Oleh: Inge Oktavia Nordiani
(Praktisi pendidikan, Sumenep)
Dalam beningnya tetesan embun pagi
Tersirat sifat Rahman dan rahimMu
Penuh kesejukan dan kedamaian
Penuh ketenangan dan ketentraman
Betapa Arif dan bijaksana goresan alam yang mengajarkan pada kita tentang bagaimana sejuk, damai, tenang dan tentramnya UKHUWAH ISLAMIYAH
Sebuah konsep hidup yang indah
Yang disaat kebanyakan manusia lupa akan arti sebuah kepekaan
Akan nilai sebuah kepedulian
Disaat manusia cuek dengan urusan orang lain
Disaat manusia sering mengulang-ulang sebuah kaliamat "ah, itu bukan urusanmu, urusanku, urusanku, dosa, dosaku, urus saja dirimu sendiri".
Namun, Islam datang dengan segala bentuk kepedulian
Ajakan untuk tidak menghinggapi sifat individualistis
Wahai sahabat, mari kita mengingat
Bagaimana Rasulullah Saw, untuk Islam beliau berbuat
Yang awalnya adalah seorang terpandang
Namun dengan Islam yang beliau bawa
Membuatnya menjadi orang yang dihinakan, dicaci maki, dilempari kotoran hewan bahkan dijuluki sebagai seorang tukang sihir
Pemisah orangtua dengan anaknya
Suami dengan istrinya
Serta betapa beliau mengalami pemboikotan yang lama
Begitupula perjuangan jajaran para sahabat dan sahabiah
Kita lihat Sumayyah yang rela tertusuk tombak
Dan suaminya abu Yassir yang wafat dengan membawa Islam
Abu bakar yang mengorbankan harta bendanya demi memerdekakan budak-budak yang teraniaya oleh tuannya
Semua itu, karena adanya Islam yang mereka perjuangkan
Tidak cukupkah semua tauladan itu untuk kita ambil hikmah
Untuk saling mengerti karena kita satu tujuan
Untuk saling menjaga karena kita satu saudara
Untuk saling bersatu karena kita satu barisan
Sungguh betapa indahnya rajutan dakwah dalam jalinan ukhuwah Islamiyah
wahai sahabat,
Lalu bagaimanakah dengan kita?
Bisakah kita minimal mendekati sifat dan sikap mereka
Wahai sahabat, ingatkan aku bila tersesat karena kita jamaah kuat
Inilah jalan terpercaya