Oleh: Adibatus Shohifah
(Aktivis Dakwah Remaja)
Sayup-sayup terdengar rencana pemerintah menjadikan Daerah Kalimantan sebagai penyangga ketahanan pangan ibu kota negara. Nampaknya sumber daya alam di tanah Kalimantan akan di gerus dan di peras secara perlahan demi keuntungan penguasa.
(maknanews.com, 29/09/2020)
Sebagaimana yang di ungkapkan oleh kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalsel, Ir Syamsir Rahman "Ini tentunya menjadi sebuah kebanggaan. Propinsi Kalimantan Selatan secara khusus ditugaskan oleh Menteri Pertanian menjadi menyangga ketahanan pangan ibu kota negara yang baru, yakni di Panajam-Kutai, di Kalimantan Timur". Ir Syamsir menjelaskan, sekarang posisi Kalsel dalam hal pangan berada di urutan 11 nasional, dan Kalsel sendiri merupakan pintu gerbang Ibu kota baru tersebut. “Karena itulah Menteri Pertanian menetapkan Kalsel sebagai salah satu penyangga ketahanan pangan ibu kota baru. Untuk itu kita (Kalsel) lebih meningkatkan produktivitas pertanian” ujarnya.
Rancangan pemindahan Ibu kota ke Kalimantan dan menjadikan daerah Kalimantan Selatan sebagai penyangga ketahanan IKN telah disusun pemerintah sedemikian rapi. Hal ini disambut dengan suka cita oleh para petinggi-petinggi di tanah Kalimantan. Berbagai upaya dilakukan untuk bisa mewujudkan posisi ini. Ha ini dilakukan dengan mengusahakan peningkatan kualitas di berbagai sektor.
Di lihat dari posisinya yang strategis, lahan luas yang masih kosong dan berbagai sumber kekayaan alam yang banyak tersedia di tanah Kalimantan membuat para pemilik modal tertarik menjadikan Kalimantan sebagai lahan untuk berinvestasi.
Nyatanya proyek yang dicanangkan oleh pemerintah ini tidak sesederhana yang telah di rencanakan. Tidak hanya perlu mempersiapkan kelayakan dari suatu tempat dan juga sumber daya manusianya saja, tetapi perlu didukung dengan kesiapan anggaran yang besar.
Hal ini membuka celah untuk menambah hutang yang akan memunculkan peluang masuknya para investor. Dampaknya membuka jalan baru bagi datangnya suatu masalah yang besar demi kekayaan para pemilik modal itu sendiri. Sedikit demi sedikit akan bermunculan benih-benih baru pembawa kesengsaraan bagi rakyat. Sumber daya alam akan di keruk habis lambat laun di tanah Kalimantan akan sedangkan kesejahteraan rakyat kian jauh dari pelupuk mata.
Tentu kita perlu bercermin kepada Ibu Kota Jakarta yang keadaannya tidak dapat dikatakan sebagai propinsi yang sejahtera melainkan sebaliknya. propinsi Jakarta telah di buat semeraut oleh kepemimpinan pemerintah sekarang. Dan sekarang pemerintah itu hanya akan mengatakan selamat tinggal kepada Kota Jakarta yang telah rusak akibat kebobrokan sistem dan ketamakan penguasanya. Kita telah melihat bukti nyata bagaimana lusuhnya Ibu Kota Jakarta sekarang yang hanya di berikan janji manis di awal tetapi nyatanya kepemimpinan itu tidak berhasil mewujudkan kesejahteraan bagi keadaan dan rakyatnyanya.
Sejatinya jika kepengurusan dalam ketatanegaraan ini terus di percayakan kepada sistem kepemimpinan demokrasi kapitalis maka keadaan negara tidak akan jauh dari kata kerusakan. Karena sistem demokrasi yang berasal dari manusia tidak akan mampu memberikan solusi tuntas yang menyeluruh terhadap problem umat. Sistem demokrasi hanya memberikan obat bius sebagai penahan rasa sakit yang bersifat sementara bukan memberikan obat penyembuh. Jika hal ini terus berlangsung maka hanya akan menjadi bom waktu yang terus berjalan dan tinggal menghitung mundur untuk kehancurannya.
Pengurusan hal yang besar seperti ketatanegaraan apalagi yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya, untuk mengatur seluruh umat haruslah disandarkan kepada hukum yang sempurna tanpa cacat, yang paham betul kebutuhan rakyatnya. Kepengurusan tersebut haruslah jatuh ketangan orang yang tepat. Dalam hal ini kita mempunyai hukum yang bersumber dari zat yang maha sempurna, yang didalamnya tidak terdapat cacat sedikitpun yaitu hukum yang datang dari Allah swt. Zat yang telah menciptakan manusia serta menurunkan pula seperangkat aturan untuk di jalankan dan di taati, agar dapat meraih kemenangan abadi.
Allah swt telah menurunkan Islam sebagai sebuah agama dan juga ideologi kompleks yang paham betul berbagai kepengurusan dalam ranah kehidupan bermasyarakat. Islam hadir sebagai jawaban dari kesengsaraan yang selama ini dirasakan oleh umat, kehadirannya dapat mewujudkan kegemilangan dan persatuan antar umat.
Agama Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai rahmatan lil alamin, seperti firman
Allah dalam Al-Qur'an " Tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta" (TQS al-Anbiya’ [21]: 107).
Di dalam Islam terdapat sistem kepemimpinan warisan dari Nabi Muhammad saw, yang keberhasilannya telah terwujud dan menjadi bukti nyata dalam goresan sejarah. Yakni kepemimpinan yang disebut sebagai khilafah yang berjalan di atas hukum-hukum Allah swt. Ketika manusia mengambil hukum yang datang dari Allah swt pastilah mereka akan mulia dengannya, sebaliknya jika mereka berpaling maka akan mendapat siksa yang pedih, sebagaimana firman Allah: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" (TQS al-a'raf :96).
Wallahu'alam bishawab