Jangan Takut Sejarah Islam




Oleh: Anis Siti Maryam
(Ibu Rumah Tangga)

Dilansir dari inews Babel.id (2/10/2020), kebijakan Disdik Babel mewajibkan siswa SMA membaca buku Felix Siauw langsung diprotes PWNU Babel. Protes itu dilayangkan melalui surat teguran ke Gubernur Babel Erzaldi Rosman Djohan. Ketua PWNU Babel, KH Jaafar Siddiq mengatakan, PWNU sudah mengirimkan surat ke Gubernur Babel untuk menindaklanjuti perihal surat Kepala Dinas Pendidikan terkait kewajiban membaca buku Felix Siauw tersebut. Dia mengatakan, kewajiban membaca buku karangan Felix Siaw dinilai memiliki agenda terselubung. 

Buku tersebut berjudul Muhammad Al fatih 1453, yang berisi tentang kisah heroik perjuangan pahlawan Islam. Protes terhadap wacana diwajibkan membaca buku itu karena dianggap buku tersebut karya pentolan ormas terlarang. Padahal dalam kondisi masyarakat hari ini, generasi muda muslim khususnya justru sangat membutuhkan motivasi dan gambaran dari para pahlawan Islam tentang perjuangan, pengorbanan dan kisah hidup mereka. 

Saat ini, generasi muda justru tenggelam dalam suasana hedonisme, apalagi di masa pandemi Covid-19, mereka akan rentan mengalami kegalauan karena mereka jauh dari rutinitas tatap muka bertemu dengan teman sebaya di sekolah, dan aktivitas di luar ruangan. Tentunya rasa jenuh dan bosan akan menghampiri. Tidak heran jika di masa pandemi ini, banyak yang menyalurkan kegalauannya pada hal yang negatif, seperti menggunakan narkoba.

Dilansir dari berbagai sumber, Jawa Barat termasuk wilayah dimana penggunaan narkoba meningkat saat pandemi.

Untuk itu, sebetulnya Kepala Dinas Pendidikan Babel, Muhammad Soleh menyatakan bahwa tujuan diwajibkannya membaca buku itu, bahwa di masa pandemi ini para siswa diberikan tugas untuk membaca guna meningkatkan kemampuan mereka. Cuma buku itu saja kita masukan karena melihat perjuangan Muhamamd Al Fatih yang sejak kecil sudah hafiz dan perjuangan dia merebut konstatinopel (Turki). 
Pada hakikatnya, justru tujuannya adalah baik bahkan sejatinya harus didukung oleh segenap elemen masyarakat. Karena dengan membaca buku tersebut, kita bisa mengenal lebih dalam sejarah kepahlawanan Islam, para pejuang agama Allah yaitu generasi muda yang patut menjadi panutan, seperti kisah Muhammad Al Fatih yang diusia 15 tahun sudah hafal Al-Qur'an, rajin beribadah, hingga tak pernah meninggalkan salat Tahajud, serta menjadi kesatria dan panglima perang yang membebaskan Konstantinopel di usianya yang masih belia yakni 21 tahun. Prestasinya yang besar telah memimpin negara di usia belia dan menyatukan berbagai suku bangsa dan agama.

Jangan takut mengenal, membaca dan menuliskan sejarah Islam. Justru kita harus mencintai sejarah Islam, dan meneladani para pahlawan Islam, menjadikannya suri tauladan dalam kehidupan kita, karena kehidupan mereka adalah kehidupan yang mencontoh tauladan agama ini, yakni Rasulullah saw., kehidupan yang diwarnai dengan penerapan syariah-Nya secara kafah dalam kehidupan.

Wallahu a'lam bishshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak