Demokrasi!!! Gila seperti waras, waras seperti gila



 

Oleh : Lestia Ningsih S.Pd

 

Penusukan terhadap syekh Ali jaber di Masjid Bandar Lampung yang dilakukan oleh orang tak dikenal (13/9/20) sebelum dijatuhi hukuman pelaku dinyatakan memiliki gangguan jiwa. Menyusul seorang imam Masjid di Pekanbaru, Riau juga mengalami hal serupa diduga pelaku juga terganggu kejiwaannya. Sebenarnya kasus seperti ini bukanlah yang pertama kalinya, kasus-kasus diskriminatif terhadap ulama sering terjadi di masa rezim ini dengan pelaku yang diidentifikasi memiliki gangguan kejiwaan yang akhirnya pelaku dilepaskan atau diringankan dari beban hukum.

 

Berbeda dengan kasus yang mengancam rezim seperti kasus mantan Menkopolhukam Wiranto yang ditusuk orang tidak dikenal, langsung saja dikatakan teroris, radikal, fundamentalis disebabkan pelaku memiliki atribut islam, tentu hal ini tidak adil. Ini bukan hal yang kebetulan namun seperti sebuah makar yang terencana dan terorganisir. Bagaimana mungkin orang yang terganggu kejiwaannya mampu menyasar pada ulama saja ?

 

Diskriminatif tidak hanya percobaan pembunuhan, ancaman nyawa, ancaman verbal, bahkan pidana penjara seperti Ustadz Abu Bakar Ba'asyir terjadi pada rezim penjunjung sistem demokrasi ini. Hal ini terjadi bukan karena mereka melanggar peraturan negara melainkan mereka getol menyiarkan islam. Menghalalkan segala cara untuk menjagal kebangkitan islam, sistem buatan manusia ini menggodok Undang-undang untuk mematahkan langkah pejuang islam seperti UU Perpu Ormas disahkan untuk mencabut hak berkelompok bagi partai manapun yang berani mengkritik penguasa, membuat kebijakan sertifikat penceramah, mengubah kurikulum sesuai dengan islam Nusantara dan mencap radikal bagi siapapun yang ngotot dalam memegang syariat islam. Demokrasi menawarkan kebebasan utopis, bukan rakyat sebagai pemegang kekuasaan seperti yang mereka katakan melainkan para elit Negara yang memiliki kepentingan karena kepentingan mereka adalah Tuhan dari setiap perbuatan. Bagi para pemilik kepentingan tentu islam adalah batu sandungan karena islam musuh dari kebatilan dan kelaliman maka tidak heran disistem Demokrasi ini yang gila seperti waras dan yang waras seperti orang gila.

 

Islam tidak hanya sekedar akidah dan spiritual semata namun termaksud sebuah sistem yang mengatur hubungan antar manusia dengan menjadikan Allah sebagai pengatur setiap amal perbuatan bukan berdasarkan kepentingan pribadi semata. Seperangkat aturan syariat islam adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk menerapkannya secara kaffah termaksud dalam menyiarkan islam kepada seluruh Bani manusia karena islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Penentang islam, Rasulullah dan para Ulama maka secara otomatis menjadi musuh Sang Khaliq yaitu Allah SWT.

" Barang siapa yang menjadi musuh Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail. Maka sesungguhnya Allah adalah orang-orang kafir". (Al Baqorah : 98) .

Hilangnya ancaman terhadap ulama, pelecehan terhadap islam, penindasan terhadap kaum muslim hanya bisa dengan diterapkannya islam secara kaffah dalam institusi negara yaitu Khilafah Islamiyah. Allahu Akbar...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak