Muhammad Al-Fatih Layak Jadi Inspirasi



Oleh Mardina, S.Pd 

Bukan lah suatu hal yang baru, ketika islam disudutpandangkan kepada sebuah statement radikal, intoleran, bibit terorisme dan ungkapan lain yang tidak mendasar serta tidak bisa dipertanggugjawabkankan. Yang lebih menyedihkan lagi ketika ungkapan tersebut keluar dari lisan seseorang yang berKTP-kan seorag muslim/muslimah. Islam seolah-olah hanya diartikan sebuah symbol dan identitas yang tidak membekas sama sekali. 

Dalam sebuah artikel yang dirilis oleh viva.co.id (24/10/2020) “Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baru-baru ini membuah heboh jagat maya dengan mengeluarkan surat tentang instruksi membaca buku Muhammad Al Fatih 1435 karya Felix Y Siauw untuk meningkatkan minat literasi siswa. Surat bernomor 420/11.09.F DISDIK tertanggal 30 September 2020 itu ditujukan kepada seluruh Kepala Sekolah SMA/SMK se-provinsi Bangka Belitung yang ditandatangani Muhammad Soleh selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung. Dalam surat yang viral tersebut, diinstruksikan kepada siswa untuk membaca buku 'Muhammad Al Fatih 1453' penulis Felix Siauw. Selanjutnya, siswa diminta merangkum isi buku tersebut dengan gaya bahasa masing-masing peserta didik. Hasil dari rangkuman buku tersebut dikumpulkan di sekolah masing-masing, kemudian pihak sekolah melaporkannya ke cabang Dinas Pendidikan Provinsi Babel dan selanjutnya cabang dinas melaporkannya ke Dinas Pendidikan Pemprov Babel. Namun, baru sehari surat instruksi tersebut viral di media sosial, langsung diklarifikasi Dinas Pendidikan terkait. Melalui akun Twitter Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat, 2 Oktober 2020, merilis pembatalan surat instruksi sebelumnya.“

Sekali lagi jangan heran ketika kita dihadapkan kepada hal diatas tersebut, karena sesuatu yang menyampaikan tentang sebuah kegemilangan islam pasti akan dihalang-halangi keberadaannya untuk sekedar diketahui terlebih untuk dijadikan inspirasi. Sosok seorang Muhammad Al Fatih 1453, dulunya memang tidak begitu seviral sekarang, karena namanya memang sengaja dikuburkan sedalam-dalamnya dalam ingatan kaum muslimin. Usia yang sangat muda yaitu umur 21 tahun sudah mampu menjadi pemimpin pasukan terbesar saat itu, satu-satunya orang yang tidak pernah meninggalkan sholat Sunnah tahajud diantara pasukan yang lainya terlebih sholat sunah lainnya termasuk sholat wajib selalu dilaksanakannya semenjak baligh, menjadi imam sholat Jum’at terbesar sebelum terjadinya penaklukan sebuah kota yang dijanjikan akan ditaklukan oleh kaum muslimin.  Yang lebih fantastis dari itu adalah ia mampu membuktikan bisyarah yang diucapkan oleh Nabi Muhammad Saw tentang penaklukan kota Heraklius (konstantinopel). Rasulullah SAW bersabda“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad bin Hanval Al Musnad).

Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat. ''Ya Rasul, mana yang lebih dahulu jatuh ke tangan kaum Muslimin, Konstantinopel atau Romawi?'' Nabi menjawab,''Kota Heraklius (Konstantinopel). (HR Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim).

Menjelang waktu Ashar pada 29 Mei 1453, atau tujuh abad kemudian, ramalan Nabi terbukti. Dengan kekuatan tak kurang 100 ribu pasukan, pasukan kekalifahan Utsmani dibawah komando Mehmed II, dikenal dengan panggilan Muhamad Al-Fatih, berhasil menaklukkan jantung peradaban Kristen terbesar saat itu. Mirip Tembok Besar di China, kota Konstantinopel dinaungi benteng yang terbentang sejauh total 20 kilometer guna menghindari serangan musuh. Serangan pasukan Al-Fatih sudah dimulai sejak 6 April atau lebih dari sebulan sebelumnya tanpa hasil memuaskan. Tak mudah menundukkan Konstantinopel. Upaya penaklukan bahkan sudah dilakukan sejak tahun 44 Hijriah pada era Muawiyah bin Abu Sofyan.

Muhammad Al Fatih adalah sosok fenomenal yang memerintah Islam di masa Khilafah Utsmaniyah. Kisah heroiknya menaklukkan Konstantinopel dikenal seantero dunia, ditambah kejeniusan meracik strategi perang. Benar-benar menginspirasi, bahkan membelalakkan mata. Pemuda yang juga dikenal sebagai Sultan Muhammad II, hidup demi Islam dan mati dalam rangka menegakkan kalimat Allah. Penaklukan Konstantinopel merupakan hasil akumulatif dari kerja sama para ulama, fukaha, pemimpin, dan tentara di sepanjang masa. Kebangkitan Kekhilafahan Utsmaniyah pada masa Muhammad Al Fatih mencakup seluruh bidang, ilmiah, politik, ekonomi, informasi, dan militer. Hal itu membuktikan bagaimana negara islam mendidik generasi mudanya agar menjadi pemuda yang produktif dan jauh dari kata-kata alay, bucin, K-POP dan kata-kata yang hari ini melekat di diri pada pemuda saat ini.

Generasi Al-Fatih hanya akan muncul kembali jika adanya kesadaran dari kaum muslimin dan petinggi negara kaum muslimin yang memperhatikan para pemudanya. Namun hal itu hanya akan terjadi jika sistem yang ditegakkan adalah sistem yang bersumber dari islam yaitu Khilafah ‘Ala minhajin Nubuwwah yang menerapkan islam secara Kaffah. Wallahu’alam bishshawab.

 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak