Oleh : Novita Natalia
- Ibu Rumah Tangga dan pengiat Homeschooling di kota Bandung
Perceraian
nampaknya menjadi hal yang biasa bagi kehidupan berumah tangga. Namun menjadi
hal yang luar biasa jika hitungannya bertambah besar terutama saat pandemi
melanda. Dilansir dari media detiknews
bahwa selama pandemi terjadi lonjakan permohonan gugat cerai yang tinggi terutama
di 3 wilayah yaitu Provinsi Jawa Barat lalu disusul Semarang dan Surabaya (
detiknews, 28 Agustus 2020) . Kebanyakan gugatan cerai berasal dari pihak istri
dan beralasan karena tiadanya jaminan nafkah dari suami selama terjadi musibah Covid-19.
Selain tingginya
angka perceraian, kekerasan rumah tangga kepada perempuan dan anak juga ikut
meningkat. Hal itu disimpulkan dari hasil penelitian Komnas Perempuan sepanjang bulan April dan
Mei 2020. Penelitian yang berjudul " Kajian Dinamika Perubahan Di Dalam
Rumah Tangga Selama Covid-19 Di 34 Provinsi di Indonesia " itu
menyebutkan kekerasan yang terjadi umumnya adalah kekerasan ekonomi dan
psikologis. 15,3 % perempuan yang diteliti mengaku terkadang mendapatkan
kekerasan psikologis dan 3,5% menyatakan selalu mendapat tekanan psikologis
selama terjadinya pandemi. Untuk kekerasan ekonomi 10% dari perempuan yang
diteliti mengalami hal tsb (https://www.komnasperempuan.go.id/).
Tentunya bisa
kita pahami bahwa dengan penetapan Work And Study From Home telah
menggeser kondisi rumah tangga masyarakat di Indonesia. Hal tsb menambah beban
kerja ranah domestik bagi para ibu karena semua ada dan dilakukan dari rumah.
Belum lagi bertambahnya peran orangtua terutama ibu dalam melakukan pengajaran
jarak jauh yang tak ayal lagi menambah tumpukan stress tersendiri. Di ranah
ekonomi, jelas indonesia sedang mengalami resesi. Menurut Menkeu, resesi tahun
ini bisa menyentuh angka 0 atau bahkan minus 2 (https://m.cnnindonesia.com//).
Terpuruknya ekonomi Indonesia terutama paska penetapan PSBB di beberapa wilayah
dan kebijakan WFH menjadikan lesunya daya beli masyarakat, ketidakmampuan
perusahaan tuk mengaji karyawannya, bangkrutnya usaha kecil menengah dan
sulitnya pekerja yang menjual skill tenaga tuk menawarkan jasanya. Kesemuanya
menghantarkan pada ledakan pengangguran dan bertambahnya masyarakat miskin. Dan
tentu saja semua masalah ini akan terbawa pada kondisi rumah tangga masyarakat
Indonesia.
Sungguh tidak
mudah untuk menjalani hal tsb. Dan pastinya tiap rumahtangga dalam keadaan
seperti ini mampu diterpa badai masalah. Apakah itu masalah ekonomi atau
masalah ketidakharmonisan lainnya dalam rumah tangga Tentunya butuh bagi setiap pasangan tuk
menguatkan komitmen kebersamaan dalam menjalani biduk rumah tangga apalagi saat
kondisi sedang mengalami ketidakpastian seperti saat ini.
Bagi seorang
Muslim(ah) tentunya support terbaik kembali kepada keyakinan kita kepada
Allah SWT. Agama kita Islam mengajarkan tuk senantiasa menyerahkan urusan
kehidupan dunia dan akhirat kita kepada tuntunan Syariat. Ada beberapa hal yang
mampu menguatkan komitmen berumah tangga sesuai apa yang diperintahkan Allah
SWT. Penulis yang fakir ilmu ini menghimpunnya sbb :
a. Mengokohkan
dan menebalkan keyakinan , juga takwa kita kepada Allah SWT karena sebagaimana
yang dikatakan oleh Allah SWT dalam firmanNya bahwa bekal terbaik adalah
ketakwaan :
وَتَزَوَّدُوْا
فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Yang artinya :
“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!”- QS
al-Baqarah ayat 197.
Takwalah yang akan menguatkan kepasrahan
kita kepada Allah SWT, menyokong daya tahan kita saat ditimpa musibah apapun.
Takwa juga yang menjadikan kita pandai bersyukur dan selalu bersabar.
b. meyakinan dan menyemangati diri
kita bahwa tiap amal, pengorbanan dan peluh kita adalah ibadah yang bila
dijalankan dengan niat ikhlas dan sesuai syariatNya akan diganjar syurga oleh
Allah SWT. Termasuk ketika setiap pasangan suami istri menjalankan perannya
masing-masing dalam kehidupan. Karena goal tertinggi yang harus dicapai
dalam sebuah rumah tangga adalah melahirkan generasi yang cemerlang bukan
semata-mata membesarkan Ananda semata. Dan tujuan tadi jika dijalankan secara
ikhlas insyallah akan berbuah hingga ke syurga. Sebagaimana yang difirmankan
oleh Allah SWT dalam QS. Al-Ra'du ayat
22-23 yang berbunyi :
"Dan
orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan salat, dan
menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi
atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang
itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga Adn yang
mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari
bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk
ke tempat-tempat mereka dari semua pintu."
c. Terus menerus mencari ilmu yang bisa
menguatkan keimanan dan kemampuan kita sebagai pasangan dalam mengemban tugas mulia. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW yang berbunyi :
مَنْ
أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
Artinya:
“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu. Barangsiapa yang
menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa yang menginginkan
keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.”(HR. Bukhari dan Muslim).
d. Saling menguatkan antara pasangan
suami istri lewat nasihat dan ilmu yang bisa menguatkan satu dengan yang
lainnya. Saling mengokohkan syiar Islam sehingga tersebar kebaikan dan berkah
manfaat ilmu. Selaras dengan apa yang Allah maktubkan dalam firmanNya dalam QS
al-Asr yang artinya :
“Demi
masa,sungguh, manusia berada dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling
menasihati untuk kesabaran”.
Hal-hal diatas
mampu kita amalkan secara individu. Dengan harapan bahwa komitmen dan kekuatan
kita dalam rumah tangga semakin kokoh dalam gejolak badai saat ini. Hanya
kepada Allah SWT-lah kita meminta pertolongan dan kepadaNyalah kita meminta untuk
mengembalikan tegaknya Islam di antara kita. Sehingga kelak ada sebuah
kepemimpinan yang menjaga dan mengokohkan tiap bahtera rumah tangga dalam
mengarungi badai sekuat apapun. Karena tugas pemimpin hakikinya adalah
mengayomi dan melindungi. Sungguh kemenangan Islam itu dekat seperti apa yang
dijanjikan Allah SWT dalam QS an-Nur ayat 55 yang artinya :
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang
di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh,
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi
mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah
(keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap)
menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi
barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik”.
Allahu ‘alam biShawwab