Drakor di Minati, Islam ditakuti?

Oleh: Novita Mayasari, S.Si

Saranghaeyo, Bogoshipo, Oppa Soon Joong Ki, Eonni Soon Hye Kyo, BlackPink, SuJu(Super Junior), Choi Siwon dan lain sebagainya, mungkin semua itu tidak asing lagi bagi drakor Lovers dan K-Pop Lovers. Ya, begitulah, miris melihat fenomena Korean Wave yang melanda negeri tercinta.

Betapa banyak generasi muda yang terkena virus Korean Wave ini. Bahkan tergila-gila dengan oppa-oppa yang katanya ganteng, cakep, kyut dan sebagainya. Mereka rela mengubah Life style mulai dari gaya rambut, pakaian, bahasa, lagu-lagu, gaya pacaran dan lain sebagainya. Tentu ini menambah deretan panjang masalah generasi muda saat ini. Seperti maraknya narkoba, tawuran antar sekolah, geng motor, aborsi, dan masih banyak lagi permasalahan generasi muda saat ini yang tidak kunjung selesai.

Harusnya keadaan karut marut yang menghantui generasi muda di dunia, khususnya di Indonesia saat ini diberikan perhatian yang besar dan solusi yang mumpuni oleh pemerintah. Namun sayang beribu sayang, alih-alih diberikan solusi yang berarti malah menambah sakit di hati.

Perkataan yang tidak mengenakan itu ternyata datang dari orang nomor dua di Indonesia, siapa lagi kalau bukan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.

"Maraknya budaya K-pop diharapkan juga dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri," kata Ma'ruf Amin dalam keterangannya untuk peringatan 100 tahun kedatangan orang Korea di Indonesia, sebagaimana dikutip dari tirto.id (Ahad 20/9/2020).

Beliau juga berharap tren Korean Pop atau K-Pop dapat mendorong munculnya kreativitas anak muda Indonesia. Ia berharap anak muda lebih giat mempromosikan budaya bangsa ke dunia internasional.

Sungguh miris memang anak negeri malah didorong untuk mencontoh korea dalam berkreatifitas. Padahal, kalau kita lihat fakta yang beredar dan berita yang sering muncul di jagat maya. Justru para pelaku industri Drakor dan K-Pop rentan mengalami kerusakan lifestyle seperti maraknya operasi plastik, keengganan untuk menikah, pergaulan bebas, bahkan  betapa banyak kasus bunuh diri yang terjadi dari kalangan pelaku industri Drakor dan K-Pop ini.

Apakah hal ini layak dijadikan panutan dan di contoh oleh generasi muda Indonesia yang notabennya beragama Islam? Sedangkan kita tahu bahwa sebagian besar warga Korsel tidak memeluk agama alias Atheis.

Sangatlah wajar Korean Wave ini tidak terbendung masuk di Indonesia. Karena saat ini Indonesia menganut sistem kapitalisme yang mengandung sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) dan liberalisme (kebebasan).
Ketika aturan yang dianut  jauh dari Islam wajar, budaya rusak dan merusak masuk dengan bebas. Budaya ini diikuti generasi muda tanpa ada filter sama sekali. Mana yang baik mana yang buruk tidak mampu dicerna lagi oleh generasi muda saat ini.

Padahal, Islam sangat melarang untuk mengikuti orang kafir (Tasyabbuh), sebagaimana
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031).

Dan dari 'Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا

“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi no. 2695. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini hasan).

Sudah sangat jelas, Islam melarang muslim untuk ikut-ikutan menyerupai gaya kaum kafir apalagi dijadikan sebagai inspirasi. Na'udzubillah.

Di lain sisi, generasi muda muslim di negeri ini, yang sedang berusaha taat kepada sang Pencipta dan mengikuti Sunah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam alias "Good Looking" di cap sebagai Radikal pembawa bahaya bagi Negeri, ditakuti bahkan terintimidasi.
Sungguh negeri yang karut marut.

Padahal Islam punya suri tauladan terbaik sepanjang masa, dialah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam. Rasul mampu mencetak generasi-generasi yang berakhlak mulia, tangguh, bertanggung jawab dan berkepribadian islam.

Tidak heran  generas-generasi selanjutnya sampai ke generasi Khilafah Ustmaniyah  yang mengikuti Rasul pun mengalami kegemilangan dalam peradaban. Yang bagi negara-negara luar dijadikan sebagai acuan dan panutan mereka.

Banyak kisah-kisah inspiratif dari Al-Qur’an, dari para ksatria muda(para sahabat Rasul) dan juga jejak-jejak dari ke Khilafahan yang bisa di jadikan panutan.

Sebut saja Muhammad Al Fatih Sang Penakluk Kota Konstantinopel, yang saat itu berusia 21 tahun. Pemuda yang mendapatkan gelar sebaik-baik pemimpin. Masya Allah.

Bukan hanya itu diusia yang sangat belia yakni 11 tahun beliau sudah menguasai bidang ketentaraan, sains, matematika dan enam bahasa. Bayangkan!

Tidak diragukan lagi, sudah seharusnya generasi muda muslim mengambil peran yakni, berani mengkampanyekan Islam Kafah go Internasional, menyampaikan semua ajaran Islam terutama khilafah tanpa malu-malu. Berani melawan aral melintang, tidak bergeming ketika dihadang. Kokoh bak Batu Karang ketika disapu ombak kebencian para musuh islam.

Sehingga Islam dijadikan sebagai Life Style Global. Yang dahulu selama berabad-abad lamanya terbukti telah mewujudkan Rahmatan Lil alamin. Allahuakbar!

Wallahu a’lam bishshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak