Bunuh Diri: Gaya Hidup Masyarakat Sekuler



Oleh : Ummu Syam* 



Bulan Juni lalu, publik dikejutkan dengan kasus bunuh diri yang menimpa aktor Sushant Singh Rajput yang tewas dengan cara menggantungkan diri di langit-langit apartemennya. Seminggu sebelumnya, menejer Sushant juga diketahui bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 14 apartemennya.

Sebulan pasca bunuh dirinya Sushant Singh Rajput, aktor kawakan Sameer Sharma ditemukan tewas dengan tali melilit lehernya. Jauh sebelum Sushant dan Sameer bunuh diri, ada aktris Jiyah Khan yang juga bunuh diri dengan cara yang sama. (Intip Seleb, 7/8/2020)

Beralih dari Negeri Hindustan, di Negeri Patung Merlion berada, dilansir dari kanal Youtube BBC Indonesia pada 10 September 2020 lalu dipublikasikan sebuah gerakan "Please Stay" yang digagas para ibu yang kehilangan buah hatinya karena bunuh diri. Kasus bunuh diri pada anak di bawah umur menjadi perhatian khusus pemerintah Singapura.

Korea Selatan? Jangan ditanya lagi. Negeri Ginseng ini berada di urutan ke-10 negara dengan kasus bunuh diri terbanyak di dunia.

Menurut dr. Agung Kusumawardhani dari Departemen Psikiatri FK UI, seseorang bisa bunuh diri karena rasa putus asa. Bunuh diri juga sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan seperti depresi. Dalam kondisi depresi berat, seseorang acapkali bersikap pesimis, merasa hidup tak ada gunanya dan tidak mampu memikirkan jalan keluar untuk menyelesaikan masalahnya.


Depresi terjadi ketika seseorang merasakan beban hidup makin berat, sementara kemampuan menanggung beban makin kecil, maka risiko bunuh diri makin besar.

Beban hidup yang harus dihadapi oleh seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor luar. Seperti nepotisme, ekonomi, persaingan di dunia kerja, mengidap gangguan mental, perundungan, perceraian yang menyebabkan kurangnya perhatian dan kasih sayang dari keluarga, dan sebagainya sangat erat kaitannya dengan faktor luar dirinya.

Maraknya kasus bunuh diri di berbagai negara juga menjadi bukti akan kegagalan negara dalam menjaga kondisi kejiwaan masyarakatnya.

Sistem Kapitalisme yang memberikan kekuasaan kepada para pemilik modal untuk mengatur negara menyebabkan beban hidup di pundak masyarakat semakin berat. Dengan asas sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) sistem ini mengatur kehidupan. Sistem ini membuat masyarakat hidup dalam lingkaran hedonisme (bersenang-senang), melahirkan sikap individualis, sehingga antar manusia tidak memiliki rasa simpati dan empati, dan menjadikan materi menjadi tolak ukur untuk mengukur suatu kebahagiaan.

Sistem ini telah menghilangkan peran agama dalam mengatur kehidupan, padahal agama adalah benteng pertama lagi utama bagi umat manusia, menjadikannya pedoman hidup untuk mengarungi kehidupan ini.

Dalam kasus bunuh diri, Islam telah mengharamkan aktivitas tersebut. Aktivitas tersebut termasuk ke dalam dosa besar. Allah SWT mengingatkan hamba-hambaNya melalui firman-Nya di dalam QS. Annisa' (4) :
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allâh adalah Maha Penyayang kepadamu."


Maka, pendekatan secara spiritual bagi orang-orang yang sedang mengalami depresi adalah hal pertama yang harus dilakukan. Dengan dilakukan pendekatan secara spiritual diharapkan pikirannya akan terbuka sehingga orang tersebut menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya, bahwa segala perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun di akhirat.

Hal tersebutlah yang dilakukan oleh Daulah Khilafah untuk menjaga kejiwaan masyarakat. Dengan menjadikan syari'at Islam sebagai asas kehidupan, Khilafah mampu menjaga akidah, negara, keamanan, kekayaan, keturunan, kemuliaan, akal dan nyawa masyarakat. Syari'at Islam yang sempurna pun telah melahirkan masyarakat yang bertakwa dan mengantarkannya kepada kehidupan yang mulia.

Syari'at Islam yang berfungsi sebagai jawabir (penebus dosa) dan zawajir (pencegah dosa) telah mampu menekan angka kejahatan. Terbukti, dalam kurun waktu 200 tahun lamanya hanya ada dua kejahatan yang terjadi. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang benar telah membawa masyarakat kepada kesejahteraan hidup dan mampu melahirkan banyak intelektual dan ilmuwan. Karenanya Islam berjaya 14 abad lamanya. Kekuasaanya luas membentang dari Jazirah Arab, Eropa, Afrika sampai Asia Tenggara.

Kini, sudah saatnya umat mengambil Islam sebagai jalan hidup dan sistem hidup. Sudah saatnya umat meraih predikat umat terbaik yang dijanjikan oleh Allah SWT dalam firman-Nya,
"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah". (QS. Ali Imran (3) : 110)

Wallahu a'lam bish-shawab. [ ]


* (Aktivis Muslimah Majalengka)


Ilustrasi Design You Trust

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak