Perlukah Normalisasi Hubungan dengan Israel?




Oleh Amma Faiq



Pengamat bidang militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengatakan Indonesia harus berani membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini merupakan upaya untuk memudahkan Indonesia melakukan diplomasi dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina (republika.co.id/26/09/2020). Pandangan ini dianggap penting lantaran jika ingin memerdekakan Palestina maka dibutuhkan diskusi dengan Israel. Namun, apakah langkah normalisasi ini merupakan langkah yang tepat?

Warga Palestina sendiri sangat menyayangkan dan kecewa dengan normalisasi hubungan negeri-negeri muslim seperti Uni Emirat Arab, Bahrain dan Liga Arab dengan Israel beberapa waktu yang lalu. Mereka memandang bahwa normalisasi tidak akan memerdekakan mereka dari Israel. Alasannya adalah karena Israel tidak akan rela melepaskan tanah suci al Quds yang juga diyakini bangsa Israel sebagai tanah yang mulia.

Sejatinya, langkah yang tepat untuk membebaskan mereka dari Israel adalah dengan melakukan upaya jihad dan penaklukan wilayah Palestina oleh kaum muslimin. Bukan dengan retorika atau diskusi belaka. Sifat kafir Israel sebagai penjajah yang telah nyata memusuhi Islam dan kaum muslimin tidak boleh harus disikapi dengan tegas. Ketegasan dari pemimpin muslim yang memiliki kemampuan dan kekuatan militernya.

Fakta sejarah dunia Islam menggambarkan bagaimana kepemimpinan muslim dalam sistem pemerintahan Islam mampu menggetarkan musuh kaum kafir yang selalu memusuhi Islam dan kaum muslimin. Adalah Khilafah sebuah institusi negara Islam yang menerapkan seluruh syariat Islam dibawah kepemimpinan seorang Khalifah. Khilafah akan melindungi seluruh warga negaranya, warga yang berbaiat kepadanya dan kaum muslimin secara keseluruhan.

Lihat saja bagaimana Rasulullah saw memerangi dan mengusir bani Qainuqa' (yahudi) di Madinah karena melanggar perjanjian dan membuat makar. Lihatlah pula bagaimana Khalifah Mu'tashim Billah menaklukkan kota Amuriah hanya karena teriakan seorang muslimah yang dihinakan oleh seorang yahudi. Begitu pula dengan Shalahuddin Al Ayyubi menaklukkan kerajaan Jerusalem (Palestina) pada saat itu dari kaum nasrani.

Penaklukan dan pengusiran yang dilakukan pemimpin negara merupakan sikap tegas dalam Islam terhadap segala hal yang menghalangi upaya dakwah, melanggar perjanjian dan melecehkan kaum muslimin serta ajaran Islam. Oleh karena, sikap diplomasi terhadap kafir harbi fi'lan yang telah nyata memusuhi Islam dan kaum muslimin bukanlah sikap yang tepat. Sudah saatnya kaum muslimin bersatu untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah untuk mendapatkan kemuliaan hidup dibawah naungan Khilafah Islamiyah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak