Kegemilangan Islam dan Keniscayaan Islam Kaffah




Oleh Rifdatun Aliyah

Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baru-baru ini membuah heboh jagat maya dengan mengeluarkan surat tentang instruksi membaca buku Muhammad Al Fatih 1435 karya Felix Y Siauw untuk meningkatkan minat literasi siswa.
Namun, baru sehari surat instruksi tersebut viral di media sosial, langsung diklarifikasi Dinas Pendidikan terkait. Melalui akun Twitter Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat, 2 Oktober 2020, merilis pembatalan surat instruksi sebelumnya (viva.co.id/03/10/2020).

Sosok Muhammad Al Fatih Sang Penakluk Konstantinopel merupakan salah satu kisah heroik muslim dalam upaya menyebarkan dakwah Islam. Bukan hanya itu, penaklukan Konstantinopel juga menunjukkan kebenaran bisyarah (kabar gembira) Rasulullah saw. Namun di bumi pertiwi, sebagian orang menganggap tokoh muslim ini justru dianggap bagian dari bangsa asing yang tidak patut untuk dipelajari. 

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengkritik keluarnya instruksi dari Kepala Dinas Pendidikan Bangka Belitung Muhammad Soleh kepada para siswa SMA/SMK di Bangka Belitung untuk membaca buku tersebut. Basarah sebut penulis buku adalah tokoh organisasi yang dibubarkan pemerintah (republika.co.id/03/10/2020).

Sebagai seorang muslim, merupakan suatu kewajiban untuk meyakini setiap perkataan Nabi Muhammad saw melalui hadits yang shahih. Sudah sepatutnya pula muslim bangga atas kegemilangan Islam yang mampu memuliakan umat manusia. Sebab bagaimanapun juga dibalik kegemilangan tersebut ada sistem penerapan Islam yang baik didalam kehidupan bernegara.

Tak dapat dipungkiri bahwa tidak ada kemuliaan dan keberkahan hidup seorang muslim tanpa adanya pelaksanaan syariat Islam. Sedangkan syariat Islam hanya bisa diterapkan secara menyeluruh dengan adanya negara yang menerapkan yakni Daulah Islam. Daulah Islam inilah yang mampu mencetak generasi muslim untuk menjadi generasi yang tangguh. Generasi yang berkepribadian Islam dan berwawasan luas.

Adanya tokoh Muhammad Al Fatih merupakan salah satu gambaran atas keberhasilan sistem Islam dalam mecetak generasi tangguh tersebut. Sistem pemerintahan Khilafah telah mampu mengawal sistem pendidikan, sosial, ekonomi dan hukum sesuai dengan apa yang telah Allah swt perintahkan.  Dalam sistem pendidikan Islam, Khilafah menjadikan aqidah Islam sebagai landasan berpikir dalam aspek tsaqafah dan ilmu pengetahuan.

Dalam sistem pergaulan Islam, Khilafah memisahkan kehidupan laki-laki dan perempuan secara umum, mengedepankan akhlak mulia serta menghindari segala hal yang dapat menjadi celah bagi warga negara dalam bermaksiat kepada Allah swt. Sistem ekonomi dalam Khilafah juga menerapkan sistem ekonomi Islam.
 
Meniadakan sistem ribawi dan pasar non riil, mengelola harta dari pos-pos yang ditetapkan syariat Islam (seperti zakat, fa'i, jizyah) serta mengelola sumber daya alam negara untuk kemaslahatan umat. Sehingga Khilafah mampu menjamin pemenuhan kebutuhan hidup mendasar bagi seluruh warga negara.

Sistem hukum Islam yang diterapkan Khilafah yang bersifat tegas juga mampu menghapus dosa pelaku dan membuat jera serta mencegah warga lain untuk bermaksiat. Keimanan yang kokoh membuat umat Islam menjadi umat yang disegani umat lain.

Upaya kuat untuk mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru dunia, membuat kaum muslimin tak pernah gentar untuk melakukan menaklukan (futuhat) wilayah-wilayah yang belum mengenal Islam. Khilafah juga telah mampu menjadikan Islam sebagai sistem terbaik dalam sejarah peradaban hidup manusia yang mampu berdiri lebih dari 13 abad.

Oleh karena itu, tidaklah patut  kaum muslimin saat ini hanya menjadikan fakta sejarah kegemilangan Islam sebagai kisah masa lalu saja. Bahkan tidak sepatutnya pula masih ada muslim yang takut bahkan phobia terhadap Islam dan sejarah kegemilangannya.

Seharusnya kaum muslimin dapat menyakini dan membuktikan pula bahwa perintah menerapkan syariat Islam secara kaffah mampu ditegakkan didalam kehidupan saat ini.

Sudah saatnya kaum muslimin bangkit dari keterpurukan akibat penerapan sistem kapitalisme yang hanya menyengsarakan umat manusia. Sebab Allah swt berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri” (TQS. Ar-Ra'd:11).


Ilustrasi Zariya A Taleem

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak