Direportase oleh : Shela Rahmadhani, S. Pt.
Jumat, 09 Oktober 2020 pukul 20.00 telah berlangsung acara tabligh akbar Ustadz Tengku Zulkarnaen (UTZ) di mesjid Nurul Iman Bandar Durian. Peserta yang hadir membanjiri mesjid hingga ke teras-teras mesjid. Pasalnya, UTZ adalah ulama karismatik yang dikenal hingga pelosok negeri dengan kelantangannya menyuarakan kebenaran dan membela islam.
Bandar Durian yang merupakan tempat acara adalah sebuah kampung lama (tua) yang terdapat di Labuhan Batu. Dimana tipikal masyarakatnya agak kasar (keras), beradat melayu batak, dan tinggi solidaritasnya.
Dakwah UTZ di Bandar Durian adalah dakwah yang kedua kalinya. Pada kesempatan kedua tersebut UTZ membahas hal yang berkaitan dengan insan yang bertakwa. UTZ banyak mengingatkan tentang kehidupan akhirat. Islamlah adalah satu-satunya jalan yang menyelamatkan manusia di akhirat. UTZ membahas hadist yang menceritakan penghuni neraka yang hatinya tidak hangus terbakar oleh api karena memiliki syahadat. Pada masa waktu pembalasan di neraka selesai, ia akan dimasukkan ke dalam surga sampai golongan terakhir yang dihatinya ada iman dan pernah melakukan kebaikan sebiji dzarrah (biji sawi).
Bagi orang yang bertakwa mereka masuk ke dalam surga tanpa diadili, sebaliknya orang kafir masuk ke dalam neraka tanpa diadili (alias langsung).
Tentu, UTZ tak lupa membahas takwa lewat dimensi ideologi dan politik. UTZ mengingatkan bahwa hari ini banyak sekali orang yang ingin merusak islam, bahkan menyandang status ulama, sehingga umat terjerumus ke neraka.Toleransi kebablasan, sholawatan di gereja, menyucapkan selamat kepada perayaan hari raya agama selain islam, hingga pelarangan kata kafir, merupakan peng-rusakan islam.
Demikian pula lahirnya RUU Haluan Ideologi Pancasila yang memuat pasal berketuhanan berkebudayaan.
Berketuhanan berkebudayaan menggeser berketuhanan yang seharusnya berlandaskan Al-Qur'an dan As-sunnah menjadi berlandaskan budaya. Tentu bahaya dan merusak islam.
Termasuk UU Omnibus juga turut disebut, sembari mengesalkan sikap penguasa yang justru mengunjungi bebek saat rakyat menuntut. UTZ menyampaikan pentingnya dakwah untuk menghentikan kedzaliman agar terwujud ketaqwaan masyarakat. Dan umat harus selalu bersama ulama membela kebenaran.
Ceramah berlangsung dengan berapi-api lagi mengguncang, diselingi gelak tawa jenaka penghangat suasana.
Acara dakwah yang memperjuangkan islam adalah konsekuensi iman yang berat. Pahalanya besar di sisi Allah. Rugi materi barang tentu. Acara UTZ pernah terlaksana di Bandar Durian Juni 2019 lalu. Patut diduga hal itu menguras peluh para pejuang acara. Pengorbanan yang berat itu mungkin meredupkan pejuang dakwah. Namun, datangnya UTZ kembali menjadi petanda bahwa dakwah dan perjuangan islam di Bandar Durian masih menyala. Selanjutnya, nyala dakwah itu adalah tanda nyala iman, insyaAllah.
Tags
Reportase