Penjagaan Islam Yang Umat Butuhkan



Oleh : Yauma Bunga Yusyananda

 

Kebencian negeri barat dengan Islam, nyatanya terus bergulir hingga hari ini. Leluhur mereka hingga generasi mereka saat ini masih menyimpan rasa ketidaksukaan yang mendalam. Dalam salah satu serial Payitaht: Abdülhamid, Sultan Abdul Hamid yang dikenal lembut tidak bisa lagi menahan emosi ketika mendapat kabar Prancis akan menggelar pertunjukan teater yang menampilkan tokoh utama Nabi Muhammad SAW. Film Payitaht tersebut bersumber dari catatan harian Sultan Abdul Hamid saat menjabat sebagai Khalifah. Bahkan, keturunan langsung Abdul Hamid, yaitu Orhan Osmanuglu ikut dilibatkan dalam pembuatan film ini agar cerita sesuai dengan sejarah yang sebenarnya, meski ada improvisasi percakapan di dalamnya. (republika.co.id 27/10/2020)

Maka sudah dari dulu, Prancis selalu menghinakan Rasulullah hingga hari ini. Tahun 2015, Charlie Hebdo yang merupakan media dari Prancis, membuat karikatur kontroversi mengenai Rasulullah.  Dan pada hari Rabu malam, 21 Oktober 2020, karikatur Nabi Muhammad ditampilkan menggunakan proyektor ke gedung pemerintahan di Prancis. Hal tersebut dinilai sebagai bentuk penghormatan terhadap guru sejarah, Samuel Paty, yang dipenggal kepalanya oleh seorang imigran muslim. Penggambaran kontroversial dari Charlie Hebdo ini ditampilkan ke gedung balai kota di wilayah Occitanie, yakni Montpellier dan Toulouse. (prbandungraya.pikiran-rakyat.com 23/10/2020)

Hal ini tentu menjadi hal pahit yang diterima oleh kaum muslimin di seluruh dunia karena Islam hari ini tanpa perlindungan  dan penjagaan hingga Rasulnya dihinakan. Walau demikian, ternyata negeri muslim mampu menyuarakan amarahnya dengan aksi pemboikotan produk Prancis yang diawali oleh Presiden Turki, "Sekarang saya menyerukan kepada bangsa kita, sebagaimana yang telah terjadi di Perancis untuk tidak membeli merek-merek Turki, maka saya menyerukan kepada bangsa saya di sini dan mulai sekarang: jangan perhatikan barang-barang berlabel Perancis, jangan beli barang-barang itu," tegas Erdogan dalam pidato di televisi pada Senin (26/10/2020). (kompas.com 27/10/2020 )

Usut punya usut, ternyata tak sekedar tentang perselisihan mengenai karikatur nabi, Turki dan Prancis sudah berbulan-bulan berselisih mengenai eksplorasi minyak dan gas oleh Turki di wilayah perairan yang diperebutkan di Laut Tengah. Dan dijadikanlah momentum penghinaan nabi untuk mengajak bersama-sama negeri muslim yang lain untuk memboikot produk Prancis. (news.detik.com 27/10/2020)

Jika dilihat dari fakta-fakta yang terjadi sesungguhnya umat Islam ini adalah umat yang besar namun minim sekali perlindungan dari dirinya sendiri. Penguasa negeri muslim pun sebenarnya mampu bersatu, namun untuk menyuarakan agar kembali pada Islam kenyataannya masih ada alasan lain dibalik penjagaannya terhadap Islam itu sendiri.

Kehidupan tanpa Islam hanya akan terus menerus menimbulkan kegaduhan yang demikian, penghinaan yang tidak ada habisnya dan konflik dimana-mana tanpa memuliakan ajaran Rasulullah yang mulia. Karena hari ini, Islam hanya sekedar simbol dan pemanis hidup bukan aturan utama untuk mengarungi rintangan kehidupan.

Kita harusnya segera sadar dengan hal ini, dengan menjadikan Islam sebagai aturan hidup dan diterapkan diseluruh dunia akan memberikan keberkahan serta penjagaan terhadap Islam.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (‘Terjemah Qur’an Surat Al ‘Araf ayat 96)

Wallohu’alam bi ash shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak