Oleh: Rayna nur safitri
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyatakan akan menggelar demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja di Istana Merdeka hari ini. BEM SI memperkirakan 5.000 mahasiswa akan turun aksi ke Istana. Pengusaha merespons langkah mahasiswa yang akan menggelar demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker). Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani, UU 'Sapu Jagat' ini dibuat untuk menciptakan lapangan kerja yang manfaatnya bisa dirasakan para mahasiswa.
Sementara mahasiswa setelah lulus tentu membutuhkan pekerjaan. Oleh karena itu dirinya heran bila mereka menentang UU Ciptaker. "Mahasiswa itu kan pencari kerja nantinya. Jadi ini kan kita lakukan untuk mereka juga gitu supaya lapangan pekerjaannya ada. Kok malah didemo. Jadi kadang-kadang kita juga nggak mengerti nih tujuannya apa kok bisa ada demo-demo mahasiswa seperti ini," kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (8/10/2020).
Rosan menjelaskan saat ini tingkat pengangguran di Indonesia masih jadi pekerjaan rumah. Ditambah setiap tahunnya ada penambahan pengangguran dari angkatan kerja baru yang salah satunya adalah lulusan perguruan tinggi. "Nah yang ingin saya garisbawahi kepada teman-teman mahasiswa adalah ini 2 sampai 2,4 juta lho angkatan kerja baru setiap tahunnya. Ini juga yang kita pikirkan, yang kita coba carikan solusinya dengan apa? Dengan mereka harus bekerja. Dengan mereka harus bekerja, kita harus apa? Ya harus ada perekonomian dan investasi itu bertambah dan makin berkembang, baik secara nasional maupun secara luar negeri," paparnya. Menurutnya, Indonesia juga masih membutuhkan penanaman modal asing (PMA) untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Sementara PMA di Indonesia masih relatif kecil dan tertinggal dibandingkan negara lain.
Pada sistem kapitalisme seperti saat ini terlihat jelas sangat banyak yang ingin terpilih menjadi seorang pemimpin, hingga berani memberikan janji-janji yang manis kepada masyarakat agar terpilih. Padahal, seperti pemilihan-pemilihan sebelumnya banyak janji-janji yang tidak dipenuhi oleh pemimpin yang sudah terpilih. Jangankan memenuhi janjinya, mendengarkan aspirasi rakyatnya saja enggan. Bahkan mereka membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat. Mereka seakan tidak memikirkan dampak kebijakan tersebut terhadap rakyat.
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan menggelar demonstrasi menolak Undang-Undang atau UU Cipta Kerja hari ini, Kamis, 8 Oktober 2020. Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Remy Hastian, mengatakan demonstrasi akan digelar pukul 10.00 WIB di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. “Seruan untuk seluruh mahasiswa di Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk mengikuti aksi nasional,” kata dia dalam keterangan tertulisnya hari ini. Demonstrasi juga akan mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu). Mahasiswa mengupayakan uji materi ke Mahkamah Konstitusi sebagai alternatif.
RUU Cipta Kerja resmi ditetapkan menjadi undang-undang dalam rapat paripurna DPR pada Senin lalu, 5 Oktober 2020. Pengesahan berlangsung di tengah berbagai kritik dan penolakan publik lantaran UU Cipta Kerja dianggap berpihak pada pengusaha, tetapi merugikan lingkungan dan buruh. Dihubungi sebelumnya, Koordinator Media BEM SI, Andi Khiyarullah mengatakan kemungkinan akan ada lebih dari 5.000 mahasiswa dari kurang lebih 300 kampus yang mengikuti aksi. Sejak Senin, 5 Oktober lalu Aliansi BEM SI telah melakukan konsolidasi nasional membahas situasi di wilayah masing-masing. Mereka juga membicarakan rencana setelah RUU Cipta Kerja disahkan menjadi undang-undang.
Konsolidasi melibatkan perwakilan mahasiswa dari berbagai wilayah. Mulai dari Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bali, dan Nusa Tenggara. Selain di depan Istana Negara, Andi mengatakan aksi juga akan berlangsung serentak di daerah masing-masing. Ia mengatakan aksi akan melebur dengan gerakan elemen masyarakat lain.
Pada hakikatnya menjadi pemuda dalam islam itu juga di contoh kan oleh rasulullah Saw ketika alquran surat almudatsir ayat 1 dan 2 turun yang artinya :" hai orang yang berselimut, bangun lah lalu berilah peringatan! " Rasulullah saw segera menghimpun orang orang di sekeliling beliau dan saat itu para pemuda di wakili oleh ali bin abi thalib, zubair bin awwam, sa'ad bin abi waqosh, ja'far bin abi thalib, abdullah bin ash, dan sebagainya mereka di tempa oleh rasullulag dengan aqliyah islamiyah sehingga cara berfikir mereka di tuntun oleh akidah islam juga mereka memiliki nafsiyah islamiyah yakni memiliko standar islam dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan.
Oleh karena itu pergerakan para pemuda saat itu sangat jelas yakni menerapkan syariah islam secara kaffah mengawal rasullulah untuk mendirikan negara baru di madinah. Mental mereka sekuat baja tahan banting dalam menghadapi kekejaman quraisy.
Demikian semestinya gerakan pemuda hari ini hanya fokus untuk menyelesaikan kasus demi kasus untuk mengganti personal pemimpin nya saja semestinya mereka fokus ke arah yang benar mengganti kebobrokan sistem ini dengan sistem islam agar perjuangan mereka tidak masuk A'min tidak berhenti tidak berhenti saat mereka mulai sibuk kemashlahatan dunia atau mendapatkan kursi di samping penguasa.
Wallahualam