.
Kejadian tersebut seperti telah diatur dan disiapkan oleh pelaku.
Wajar bila kemudian masyarakat dapat menilai sendiri bahwa kejadian itu bukanlah kejadian biasa, tapi ada maksud terselubung yang tak diketahui oleh mereka. Jelas kejadian ini membuat umat muslim diseluruh dunia tidak terima terhadap penyerangan ulama yang dilakukan oleh pemuda tersebut.
Kasus penyerangan terhadap ulama seperti tak ada habisnya. Hampir setiap tahun masyarakat disuguhi dengan berbagai berita kekerasan terhadap ulama. Anehnya lagi, kasus setiap tahun sama yaitu penyerangan kepada ulama atau tokoh Islam yang pelakunya memiliki gangguan jiwa. Januari 2018, kasus penganiayaan pimpinan Ponpes Al Hidayah Cicalengka. Pimpinan pondok dipukul menggunakan kayu hingga korban dilarikan kerumah sakit. Kepolisian setempat menyatakan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa.
Februari 2018, kasus penyerangan Komandan Brigade PP Persatuan Islam (Persis) oleh tetangganya sendiri. Diduga pelaku mengalami gangguan jiwa. Februari 2018, penyerangan kepada Kyai di Lamongan. Orangtua pelaku menyatakan bahwa anaknya mengalami gangguan jiwa. (Dilansir dari Tempo.com/15 September 2020).
Negara tak pernah serius dalam mengatasi masalah umat terlebih saat kekerasan terhadap ulama. Negara telah gagal dalam menyelesaikan persoalan umat. Sebab negeri ini mengadopsi asas sekuler yang menjauhkan kehidupan dari agama. Sehingga ulama yang berpegang teguh pada Al-Qur’an maupun As-Sunnah, serta gencar menyampaikan kebenaran akan dibidik. Baik dengan serangan fisik maupun persekusi. Inilah alam sekuler yang saat ini mengelilingi kita. Tak menginginkan umat mengambil jalan yang lurus yaitu jalan dari Rabb Semesta alam.
Adapun sistem demokrasi dengan asas kebebasannya tak menjamin ulama menyampaikan dakwah secara bebas dan dilindungi. Bahkan isi dakwah akan diatur sesuai dengan keinginan rezim. Oleh karena itu, berharap jaminan keamanan untuk berdakwah di alam sekuler hanyalah ilusi. Sebab konsekuensi yg didapat ketika dakwah berseberangan dengan pemikiran rezim, akan diserang, distigmatisasi negatif, bahkan membuat kaum muslim sendiri takut pada agamanya sendiri. Lalu, mengapa masih mengharapkan jaminan keamanan berdakwah bagi ulama dalam sistem demokrasi sekuler?
Keamanan adalah kebutuhan dalam masyarakat. Negara wajib menjamin keamanan pada tiap-tiap umat tanpa kecuali. Selain itu wajib memberikan perlakuan terbaik dengan pengaturan urusan umat secara optimal, terlebih pada ulama yang memberikan sumbangsih ilmu untuk mendidik dan membina umat, karena peran ulama begitu besar untuk umat ini, sehingga kemuliaannya harus terjaga.
Islam mampu memberikan jaminan keamanan pada umat. Dalam Khilafah ulama dilindungi dan dihormati karena kedudukannya yang tinggi dan mulia ditengah-tengah umat. Kontribusinya terhadap dunia begitu besar, mengurusi permasalahan umat dan menerapkan Syariah Islam.
Itulah yang dilakukan oleh ulama. Wajar jika didalam Daulah Islam seluruh ulama difasilitasi, dan dijaga keamanannya oleh masyarakat maupun negara, karena mereka layak untuk mendapatkannya. Itulah gambaran istimewahnya ulama pada masa Khilafah Islamiyah. Jaminan keamanan sangat nampak. Ulama terjamin keamanannya, bahkan umat turut memuliakannya atas ilmu yang diberikan.
Karena itu jelas, kita tak bisa berharap banyak kepada para pemimpin muslim saat ini. Satu-satunya kunci mewujudkan keamanan pada ulama dengan menerapkan kembali sistem Khilafah. Sistem yang dapat melindungi ulama, umat sekaligus penjaga agama. Inilah yang harus diperjuangkan oleh seluruh umat Islam di dunia.