Oleh : Aneu yuliani
Hati siapa akan membara, membakar kemungkaran dan ketidakadilan? Ketika melihat terlalu banyak fakta kemungkaran, kedzaliman, ketidak adilan yang begitu seolah telah menjadi hal yang lumrah, dida lam sistem kapitalis ini. Itulah semangat para mahasiswa, yang memiliki ghirah perjuangan membela kebenaran dari penindasan.Sayangnya, sikap heroik yang tersemat dalam diri mahasiswa tak dianggap sebagai aksi kepahlawanan. Tidak sedikit yang mendiskreditkan loyalitas mereka terhadap kaum tertindas. Bahkan sampai membuahkan ribuan ancaman.Apa yang terjadi saat ini adalah bukti kebenaran. Di saat ada kebijakan yang dinilai menzalimi rakyat, tentang pengesahan Omnibus Law, mahasiswa dengan darah panasnya menuntut keadilan. Peristiwa menyedihkan pun tak bisa terelakkan. Baku hantam dengan aparat keamanan. Tak sedikit pula yang akhirnya diamankan. Ada pula yang darahnya bercucuran.Sangat mengenaskan.
Aksi yang terjadi di Ibu Kota Jakarta, Semarang, Bandung, Banten, Surabaya, Makassar, Bekasi, Yogyakarta, Malang, hingga kemarin terjadi lagi di Jambi dan beberapa tempat lainnya.Kericuhan disertai perusakan fasilitas-fasilitas umum. Walaupun ada indikasi pihak lain yang sengaja membakar dan merusaknya, tetap tak bisa dipungkiri bahwa aksi mahasiswa yang menolak Omnibus Law tidak berjalan aman-aman saja. (kompas.com, 8/10/20)
Mahasiswa sebagai Motor Perubahan, mahasiswa dididik untuk peduli dengan lingkungannya. Mereka dibekali idealisme yang tinggi. Tak mengherankan mereka berani turun ke jalan demi memperjuangkan sebuah kebenaran. Sayangnya, semua itu tak bernilai bagi sebagian orang. Dalam kondisi aksi di mana-mana, ancaman demi ancaman datang silih berganti. Ancaman yang siap menodong mereka yang ikut dalam aksi tolak Omnibus Law.Namun, ada sebuah pertanyaan yang selalu terlintas dalam benak ini. Mengapa setiap mahasiswa bergerak, selalu ada pertumpahan darah? Mengapa pengorbanan mereka tak kunjung pada perubahan yang signifikan?
Pengaruh Sistem
Sistem memiliki kemampuan secara sistematis mencetak, menjaga, dan memelihara kondisi tertentu. Termasuk mencetak individu dan menjaganya. Kualitas mahasiswa juga tergantung dari bagaimana sistem mencetaknya. Mulai dari keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat hingga kebijakan negara.Jika sistem yang ada berbau kapitalisme sekuler, maka pendidikan keluarga pun tak lepas dari pengaruh kapitalisme sekuler. Meski ada keluarga yang mendidik anaknya dan menjaga dari pengaruh sistem ini, mereka akan merasakan berat. Sebab, lingkungan dan kebijakan negara berlawanan dengan pemikiran mereka.Sistem kapitalis yang menjadikan materi sebagai tujuan hidup akan mendidik anak (mahasiswa) menjadi pragmatis. Sekularisme yang membuang agama dari kehidupan akan membentuk pemikiran mereka tak mau memakai aturan Tuhan. Hasilnya, jika secara fitrah hati mereka terpanggil atas ketidakadilan yang terjadi, maka cara dan solusi yang mereka tuntut hanya sebatas pragmatis juga.Baca juga: Setelah Demo UKT, Kapan Mahasiswa Berjuang untuk Kuliah Bebas Biaya?Tak heran jika saat aksi mereka mudah tersulut kemarahannya. Gharizah baqa lebih mendominasi. Mereka menuntut dikeluarkannya perpres untuk menghentikan Omnibus Law, menuntut reformasi kembali, atau memaki-maki dalam poster dengan bahasa yang tak ahsan. Semua itu terjadi karena pendidikan mereka selama ini mengajarkan demikian..Revolusi Sistem Menghantarkan pada KejayaanSebagaimana kita ketahui, sudah sejak dulu para penjajah menggenggam negeri ini. Belanda “berhasil” mendidik para pemuda kita memiliki pemikiran seperti mereka. Walaupun akhirnya kita merdeka, pemikiran kapitalis sekuler masih tertancap di benak hingga kini. Alhasil, seberapa banyak perubahan yang dilakukan, tak akan pernah berhasil jika sistem yang menaungi kita tetap sama: Kapitalisme sekuler.Jelaslah bagi kita, pendidikan di sistem kapitalis sekuler saat ini juga membentuk mahasiswa yang berjiwa kapitalis sekuler.
Islam Sebagai Solusi
Maka, untuk membentuk mahasiswa yang istimewa (berkepribadian Islam) kita membutuhkan sistem Islam.Islam pun memiliki sistem yang dapat membentuk seseorang berkepribadian istimewa. Dengan sistem pendidikan Islam yang mengedepankan keimanan kepada Allah, mampu menanamkan keimanan pada kaum pelajar. Mereka memiliki pemikiran Islam dan tingkah laku sesuai dengan Islam.
Tags
Politik