Ketakutan Terhadap Kebangkitan Islam



Oleh : Idawati 

(Aktivis Dakwah & Member Akademi Menulis Kreatif)


Sadis, telah terjadi lagi tindak kejahatan terhadap ulama muslim yang pada akhirnya memunculkan kisah lama yang menyatakan bahwa pelaku adalah orang gila. Melihat keseluruhan kejadian tersebut, ini seperti sebuah rencana yang sangat mapan. Dalam artian tindak kejahatan ini nampak seperti sebuah kesengajaan.

Wakil ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyampaikan kecaman keras terhadap kejadian penusukan yang menimpa Syekh Ali Jaber. Zulhas, sapaannya, menilai tidak mungkin kejadian penusukan itu dilakukan oleh orang gila.

"Sangat mungkin ini kejadian terencana".

Syekh Ali Jaber menambahkan bahwa sebenarnya sasaran pembunuh itu adalah bukan menusuk lengannya. 

"Sebenarnya sasarannya leher, ada livenya di FB. Tangannya dari atas ke bawah, keras. Qadarullah dengan takdir Allah gerakkan tangan saya untuk melawan" sambungnya. (Hidayatullah.com,  13/09/2020)

Sedih bercampur marah, kejadian yang menimpa salah satu orang penting bagi umat Islam saat ini terlihat biasa-biasa saja dimata hukum. Pihak berwajib bahkan pemimpin negara ini, memandang hal ini tidak begitu penting untuk diusut, dimana tindak kejahatan terhadap salah satu ulama umat Islam yakni Syekh Ali Jaber sepertinya tidak diungkapkan secara adil dan jujur, bahkan tindak kejahatan ini sepertinya tidak diproses secara serius. Pelaku lagi-lagi divonis orang gila dan hanya sebatas itu tanpa adanya tindak lanjut pemeriksaan yang lebih serius lagi.

Sangat tidak masuk akal, orang gila berpenampilan sangat menarik, dan yang paling tidak masuk akal pelaku hanya fokus ke satu arah yakni Syekh Ali Jaber yang berada jauh di atas panggung dan melewati jamaah yang ramai begitu saja. Jika pelaku memang seseorang yang tidak waras / gila bisa saja Syekh Ali Jaber tidak terluka karena didepan panggung, samping kiri dan kanan sudah ada yang celaka terlebih dahulu akibat ulah pelaku tersebut. Namun kenyataannya tidak seperti yang kita fikirkan.

Jika pelaku memang orang gila mengapa tidak ada tindak lanjut untuk menangani pelaku termasuk tes kejiwaan beserta bukti hasil pemeriksaan yang harusnya mereka tampakkan. Jika memang pelaku orang gila, mengapa tidak ditahan dan dibawa ke tempat yang seharusnya. Karena pelaku adalah orang gila yang sangat berbahaya ingin mencelakai orang bahkan sampai ingin membunuh. Kesaksian tentang pelaku adalah orang gila sangatlah tidak memuaskan akal dan naluri bagi yang berfikir.

Namun tidaklah mengherankan ketika berita kejahatan terhadap ulama kali ini akan divonis sebagai orang gila. Karena kejadian ini adalah kejadian yang terulang kembali seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana kejahatan terhadap ulama pasti akan di vonis orang gila.

Berbeda ketika para pejabat yang tidak akan membahas tentang kebenaran Islam ditengah-tengah umat terutama dalam ranah politik. Tentu saja pelaku akan diusut tuntas dan pada akhirnya akan divonis sebagai teroris, sebagaimana kejadian penusukan yang dialami oleh Pak Wiranto beberapa tahun lalu. Pelaku tersebut divonis sebagai teroris, dan biasanya kata teroris selalu dikaitkan dengan Islam. Hal ini menunjukkan lagi-lagi Islam menjadi agama yang jahat dimata umat apalagi bagi mereka yang selalu membawa-bawa Islam dalam segi apapun baik itu dalam ranah politik dan lain sebagainya. Padahal teroris sejatinya bukanlah berasal dari agama Islam, karena Islam mengajarkan keadilab, kedamaian dan segala yang berbuah kebaikan. Itulah mengapa Islam disebut agama yang sempurna.

Ya, benar apa yang dikatakan Zulhas Wakil Ketua MPR RI sangat mungkin tindak kejahatan tersebut adalah kejadian yang terencana. Yakni tindak kejahatan tersebut sudah direncanakan dan bukan suatu kejahatan yang tidak disengaja.

Mungkinkah ini adalah salah satu taktik sebuah kelompok atau orang-orang yang mempunyai kepentingan khusus dan takut akan kebangkitan Islam sehingga merencanakan untuk menghapus pemuka-pemuka agama yang lurus agar tak menyebarluaskan Islam yang benar ditengah-tengah umat.

Umat Islam seharusnya merasa marah dan sedih ketika ulamanya mendapat perlakuan jahat yang mengancam nyawa dan tidak ditindak lanjuti. Bahkan kejadian tersebut bagaikan angin kencang seketika yang menghebohkan manusia dan kini sudah terhenti kembali yang juga membuat setiap manusia merasa tenang.

Itulah buah dari sistem demokrasi yakni hukum buatan manusia yang bersifat terbatas yang hanya akan menghasilkan kekecewaan dan kesengsaraan.

Di dalam Islam, nyawa seorang muslim sangat berharga terlebih lagi nyawa para ulama yang mendakwahkan kebenaran Islam agama dari Allah.

Dari Al-Barra' bin Azib r.a. Nabi Muhammad sallallahu'alaiwassalam bersabda :

"Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak". (H.R Nasai 3987, Tirmidzi 1455, dan dishahihkan Al-Albani).

Dalam Islam, nyawa umat muslim terutama para ulama senantiasa dilindungi. Islam akan menjerakan manusia untuk berbuat aniaya kepada orang lain seperti melukai, menyerang fisik, bahkan sampai membunuh jiwa. Islam akan menjaga setiap jiwa dari tindakan penganiayaan sesama. Hal ini merupakan penerapan dari firman Allah Ta'ala :

"Sesungguhnya siapa saja yang membunuh manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Siapa saja yang memelihara kahidupan seorang manusia, seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya." (TQS. al-Maidah [5] : 32).

Dengan begitu, darah dan jiwa manusia pun akan terjaga. Penjagaan ini hanya ada dalam kepemimpinan Islam yakni hanya mampu diterapkan oleh negara Khilafah Islamiyah yang menerapkan hukum dari Al-khaliq yang Maha Sempurna.


Wallahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak